Chapter 20

97 16 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa do'a biar cepet dapet do'i kek Arsya :v
*
*
*

Hiruk pikuk kota jakarta mengusik gendang telinga Livia. Dengan lesu Livia terbangun dan mempersiapkan diri menuju tempatnya melepas segala keluh kesah, tempat meluapkan emosinya. Yap! sekolah.

"Lo kenapa Liv?" tanya Teta.

"Hah? emang gue kenapa? gue cantik? ngapain heran?" sahut Livia menutupi segala gejolak dalam dirinya.

"Kuping lo sembab," celetuk Loli.

"Yang sembab itu mata, goblok!" sembur Freya.

"Sayang! jangan ngomong kasar, A'a denger loh!" ucap laki laki yang sibuk bermain game dengan Alex. Kalian tau siapa? Yap! Galang.

"Sayang sayang! dengkul lo peyang!" Freya naik darah rasanya mendengar panggilan menjijikan dari Galang.

Livia mendaratkan bokongnya di kursi paling depan, tempat duduknya dengan Freya.

"Lo abis mewek ya?" desak Loli.

"Mewek? helloww! Livia? mewek? ga pernah lah, sorry," sombong Livia.

"Halah! enam tahun gue bareng sama lo udah gak bisa ngitung lo nangis berapa kali!" sambar Freya.

"Kak Satya gimana kabarnya yaa? pernah bikin Livia nangis gak sih gengs?" tanya Loli pada sahabatnya.

"Kok bahas kak Satya sih!" gerutu Livia.

"Uupss...sengaja!" balas Loli sembari memeletkan lidahnya.

Baiklah, ketika gadis gadis biangkerok ini mulai berulah, jangan tanyakan kondisi kelas seperti apa.

Lain halnya dengan kelas yang Arsya tempati, sepi. Walau masih ada beberapa suara tawa dari pojok, bukan demit! tapi segerombolan cewek yang lagi gosip.

Biangkerok datang...

"Selamat pagi anak anak!" sapa laki laki yang baru melangkahkan kaki ke kelas Arsya. Guru? bukan! itu Dino.

"Gak sudi gue punya bapak kayak lo!" celetuk salah satu temannya.

"Eh! lo kira gue sudi punya anak tampang kang cilok! lagian kasihan bini gue nanti kalo ngandung anak kaya lo!" cibir Dino.

"Bini? pacar punya?" celetuk Arsya.

"Punya! gue kedipin satu kali, nemplok semuanya."

"Cicek nemplok!" sahut Samuel.

"Awas kalian ya, gue senyumin pacar lo, runtuh semua perjuangan lo! bakal belok kearah gue, gue jamin!" Dino tak mau kalah.

"Temen temen! Al fatihah buat Dino!" celetuk Sam.

"Yasin buat lo!" sungut Dino sembari meninju perut Sam.

Beberapa menit kemudian bel tanda pelajaran dimulai pun sudah berdering, para guru pun mulai memasuki kelas dan menjalankan tugas negara yaitu mendidik anak bangsa.

Kring...kringg...kringgg

"Adel, temenin gue ke toilet yuk," rengek Carlota pada temannya.

"Gue belum kelar nyatet nih Car," tolak Adel yang masih serius menyalin tulisan di papan tulis ke bukunya.

Dengan kesal Carlota melangkah keluar dan menuju toilet, sesampainya disana salah jika kalian berpikir Carlot akan buang air. Nyatanya Carlota berdiri dengan anggunnya sembari menatap cermin besar di toilet lalu jemari lentiknya menyapukan benda lumer berwarna merah terang itu ke bibirnya. Tak lupa ia juga menyapukan bedak ke wajahnya.

Between Love & Promise [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang