24 - Perdebatan

1.8K 209 75
                                    

"Ly ayo masuk."

Lyodra masih ragu. Ia menatap Sam yang menunggunya. Sebenarnya ia sudah menolak Sam untuk ikut ke rumah Sam.

Lyodra mengingat kata-kata Nuca untuk menghindari keluarga Nuca. Tetapi di sisi lain Lyodra benar-benar ingin melihat keadaan Nuca secara langsung. Belum lagi Sam yang memohon agar Lyodra ikut.

Sebenarnya selain menjenguk Nuca, Sam ingin memperkenalkan Lyodra ke keluarganya. Lyodra jadi tidak enak hati untuk menolak Sam, apalagi ia pernah membatalkan acara makan malam dengan keluarga Sam sebelumnya.

"Sam aku...,-"

"Udah, masuk aja. Gugup ya?" Goda Sam.

Dari tadi Lyodra memang terlihat gelisah. Ya, benar dugaan Sam, Lyodra memang gugup akan bertemu dengan orangtua Sam, artinya akan bertemu ayah Nuca.

"Ih apasih Sam. Kenapa harus gugup."

"Kan mau ketemu calon mertua."

"Ngayal ya kamu. Kesini buat jenguk Nuca"

"Becanda ly. Tapi kalo beneran juga gpp."

"Yeee, ngarep banget bang."

"Yaudah. Makanya yuk. Tiara udah di rumah juga kok katanya."

"Tunggu Sam. Sebenarnya aku bingung...,-"

"Oh iya" Sam menepuk jidatnya.

"Ly aku lupa, aku belum ngasi tau kamu sesuatu. Kamu jangan heran ya kalo Nuca nanti agak gimana. Jadi Nuca itu sebenarnya saudara tiri aku, bukan sepupu aku kayak yang orang-orang tau. Tapi ngga ada yang tau selain aku dan Tiara. Tolong jangan kasitau siapa-siapa."

Lyodra tentu saja tidak kaget dengan pernyataan Sam. Ia sudah tau sebelumnya dari mulut Nuca sendiri. Saat ini yang membuat Lyodra bingung adalah cara menyikapi Sam dan perasaan khawatirnya akan bertemu keluarga Sam.

"Iya Sam. Aku ngga bakal ngasi tau siapapun."

Mereka memasuki rumah.

"Wah ada tamu toh, mau mbah bikinin apa? Mau makan?" Ucap mbah Tati menuju Sam dan Lyodra.

Lyodra melihat Mbah Tati yang sekarang sama-sama menatapnya kaget. Hatinya remuk. Apa yang harus ia lakukan. Ia mengingat betul wajah Mbah Tati. Ia juga bisa melihat Mbah Tati juga shock.

Mbah Tati tidak kalah kaget. Tetapi sepertinya ia tau bahwa Lyodra juga berusaha menutupi semuanya.

"Engga usah repot-repot Mbah. Lyodra udah makan."

"Lyodra tau aja biasanya Mbah Tati dipanggil Mbah. Udah cocok jadi bagian rumah ini, ya kan Mbah?" dengan nada becandanya.

Mbah Tati dan Lyodra saling menatap sebelum Lyodra menundukkan pandangannya.

"Mbah Tiara dimana? Tanya Sam.

"Ada di atas den."

"Nuca gimana?"

"Sudah enakan. Tapi belum selera makan katanya."

"Oh iya Mbah. Makasih ya. Sam sama Lyodra naik dulu"

Sam dan Lyodra menuju lantai dua.

"Ly aku ke kamar aku dulu ya. Kamu langsung nyusulin Tiara aja kalo ngga di balkon, mungkin di kamar Nuca."

Lyodra mengangguk. Ia menyiapkan dirinya untuk menghadapi respon Nuca nantinya. Aneh, ia takut pada hal yang sebenarnya tidak dipahaminya.

Ia hanya mengikuti kata-kata Nuca tanpa tau alasannya. Tapi kali ini rasanya ia benar-benar ingin mengetahui keadaan Nuca.

Sekat(a)Rasa #1 Rasa Untuk LyodraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang