28 - Teka-Teki Hati

1.9K 220 91
                                    

"Katanya cinta harus diperjuangkan. Tetapi ada kalanya merelakan orang yang kita cintai juga merupakan salah satu bentuk perjuangan"

Sekat(a)Rasa

🍂

Masih jam tiga pagi. Lyodra melihat Keisya yang masih tertidur. Entahlah ancaman itu terus membuat Lyodra terjaga. Belum tidur sama sekali. Matanya tidak mengantuk sama sekali. Belum menguap sekalipun sedari tadi.

Suasana terasa mencekam untuknya sejak sore kemarin. Padahal seharusnya ia sudah terbiasa berada sendiri di rumah ini, bahkan malam ini ada Keisya yang menemaninya.

Menjauh dari Nuca dan keluarganya? Kenapa? Apa masalahnya? Siapa?

Selama ini yang memintanya untuk menjauhi Nuca dan keluarganya hanyalah Nuca.

Nuca? Apa mungkin Nuca yang ngelakuin ini? Ah ngga mungkin.

Nuca aku benar-benar takut. Kamu belum cerita sebenarnya ada apa. Aku takut. Menjauhi seperti apa yang dimaksud orang itu? Apakah menjauh seperti yang kamu minta dulu? Tapi aku takut bila orang itu benar-benar melukai keluargaku Nuc.

Lyodra melihat room chat peneror tadi dan masih centang satu. Melihatnya saja membuat Lyodra gemetar. Pertama kali dalam hidupnya ia di teror seperti ini ditambah lagi ia tidak mengerti maksud dari si peneror.

Apa pindah kelas atau bahkan pindah sekolah? Gumamnya.

Kalau perlu sampai seperti itu pasti akan sangat sulit. Untuk sekolah di sekolah yang sekarang saja ia harus tetap mempertahankan beasiswanya, ya, sangat bergantung pada beasiswa dan Kak Oliv. Tidak mungkin ia menceritakan ini semua pada orang lain, termasuk Kak Oliv. Bagaimana jika si pengirim paket itu benar-benar mengintainya.

Baru saja ia merasa menemukan setitik cahaya terang di kehidupannya, namun kini ia mendapat masalah yang bahkan harus ia atasi sendirian.

Seharian ini Lyodra lebih banyak diam.

"Ly, Kei, kalian kenapa sih hari ini? Kantin yuk temenin." Rengek Ainun.

Ainun manusia ter-tidak peka itu menarik tangan dua temannya itu.

"Yaudah iya Nun." Jawab Keisya gemas dengan tingkah Ainun dari tadi.

"Aku disini aja ya. Aku ngantuk" timpa Lyodra.

Keisya dan Ainun mengiyakan dan berjalan sambil bergandengan ke luar kelas.

Kini hanya ada Lyodra di kelas tertidur menenggelamkan wajahnya ke meja.

Sepertinya teror itu benar-benar mengganggunya. Wajahnya lesu karena tidak tidur semalaman.

Ia tidak menyadari seseorang sekarang berada di depannya.

"Ly?"

Lyodra mendongak perlahan.

"Nuca?"

"Kamu sakit?"

"Kurang tidur aja." Jawabnya tersenyum lesu.

"Kamu pucet banget Ly. Pulang aja ya istirahat."

"Ga Nuc."

"Ayo Ly."

"Apaan sih Nuc? Gpp kok orang sehat, cuma ngantuk aja."

Lyodra mencoba menegakkan badannya meyakinkan Nuca bahwa ia baik-baik saja.

"Hari ini ngga apel?"

"Apel apa?"

"Is itu loh Nuc, apel Tiara ke kelasnya."

Sekat(a)Rasa #1 Rasa Untuk LyodraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang