Hola para readers yang cans...
Author lagi laper, jadi gak mau banyak ngemeng...jadi cuzz baca...
*
*
*
*
*
//Gak semua kata bercanda itu mengundang tawa!//***
"Bang ojek, hahaha," ucap Livia lalu masuk ke supermarket meninggalkan Arga yang hanya menggelengkan kepala dan beranjak pergi.
Satu demi satu barang dan bahan pesanan tante Jack didapat Livia dengan mudah, tinggal beberapa barang yang kurang.
"Stik es krim dimana sih?" tanya Livia pada dirinya sendiri.
Livia meneliti setiap rak di supermarket, hingga dirinya putus asa karena tidak berhasil menemukan stik es krim dan bertanya pada SPG supermarket saja.
"Mbak? stik eskrim sebelah mana ya?" tanya Livia.
"Rak hijau itu, di bagian paling atas," ucap mbaknya dengan menunjuk rak yang dimaksud.
Livia mengangguk paham dan segera menuju rak stik eskrim.
"Tinggi banget, gak ada galah apa?" monolog Livia. Livia mengedarkan pandangannya barang kali ada orang tinggi yang bisa membantunya mengambil stik eskrim.
Namun, Livia malah menangkap sosok yang tak asing baginya, setelah menyadari siapa orang itu, Livia segera menyembunyikan dirinya di balik sayur mayur.
"Jangan liat, jangan liat, plisss," ucap Livia berdoa. Hingga beberapa menit sepertinya situasi sudah aman, Livia mengintip dibalik sayur sayur itu.
"Selamet," lega Livia.
"Ngapain?" sapa seseorang menepuk pundak Livia.
"Aaaa... monyet jelek!!" jerit Livia terkejut.
"HEH! gue Sam!" ucap Samuel.
Livia membuka matanya, dan benar Sam lah yang berdiri didepannya. Livia celingukan mencari sosok yang hilang.
"Kak Satya mana? udah pergi? gak ada kan? aman kan?" tanya Livia.
"Kak Satya? mana gue tau. Yang gue tau lo kayak tersangka kabur dari penjara," celetuk Sam.
"Sembarangan kuping lo kalo ngomong!"
"Ha?" Sam memasang wajah cengo, ucapan seniornya ini sungguh tak masuk akal.
Livia berpikir sejenak dan teringat akan stik eskrim yang belum berhasil ia dapatkan, padahal ia harus segera pulang.
"Kebetulan lo disini, bantuin gue ambilin stik eskrim di rak paling atas tuh!" Livia menyeret lengan Sam.
"Minta tolong tapi kasar ih," decih Sam. Dengan mudah Sam bisa.menggapai stik eskrim tersebut dan menyerahkannya pada Livia.
"Thanks," ucap Livia.
"Makannya tumbuh tu--"
"Shuttt sssttt... udah! gue tau lo mau ngomong apa, gak penting," potong Livia.
Setelah semua pesanan tante Jack terkumpul, Livia segera menuju kasir dengan Samuel yang setia mengekor dibelakang Livia dan itu membuat Livia risih.
"Lo ngapain ngekor sama gue sih!?" tegur Livia.
"Mbak nya terlalu PD!" balas Sam.
"Terus lo ngapain?"
"Belanja, dan gue udah selesai dan gue mau bayar dan gue juga bayar di kasir nona!" ucap Sam geram.
Livia berusaha menyembunyikan malu.
"Oh," jawab Livia singkat.
Setelah selesai membayar, Livia keluar tak lama Sam juga keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love & Promise [On Going]
Teen FictionGak ngikutin Up nya nyesel loh, xixixi🔫 Cinta tidak memiliki maksud Cinta bukan sandiwara Cinta adalah rahasia antar waktu dan prahara. Prahara yang menuntut sebuah pilihan! Arsya memejamkan mata menahan amarah "GUE BUKAN BERLINDUNG DIBALIK KEBOHON...