17 - Makan Malam

1.5K 185 74
                                    

Zayyan, Tiara, Nuca, dan Lyodra memulai rapat mereka. Hari ini hanya tentang pembagian kerja.

"Oke. Hari ini gue mau jelasin tentang program KTI yang kita pegang. Seperti yang kita tahu, tim akademik tidak hanya fokus pada kemampuan tim akademik saja, tetapi juga angkatan. Bagaimana cara kita membuat mereka tertarik sama KTI, olimpiade, dan lainnya yang berhubungan dengan akademik. Tantangan kita yang pertama, membangun minat siswa dalam ekskul ini dan tantangan yang kedua program ini masih baru. Jadi belum ada gambaran dari tahun sebelumnya."  Jelas Nuca.

"Bukannya program akademik udah terlaksana dari lama?" Tanya Zayyan.

"Iya. Tapi selama ini programnya belum memuat KTI, masih seputar olimpiade dan kegiatan pembelajaran tambahan untuk siswa."

"Kenapa ngga difokuskan dulu ke olimpiade dan soal-soal gitu, toh banyak dari kita semua juga belum mampu di bagian itu." Ucap Zayyan.

Sedikit tentang Zayyan, Zayyan adalah orang keras kepala yang selalu merasa paling benar, tegas, cerdas, to the point dan sangat terstruktur."

"Kalo bisa menjalankan keduanya kenapa ngga. Olimpiade akan di pegang sama teman-teman lainnya. Aku setuju KTI diperkenalkan sebagai program baru dari tim akademik. Ilmu yang kita peroleh secara teori bisa kita aplikasikan di kehidupan sehari-hari secara konkret lewat karya ilmiah, jadi bukan sekadar teori. Itu penting. Paling tidak kita mampu ngeyakinin kalo KTI itu juga penting." Jelas  Lyodra.

"Yakin lo bisa dua-duanya berjalan? Apa nanti ngga rebutan siswa?"

"Zay, aku yakin tiap orang punya kemampuan berbeda-beda, ada yang pintar teori tapi ngga bisa menuangkannya dalam tulisan, ada yang punya ide tapi terkendala di bagian teori pemecahan masalahnya, nah kita akan mempertemukan orang-orang itu buat saling melengkapi."

"Nah aku setuju sama Lyodra. Berarti kita bener-bener mulai dari awal?" Tanya Tiara.

"Yups, bener." Jawab Nuca.

"Okey. Menarik sih. Bisa dicoba" Zayyan terlihat mengerti maksud Lyodra.

"Sebelum gue lanjut ada pertanyaan lagi?" Tanya Nuca.

Mereka menggelengkan kepalanya.

"Oke. Bener apa kata Lyodra, program ini menarik sebenarnya. Selain kita memperkenalkan, kita juga belajar mengenai apa yang akan kita perkenalkan. Jadi gue harap kita bisa bekerja sama dengan baik. Oke langsung ke pembagian kerja ya."

"Oke."

"Zayyan dan Tiara, kalo kalian megang konsepan gimana? Tiara bantu menyesuaikan jadwal koordinasi sama Zayyan, sesuaikan konsepan sama media publikasi kita. Lo pinter desain kan?"

"Oke boleh . Ngga masalah."

"Ly, lo sama gue ngurus materi dan koordinasi. Kalo perlu nanti kita susun silabus satu semester ke depan. Lo udah pernah buat KTI kan?"

Lyodra bingung kenapa Nuca mengetahui kalau Lyodra sudah pernah membuat KTI sebelumnya. Mungkin Nuca hanya menebak pikirnya. Ia juga membayangkan dia dan Nuca akan membahas silabus bersama, pasti terasa canggung pikirnya. Tetapi Nuca memang terlihat sangat profesional, tidak memperlihatkan mereka sedang memiliki masalah.

"Ly?" Nuca kembali bertanya pada Lyodra yang terlihat melamun.

"Eh iya. Aku pernah buat."

"Oke. Satu lagi, gue mau kita fokus ya ke program ini. Gue ngga suka sama orang yang ngga profesional sama tugasnya." Tegas Nuca.

Ya, entah kenapa Lyodra merasa bahwa yang dimaksud Nuca itu ditegaskan pada dirinya. Sebenarnya ia tidak menyangka sekarang Nuca memiliki sifat yang tegas seperti ini. Dulu Nuca tidak terlalu mementingkan aturan, berbeda dengan sekarang, ia seperti terikat aturan, bahkan aturan kecil sekalipun.

Sekat(a)Rasa #1 Rasa Untuk LyodraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang