lovelyn - 29 (End)

220 12 6
                                    

3 tahun kemudian

Sudah semingguan Olyn kembali ke rumahnya. Hari-harinya dipakai untuk mempersiapkan diri menyambut keluarga pria yang sudah berani melamar dirinya pada sang ayah sebulan yang lalu. Pria itu butuh waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan keyakinan dan keberaniannya meminang Olyn. Tapi Olyn tidak masalah dengan semua itu, segalanya bukan berdasarkan waktu lagi tapi proses didalamnya. Bagaimana caranya pria itu membuat Olyn memiliki keyakinan dan keberanian yang sama untuk menerima lamarannya lewat sang bapak.

Tiga tahun begitu banyak hal yang terjadi, perjuangannya melanjutkan kuliah yang ternyata tidak mudah. Ia yang tadinya tidak ingin merepotkan siapapun apalagi pria itu justru tidak mampu menolak uluran tangan pria itu yang menawarkan bantuan padanya. Pria itu tidak pernah mendesaknya agar Olyn menerima dirinya ataupun bantuannya. Ia hanya memberikan berbagai macam logika yang menurut Olyn masuk akal. Pendapat-pendapat yang pria itu utarakan akan permasalahan Olyn dan apa akibatnya jika Olyn tidak menerima bantuannya. Dia juga memberikan pilihan lain berupa saran untuk Olyn jika Olyn tetap bersikukuh menolak tawarannya. Dia tidak pernah memaksa. Karena pria itu tahu bahwa memaksakan kehendaknya pada Olyn yang belum siap menerimanya hanya akan menghancurkan lagi kepercayaan diantara mereka. Kepercayaan yang pernah dirusak dengan rasa kecewa yang Olyn miliki karena sebuah pengkhianatan, pengkhianatan yang dilakukan pria itu dulu.
Kesalahan terburuk dalam hidupnya, yang meskipun pria itu ingin menghapusnya tidak akan pernah bisa. Karena kesalahan tidak akan pernah bisa hilang semudah penghapus menghapus goresan pensil yang salah. Kesalahan dalam kehidupannya hanya bisa di perbaiki dengan tidak mengulangnya. Ia terus berusaha menjadi pria yang baik, yang pantas untuk wanita baik seperti Olyn. Ia terus menerus memantaskan dirinya agar ia dapat bersanding dengan wanita luar biasa seperti Olyn. Wanita yang rela memaafkan dirinya dan menerimanya kembali dalam hidupnya dengan tulus. Wanita pekerja keras dan kuat yang selalu membuatnya kagum dan salut. Ketulusan hati dan kekuatan Olyn yang mampu membuatnya jatuh cinta.

Cinta yang tidak lagi menyakiti siapa pun yang menerimanya ataupun memberinya. Cinta yang seimbang tanpa paksaan atau niatan buruk di dalamnya. Cinta yang hadir karena dia mencintai penciptanya lebih dulu daripada mahluk yang diciptakan. Cinta yang diam-diam tumbuh selama tiga tahun ini.

Olyn menatap dirinya yang kini sudah di dandani simpel oleh Angel. Wanita cantik yang kini sedang mengandung dan terlihat makin cantik itu tersenyum pada Olyn setelah melihat hasil pekerjaannya. Olyn pun malu-malu ikut menarik sudut bibirnya simpul.

"Cantik banget Lyn. Dia pasti seneng banget deh bisa nikah sama kamu."

"Amin ... semoga aja ya Gel. Kamu juga makin cantik nih sejak hamil." Olyn mengelus perut Angel. Pikirannya jadi membayangkan bahwa suatu hari nanti ia pun akan hamil, mengandung buah cintanya dengan pria yang sedang dalam perjalanan bersama keluarganya ke rumahnya.

"Setelah bertahun-tahun akhirnya aku hamil juga. Dan ... kamu akhirnya mau nikah juga. Semoga bisa sepakat tanggal yang baik ya Lyn." Angel berpindah untuk duduk di ranjang Olyn, mengelus perutnya kemudian terdiam.

"Kenapa Gel?" Olyn membalikan badannya menatap Angel yang tertunduk. Ketika semakin dekat Olyn dapat melihat bulir air mata Angel.

Olyn tahu bahwa Angel pasti setidaknya sedikit sakit hati dengan keputusan Olyn memilih pria itu. Olyn sudah bilang bahwa Angel tidak harus menemaninya dan datang hari ini, tapi Angel bersikeras bahwa ia ingin datang. Bagi Angel biar bagaimana pun Olyn tetap sahabatnya.

"Aku cuma ga nyangka kamu benar-benar pilih dia Lyn. I'm so happy for you Lyn. I really do ..." Angel mengusap air matanya, Olyn memeluk Angel dan berujar maaf beberapa kali. Ia sadar bahwa ia mungkin mengecewakan Angel. Tapi Ia juga bersyukur bahwa Angel mampu menerima keputusannya ini. Karena sahabat bukan harus memaksakan pendapatnya yang menurutnya baik tapi sahabat adalah yang mampu mendukung segala keputusan sahabatnya juga. "Aku cuma ga tahu harus apa lagi. Aku bahagia tapi sejujurnya aku juga masih ada sisi ga relanya. Dia ..." Angel tercekat ketika menyebut kata dia sebagai penganti pria yang pernah ia cintai itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 23, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LoveLynWhere stories live. Discover now