Chapter 8

149 38 12
                                    

Author come back niihhhhh,,, ga ada yang kangen ya??? ada yg kangen Arsya?wkwkwk😅😅 
sambil dengerin lagu..🔝
*
*
*
*
*
*
*
*
*

'Lah dia ngacir pulang duluan kali, kabur dari kak Arga sama si Permana' lanjut batin Arsya sembari mengangkat kedua bahunya.

Arsya berusaha acuh, namun seperti ada dorongan yang menyuruhnya mendekati pintu toilet itu.

"Kayak cewek nangis," gumam Arsya.
"Gue cek aja," lanjut Arsya.

Perlahan Arsya mendekati pintu toilet dan melebarkan telinga apakah pendengarannya salah atau tidak. Ia pun mengetuk pintu toilet tanpa ragu.

"Tok-tok-tok...Ada orang?" tanya Arsya.

Di dalam toilet Livia menatap pintu yang terdengar bergetar akibat gedoran seseorang.

"S-ssi-siapapun tolong gue hikss...," sahut Livia dengan duduk memeluk lututnya yang gemetar.

"Pintu lo kunci dari dalem?" tanya Arsya lagi. Tak ada sahutan dari Livia. "Lo minggir, gue dobrak pintu!" ucap Arsya.

Livia pun menggeser duduknya menjauhi pintu.
Brrrrakkkkkkkk...
suara dobrakan pintu terdengar keras.

"Lo? lo gak papa?" tanya Arsya lalu mengambil ponsel menyalakan senter.

Livia masih dalam isakannya menelungkupkan wajahnya.

"Kok bisa kekunci? lo tenang ya, cuma gini doang cengeng," ucap Arsya sembari mengambil tangan Livia dan diusapnya.

"Gu-guee gak tau," lirih Livia.
"Mamaa," ucap Livia Lirih.

'Gak sebanding pas lagi galak sama lagi nangis' cibir Arsya dalam hati.

"Oke, sekarang diem, gue disini," ucap Arsya mengelus bahu Livia berusaha menenangkan. Namun isakan Livia masih jelas terdengar.

Arga dan Permana yang baru saja keluar aula terkejut mendengar bantingan pintu yang sangat keras. Mereka berdua segera menuju sumber suara.

"LO APAIN LIVIA HAH?!?!" Pekik Arga yang tiba tiba datang.

Livia dan Arsya yang terkejut sontak mendongakkan wajah.

"JAWAB!!" Arga menarik kerah baju seragam Arsya.

Arsya tak bergeming, ia hanya fokus pada gadis didepannya yang masih ketakutan.

"BANGSATT!!!" Pekik Arga lalu melayangkan pukulan ke wajah Arsya.

Bugh...Bugh...duagggg...

Tak ada perlawanan dari Arsya sama sekali, sudut bibirnya terlihat mengeluarkan cairan merah, Arga seakan membabi buta. Arsya hanya tak mau kehilangan kendali jika ia melawan.

"Kakkk!" panggil Livia menarik baju Arga berharap menghentikan perkelahian.

"Kak Permen bantu!" Ucap Livia menyadarkan Permana yang masih syok dengan Arga yang tiba tiba tempramen.

Permana menarik lengan Arga "Ga!! jangan gila! Ga!!" ucap Permana.

"Kak Arga STOPP!!" Pekik Livia keras menarik lengan Arga, bukannya berhasil malah perut Livia terkena siku Arga. Hingga tubuh Livia terhuyung kebelakang.

"LIVIAA!!!" teriak Arga dan Permana bersamaan.

Arga pun tersadar dan berhenti memukuli Arsya lalu beralih menghampiri Livia.

"Sorry Vi, gue ga sengaja Vi," ucap Arga panik lalu menyampirkan jaketnya ketubuh Livia.

"Kak Permana, anterin gue pulang!" pinta Livia yang meringis menahan nyeri di perutnya.

Between Love & Promise [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang