Chapter 11

119 31 3
                                    

Welcome back readers

Seperti biasa tinggalkan bintang biar Author seneng ')

Vote dan kome kalian itu berharga banget yaa,, c'mon read,
*
*
*
*
*
*

Jika perasan itu sudah ku kubur, maka janganlah kau gali kembali, atau kau akan ikut terkubur.

                              *****

"Kak Satya!?" kaget Arsya dan Loli.

Freya dan Teta langsung berhambur mendekat ke Arsya dan Loli. Mereka terlihat bingung tak mengerti maksut Livia.

"Kan firasat gue bener," ucap Teta. ketiganya menoleh kearah Teta.

"Gue tuh ngerasa ada sesuatu pas tadi ketemu sama kak Satya di sekolah," lanjut Teta dan langsung mendapat jitakan dari Freya "Karna itu lo tadi nanya ke Livia soal kak Satya?" tanya Freya. Teta mengangguk.

"Ish udah tau ada firasat buruk, ngapain lo nanya nanya gitu sih ke Livia!" Loli memijat pelipisnya.

"Ribet kan jadinya!" sambung Freya lagi. Arsya tak bersuara, hatinya masih ikut sesak mengingat isakan Livia.

"Bukan waktunya debat!!" Arsya menginterupsi dan ketiganya langsung bungkam.

Arsya dengan cepat melangkah lebar, ia harus cepat cepat menemukan Livia sebelum sesuatu hal terjadi, entah siapa pun yang menyakiti Livia maka ia akan habis ditangannya, itulah kata hati Arsya.

Livia hanya meringkuk memeluk lututnya, selang 10 menit Satya sudah kembali dengan air mineral di tangannya.

"Haus sayang?" Satya tersenyum devil. "Kuu izinkan kau minum," Satya menyodorkan sebotol air. Namun, Livia melengos tak mau menerima.

"Ck, lo pikir gue bakal bunuh lo dengan racun?" Livia tak bergeming dan masih menyembunyikan wajahnya membuat Satya geram. Satya menarik dagu Livia.

"Nurut!! kalo lo gak mau mati disini!!" Sontak Livia mendongak dan meneguk air tersebut membuat senyum Satya melengkung sempurna.

"Kak..hiks.. biarin aku ke-luar kak." rengek Livia.

"Permintaan mudah, asal jauhi Arga!!"

"Tapi kak Arg--"

"Bilang ke dia kalo lo benci sama dia, bilang kalo waktu itu lo yang salah bukan gue..sampai Arga ngakuin kalo gue gak brengsek!!"

"Tapi lo emang brengsek kak!!!" Livia pun ikut meninggikan suara. Dan itu semakin memancing emosi Satya. Satya seperti saudara Arga, ya!! sahabatnya dari kecil dan persahabatannya benar benar hancur saat Livia ada ditengah mereka.

Ketiga sahabat Livia setia mengekor di belakang Arsya hingga mereka sampai di gang yang lumayan sepi, GPS menunjukan bahwa keberadaan Livia tak jauh dari sini.

"Sekitar sini Sya?" tanya Loli.

"Katanya gitu," jawab Arsya.

"Kata siapa?" tanya Teta.

"Google!" balas Arsya.

"Gue lagi serius Sya!" Teta emosi dengan jawaban Arsya, Teta yang lemot atau Arsya yang bego?

Arsya tak lagi menggubris Teta, ia terus mengikuti petunjuk arah dengan gerakan hati hati mereka mulai memasuki gang. Hingga petunjuk arah berhenti pada sebuah ruko kosong. Namun, tiba tiba GPS Livia mati. Tidak bisa dilacak. Sial!! umpat Arsya. Mereka pun meneliti setiap ruko yang berjajar di sana. Senyap. Tak ada tanda tanda apapun.

"Kayaknya gak ada disini deh sya." ucap Freya. "Iya deh." sambung Teta.

"Kita cari di tempat lain gimana?" Freya dan Teta mengangguki ucapan Loli.

Between Love & Promise [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang