"O MY GOD!!! Omaaaa! kenapa gak bangunin Livia!?" teriak Livia histeris karena jam menunjukan pukul 06.35.
Secepat mungkin Livia menyiapkan dirinya untuk kesekolah, mengingat ini adalah hari Senin. Yup! hari senin bel akan berbunyi lebih cepat daripada hari biasanya karna upacara.
"Oma, Livia berangkat Assalamualaikum!"
"Ndak sarapan dulu Liv?" tanya oma.
"Ntar aja Oma, buru buru."
"Ati ati! Waalaikumsalam" ucap Oma dengan menggelengkan kepala melihat tingkah cucunya.
Benar saja saat sampai disekolah bel sudah berbunyi 2 menit yang lalu, untung upacara belum dimulai.
"Hoshh...hoshh...guys tungguin gue!" pinta Livia pada teman temannya.
"Lo tumben telat Liv?" tanya Loli.
"A-ada deh pokoknya," ucap Livia tergesa gesa sembari menggeledah tasnya, entah apa yang ia cari.
"Mampus guyss! gue gak bawa jas," Ucap Livia panik.
"Eh bege! lo bisa kena damprat," ucap Teta.
"Trus gimana nasib gue?" rengek Livia.
"Nasiblah," ketus Teta.
Lalu mereka menuruni tangga menuju lapangan untuk upacara. Seperti biasa pengecekan seragam akan dilakukan oleh guru piket.
"Heh kamu!!" sentak pak Gio.
"Hehehe, saya pak?" tanya Livia membalikan badan menghadap pak Gio.
"Ya ampun Livia? Bapak kira siapa, kamu baris di depan menghadap ke barisan murid murid!" perintah Pak Gio.
"Pak saya lupa pak," elak Livia.
"Kamu ini anak osis harus kasih contoh yang baik dong,"
"Baik pak," ucap Livia lalu menuju ke depan bersamaan dengan murid lain yang seragamnya tidak lengkap.
Pidato dari pembina upacara mengalir saja walaupun sesekali menyindir Livia dan anak yang dihukum lainnya.
20 menit kemudian upacara telah usai, semua murid dan guru berhambur memasuki ruang masing masing, kecuali anak anak bendel ini."Untuk kalian! bapak kasih pilihan, lari keliling lapangan atau bersihin wc?" ucap Pak Gio.
"Lari pak," / " WC pak," ucap anak anak berbeda pendapat.
"Ya sudah sebagian bersihin WC Laki laki kalau yang milih keliling lapangan lakukan 15 kali!"
"Oke guys yang mau bersihin WC jadi pasukan gue!" teriak Livia.
Livia dan sebagian anak bergegas mengambil seperangkat alat kebersihan, dan menuju toilet laki laki. Dengan kompaknya mereka bisa menyelesaikan hukuman tersebut dengan cepat.
"Fyuhhh, selesai juga akhirnya," ucap Livia menghela nafas.
Setelah selesai anak anak kembali ke kelas masing masing dan mengikuti pelajaran seperti biasa.
Kringggg...Kringgggg...Kringgggg...
Denting bel pulang sudah berbunyi, Arsya dan teman temannya beranjak meninggalkan kelas.
"Gue ke toilet bentar," ucap Arsya.
"Kita tunggu di parkiran sya!" jawab Sam disambut anggukan Arsya.
Tak lama Arsya keluar dari toilet, saat kakinya ingin melangkah matanya menagkap sesuatu di lantai.
"Ceroboh!" ucap Arsya mengetahui benda itu milik siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love & Promise [On Going]
Teen FictionGak ngikutin Up nya nyesel loh, xixixi🔫 Cinta tidak memiliki maksud Cinta bukan sandiwara Cinta adalah rahasia antar waktu dan prahara. Prahara yang menuntut sebuah pilihan! Arsya memejamkan mata menahan amarah "GUE BUKAN BERLINDUNG DIBALIK KEBOHON...