lovelyn - 3

109 14 1
                                    

Senyuman pria itu terasa amat menyakitkan untuk hati Olyn. Ia menatap kedua orang tuanya bergantian, bapaknya mempersilahkan sang pria duduk sementaranya ibunya bergegas menyalami pria itu lalu kembali ke arah dapur untuk menyiapkan teh dan cemilan. Olyn ingin mengusir pria itu sekarang juga sesungguhnya, jika ia tahu bahwa pria itu lah yang merupakan tamu istimewa kedua orang tuanya ia pasti sudah menghentikan kedua orang tuanya untuk berbuat berlebihan begini.

"Olyn kamu kenapa jadi bengong aja. Ga kangen sama mas mu ini?" Pria itu kembali tersenyum, memamerkan lesung pipinya yang dalam.

Dia bilang kangen?

Olyn mendengus mengejek lebih kepada dirinya sendiri. Ingin rasanya menampar pria itu lalu menendang selangkangannya. Tapi apa yang bisa Olyn lakukan jika sebenarnya pria itu tidak pernah bersalah, hanya ia lah yang terlalu besar kepala.

"Kapan kamu pulang mas?" Olyn mengambil tempat di sebelah bapaknya, ia tidak sudi dekat-dekat dengan pria yang kini menyodorkan beberapa kantong oleh-oleh dari negeri singa.

"Tadi siang sampai terus langsung kangen masakan ibu mu jadi ya telepon mereka dan... i'm here" pria itu tersenyum mengoda pada ibu Olyn yang baru datang bersama dengan teh dan biskuit.

"Ibu udah masak banyak loh Gil." Ibu duduk di sebelah pria bernama Agil yang sudah di anggapnya seperti anak sendiri.

Agil, dia salah satu penghuni kos-kosan di sebelah rumah Olyn. Ibunya yang memang membuka warung nasi merupakan tempat dimana Agil selalu memuaskan perutnya. Olyn mengenalnya sepuluh tahun lalu, dan jatuh hati pada pria berlesung pipit itu. Dia cinta pertamanya sekaligus pria pertama yang membuatnya patah hati.

Olyn yang masih SMA dan Agil yang sudah kuliah sering membantu Olyn mengerjakan tugas ataupun sekedar bercanda bersama. Kebersamaan mereka tentu saja membuat Olyn jatuh pada yang namanya cinta. Olyn tidak pernah begitu sebelumnya sampai ia bertemu Agil dan memutuskan bahwa perasaannya telah terikat oleh pria itu. Bahkan karena Agil lah Olyn kuliah di jurusan dan kampus yang sama dengan pria itu. Olyn harap cintanya akan bersambut jika mereka semakin sering bersama.

Tapi Olyn salah, Agil justru jatuh hati pada Vera sahabatnya di kampus. Saat itu Olyn tidak berkata apa-apa selain mengucapkan selamat atas hubungan mereka dan tersenyum palsu. Karena setelahnya Olyn menangis semalaman dan selalu pilu setiap malam jika ingat perasaannya yang tak terbalas dan rasa cemburu jika melihat Agil dan Vera.

Agil tidak pernah tahu perasaan Olyn dan terus bersikap baik seperti biasa karena bagi Agil, gadis itu adalah adiknya. Olyn pun terus berpura-pura bahwa semua hal diantara mereka baik-baik saja. Meskipun dalam hatinya ia telah hancur berkeping-keping.

Lalu setelah lulus kuliah Agil pergi begitu saja ke singapore untuk bekerja dan memutuskan Vera. Sahabat Olyn itu meraung dalam pelukannya sambil berlinang air mata. Olyn jadi semakin terluka. Seharusnya ia memang tidak jatuh cinta pada Agil. Perasaan sakit itu membuat Olyn selalu tidak berani pada setiap kedekatan dengan pria lain, lalu hanya sekedar naksir dan kagum saja. Karena Olyn seperti trauma bahwa siapapun pria itu pasti akan mengabaikannya dan memilih wanita lain.

Sejauh ini Olyn kira pikirannya benar. Hubungan apapun dengan pria pasti berakhir kandas dengan sama mengenaskannya.

"Wah jadi ngerepotin ibu. Tapi makasih bu, saya seneng banget" Agil mengembangkan senyumnya lagi.

Ibu dan bapak Olyn jadi ikut tertawa senang. Hati Olyn seperti teriris, bukan karena ia masih memiliki perasaan pada Agil. Tapi karena orang tuanya masih mengira dirinya dan Agil sedekat dulu dan memiliki hubungan spesial lebih dari teman. Meskipun Olyn selalu bilang bahwa ia dan Agil tidak demikian tapi orang tuanya tidak pernah percaya. Mereka bilang kalau Olyn cocok dengan Agil, lagian Agil sudah putus sama Vera dan bisa saja sadar Olyn yang terbaik. Begitulah kata orang tuanya.

LoveLynWhere stories live. Discover now