Chapter 23

48 9 2
                                    

Karena masalah waktu yang super duper padat, author update BLP satu minggu sekali ya readers.

Semoga kalian setia menunggu, walau menunggu itu lama wkwkwk.

happy reading :)

Dengan langkah gontai Livia menyusuri jalan setapak, wajahnya sesekali masih mengukir senyum ketika mengingat bagaimana Arsya mengecupnya.

"AAAWWW!!! MAMAAA anakmu gila lama lama," celotehnya sendiri di tepi jalan.

"Ngecupnya udah sejam yang lalu, tapi deg degannya masih nyangkut sampe sekarang," ia mempercepat langkahnya sembari menari kecil.

Sesampainya di rumah, ia melihat koper di ruang tamu.

"Mirip koper mama," ia mendekati koper tersebut.

"Mama bukan ya? ngasih kejutan gue gitu?" monolognya.

Setelah dirasa itu benar benar koper mamanya dan berarti mamanya pulang, betapa bertambah gembiranya hati Livia hari ini.

"AAAWWWW MAMAA, CO CUIT BANGET CIIH PAKE KEJUTAN PULANG GAK BILANG BILANG, DOUBLE TRIPLE PLUS PLUS BAHAGI--"

"LIVIA BERISIK!!! INI BUKAN HUTAN!!" teriak Yana dari dalam kamar yang berniat istirahat karena lelah perjalanan.

"MAMA JANGAN TERIAK, INI BUKAN HUTAN," balas Livia hingga terdengar suara seperti botol air yang di lempar ke pintu, Livia diam sembari terkekeh kecil sedangkan Yana benar benar jengkel dengan anak ini.

***

Livia menuruni anak tangga menuju ruang makan, yang dimana sudah ada mamanya dan Omanya.

"Pagi ma," sapa Livia sembari mengambil apel dimeja dan mengunyahnya.

"Kalau makan itu duduk, kalo keselek siapa yang mau nongolin?" omel Yana.

Livia menghentikan gerakan mulutnya mengunyah apelnya, "Nongol? NOLONG MAA BUKAN NONGOL, ish!" kesal Livia.

"Livia, bisa diam tidak? sarapan dan cepat berangkat," sambar Oma yang langsung membuat Livia kicep dan memilih untuk sarapan.

Setelah sarapan dan berpamitan dengan Oma dan mama tak lupa meminta uang saku, Livia pun segera berangkat dengan menjemput Freya terlebih dahulu.

***

"Bos kamera lo bening banget anjir, cuantik banget gue," oceh Dino.

"Cantik kok bangga," ledek Samuel.

"HEH! bang Samuel yang ganteng tapi cuma seperempatnya gue, Dimana mana kalo cantik itu pasti bangga bego!!"

"Lo kan cowo bangsat!" emosi Sam memuncak.

"Lo yakin Dino cowo?" sambung Arsya.

"Sampe lebaran corona juga gue gak yakin sama dia," Sam memutar bola matanya.

"Bagus. Kalo lo percaya berarti lo sama bego nya kaya Dino," damage nya Arsya.

"Pahala gue banyak ya, punya temen yang mendzolimi diriku terus menerus," ucap Dino dengan gaya nya yang suka mendramatiskan keadaan.

"Lama lama gue bawa ke tukang ruqyah lo!" Sam melempar buku ke wajah Dino.

"Ngapain di ruqyah, setannya aja udah keluar," balas Dino.

"Setan di badan lo mah abadi, karna lo jarang mandi jadi betah!" sembur Sam.

"Dih! setannya kan lo berdua yang suka menghasutku, menghantuiku. Apalagi ini si bos, sering bikin mata gua dosa ngeliat dia so cuit cuitan sama bebeb Carlot sama Mbak Livia," oceh Dino.

Between Love & Promise [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang