WELCOME BACK READERS :)
THANKS BUAT KALIAN YANG MASIH BERKENAN NUNGGU BLP UPDATE, POKOKNYA AUTHOR NGUCAPIN BANYAK TERIMAKASIH BUAT KALIAN YANG SETIA 💕AND SORRY KALAU BUAT KALIAN NUNGGU LAMA :(
HAPPY READING READERS :)
Samuel dan Satya tersenyum penuh arti sembari berjabat tangan, setelah itu Satya pamit dan berlalu menuruni tangga atap dan meninggalkan sekolah. Entah apa yang mereka rencanakan, hanya tuhan dan mereka yang tahu.
***
"Arsya, lakukan tendangan maksimal," ucap Sabeum.
Arsya memasang kuda kuda menatap tajam kearah sabeum, mencari ancang ancang yang tepat untuk penyerangan.
"HIATJJJ.." satu tendangan Arsya layangkan kearah Sabeum.
"Jangan gunakan seluruh tenaga!" peringat Sabeum.
Arsya berlatih sungguh sungguh mengingan pertandingan besok. Setelah 15 menit berlatih ia beristirahat sembari meneguk air mineral. Tak sengaja matanya melihat siluet gadis yang tadi pagi marah marah di kantin.
Arsya berlari kecil menghampiri empat gadis tersebut.
"Ekhm," keempatnya menoleh kearah Arsya.
"Apa? mau pinjem Livia lagi?" ujar Teta.
"Betul," jawab Arsya.
Loli memutar bola matanya, "Lo tuh gak ada kerjaan lain apa, selain nyegat setiap kita pulang. Lagian lo tuh harusnya bareng sama CARLOTA! bukan LIVIA!" ucap Loli dengan tegas.
"Bukan urusan lo," balas Arsya yang benar benar membuat Loli naik darah.
"Udah! kalian apaan sih sepele aja diributin," Livia menengahi.
"Gue gedeg sama dia Liv," ucap Loli penuh penekanan.
"Gue juga!" ucap Freya dan Teta bersamaan.
"Yodahlah biarin aja, emang ni anak bawaannya gitu," ujar Livia. Lalu beralih menatap kearah Arsya. "Lo mau apa?" tanyanya pada Arsya.
"Lo lupa yang kita omongin di Cemara?" ucap Arsya sembari melipat tangannya didepan dada.
Livia nampak berpikir sejenak, yang ada dalam pikirannya sewaktu di Cemara adalah Arsya mengecupnya. Livia menggelengkan kepala mencoba menggali ingatan lainnya.
"OOH! kita hari ini mau ke dojang, Lo ada latihan buat pertandingan besok. Ya kan!? ucap Livia menggebu gebu.
"Gadis pintar," puji Arsya.
"IKUTT!" teriak Teta bersemangat.
Arsya menggeleng, "Dojang bukan tempat demo," sindir Arsya mengingat jika mereka berempat kumpul suaranya berpotensi merobohkan dojang.
"Lo nyindir kita? padahal yang lo bawa itulah biangkerok nya," ucap Freya sembari mengarahkan pandangannya kearah Livia.
Livia menunjuk dirinya sendiri, "Gue?" tanyanya dan ketiga sahabatnya pun mengangguk.
"Ribet!" ketus Arsya lalu menyeret Livia ke tempat latihan dengan lagi lagi meninggalkan ketiga sahabat Livia yang kini melambaikan tangan.
Sesampainya di dojang, waktu istirahat tinggal 5 menit. Mata Livia menelusuri area latihan, tidak terlalu ramai. Mungkin karena hanya murid yang masuk pertandingan besok yang latihan hari ini.
"Keren banget sih kalian, uuuh jadi pengen bisa bela diri," ucap Livia sembari bertepuk tangan kecil.
Arsya menolehkan kepalanya menatap gadis yang berperawakan mirip sekali dengan kekasihnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love & Promise [On Going]
Teen FictionGak ngikutin Up nya nyesel loh, xixixi🔫 Cinta tidak memiliki maksud Cinta bukan sandiwara Cinta adalah rahasia antar waktu dan prahara. Prahara yang menuntut sebuah pilihan! Arsya memejamkan mata menahan amarah "GUE BUKAN BERLINDUNG DIBALIK KEBOHON...