14 - Mencoba Menghilangkan Kenangan

1.7K 169 56
                                    

Hari ini hari minggu.
Kak Oliv meminta Lyodra untuk dirumah saja hari ini. Lyodra merasa kondisinya sudah lebih baik, hanya butuh sedikit istirahat.

Hari ini Lyodra ingin sekali makan ayam pete. Sudah lama ia tidak makan ayam pete kesukaannya itu. Mungkin ini akan menambah nafsu makan Lyodra. Dari kemarin malam Lyodra tidak selera makan.

Ia ingin keluar membelinya langsung sekalian mencari udara segar di pagi hari.
Matahari masih hangat. Menyilaukan matanya dengan ramah.

Ia mengambil HP dan membuka gpeta. Mencari tempat yang menjual ayam pete.

"Ngga jauh nih, cukup jalan kaki" gumamnya.

Ia bersiap ala kadarnya. Memakai sweater pink pastel dan topi yang senada.
Ia berjalan sendiri menikmati pagi. Mengamati apa saja yang ia temui di jalan. Ada yang lari pagi, ada yang bersepeda, dan lainnya.

Gpeta membawanya memasuki jalan yang lebih kecil. Ia mengikuti jalan itu. Benar saja warung ayam pete yang dicarinya berada di jalan itu. Dekat perumahan yang baru pertama kali dikunjunginya.

Setelah selesai membelinya, Lyodra langsung menuju rumah. Di tengah perjalanan ia melihat sekelompok orang seumurannya. Tetapi sepertinya mereka bukan orang baik terlihat dari cara berpakaian dan cara memandang mereka ke Lyodra yang masih cukup jauh. Mereka sedang berkumpul di pinggir jalan yang ingin dilewati Lyodra.

Lyodra memelankan langkahnya. Rasanya ragu. Ia mulai memperhatikan beberapa anak laki-laki itu. Ia terus merasa mereka memperhatikannya.

Lyodra segera melihat gpeta untuk mencari jalan lainnya. Ia belum menemukan jalan lainnya, tetapi ia sudah membalikkan badannya. Berjalan sambil melihat layar Hp nya memastikan menemukan jalan lainnya.

Ia terhenti menyadari seseorang berdiri di depannya.

"Kok balik?"

"Nuca? Kok?"
Lyodra menoleh ke belakang mengarahkan pandangan pada sekelompok orang itu.

Nuca paham Lyodra tidak berani melewati mereka.

"Sini."

Lyodra kaget saat Nuca menggenggam tangannya. Menariknya melewati sekumpulan orang tersebut.

Lyodra bukannya memikirkan ketakutannya tadi untuk melewati mereka. Pikirannya fokus pada Nuca yang masih menggenggam tangannya, berjalan di sampingnya.

Setelah agak jauh. Lyodra melepaskan tangannya.

"Makasih"
jawabnya singkat kemudian melanjutkan jalannya meninggalkan Nuca.

"Ly.." Nuca mengejar Lyodra yang belum terlalu jauh. Menahannya dengan memengang tangannya.

"Nuc lepas. Jangan pegang aku."

"Jangan keras kepala. Lo masih lemah. Pucat gini mukanya."

Nuca menatap Lyodra. Ia masih menggenggam erat tangan Lyodra. Menahan Lyodra yang berusaha pergi.

"Lain kali kalo pergi jangan sendiri kalo lagi gini."

Lyodra membalikkan badannya ke arah Nuca.

"Sendiri? Kenapa kalo sendiri? Apa peduli kamu? Sendiri udah lebih akrab sama aku dibanding kamu Nuc. Lepas ngga.."
Lyodra mencoba melepaskan tangannya dari Nuca.

"Ly...,-"

"Kenapa sikap kamu kekgini sih sama aku? Ha? Kamu anggap aku ini apa? Sahabat?Sahabat macam apa. Aku bukan orang yang bisa kamu perlakuin sesuai mood kamu Nuc. Kadang kamu cuek, kadang kamu perhatian, kadang kamu... kamu bukan Nuca yang aku kenal"

Sekat(a)Rasa #1 Rasa Untuk LyodraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang