tinnnn tinnnnnnn.....Suara klakson motor mengagetkan Livia yang mematung di tepi jalan menunggu kendaraan.
"Kak Arga?" tanya Livia.
"Oy...lo ngapain masih disini?"
"Emm... anu kak, itu ngerjain tugas" jawab Livia bohong.
"Nebeng gak?" tawar Arga.
"Ngrepotin gak?"
"Banget!" jawab Arga enteng.
"Ya-yaudah kak, gue nunggu ojek aja."
"Yaudah, palingan yang lewat ojek demit."
"Sembarangan tuh mulut!" Sarkas Livia dengan menjitak kepala Arga.
"Makannya gausah basa basi, buruan!"
"Lo manusia kan?" tanya Livia memastikan.
"Ponakannya demit! banyak nanya buruan!!" suruh Arga dengan menyalakan motor sport birunya.
Dari kejauhan, sepasang mata memperhatikan adegan tadi.
***
Kringgg...Kringgg..."Sya kantin gak lo?" tanya Dino.
"Gue ke perpus," jawab Arsya.
"Oke, kita duluan bro," ucap Sam dibalas anggukan Arsya.
Arsya meninggalkan kelas. Beranjak ke perpustakaan yang bisa dibilang sepi, kalau ramai namanya kantin. Arsya mengambil sebuah buku artikel dan membawanya ke meja baca.
Hawa perpus yang senyap membuatnya semakin terlelap.
Sebuah tempat gelap berasap, suasananya sepi, sangat sepi hanya ada seberkas cahaya yang menyerupai bayang bayang manusia, bayangan itu semakin mendekat dan akhirnya menampakan sesosok laki laki bertubuh tinggi, seumuran dengan Arsya.
"Leon?" tanya Arsya.
"Gue kangen."
"Lo kangen gue?"
"Bukanlah, gue kangen Carlot," ucap Leon dengan raut sendu di wajah pucatnya.
"Dia baik baik aja, lo tenang. Gue jaga dia"
"Sorry kalau gue nyusahin lo, gue pengen dikasih kesempatan lagi, gue pengen sama carlot, gue pengen dia tau perasaan gue," ucap Leon gemetar.
"Apasih yang bisa bikin lo tenang disana? gue udah ngelakuin mau lo, gue udah nepatin janji gue, kenapa lo masih gak tenang?"
"Gue pengen...GUE PENGEN CARLOT SAMA GUE!" ucap Leon dengan nada tinggi.
"Lo gila ha!? mau lo apa sih? lo sahabat gue, gue bakal bantu lo asal lo tenang disana, kita udah beda, lo sama carlot udah beda!"
"Gue tau... tapi gue gak bisa ngeliat gimana nanti carlota semisal dia udah tau semuanya!"
"Lo gak usah takut! sebisa mungkin gue jaga soal ini."
"Gue khawatir Sya, gue khawatir, dia satu satunya yang bikin gue jatuh cinta sya," rintih Leon diikuti cairan bening keluar dari pelupuk matanya.
***
"Nak!? nak Arsya?" panggil ibu penjaga perpus.
Arsya pun bangun dari tidurnya, napasnya belum teratur karena mimpi yang ia alami.
"Maaf bu saya ketiduran."
"Lain kali jangan tidur di perpustakaan ya, ada cctv nya."
"Iya bu," balas Arsya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love & Promise [On Going]
JugendliteraturGak ngikutin Up nya nyesel loh, xixixi🔫 Cinta tidak memiliki maksud Cinta bukan sandiwara Cinta adalah rahasia antar waktu dan prahara. Prahara yang menuntut sebuah pilihan! Arsya memejamkan mata menahan amarah "GUE BUKAN BERLINDUNG DIBALIK KEBOHON...