lovelyn - 5

103 16 0
                                    

Puji Tuhan banget Olyn dapat melewati minggu ini dengan nyawa masih terikat pada raganya. Sejak senin sampai jumat Irza pandai sekali membuat Olyn melompat kaget karena bentakannya dengan wajahnya yang super duper nyebelin. Senyum congkaknya Irza yang buat Olyn mau lemparin gelas kopinya ke muka bosnya itu. Irza seperti punya bakat alami untuk menyiksa siapapun demi mencapai tujuannya. Meskipun pada akhirnya segala pekerjaan berjalan dengan hasil yang baik tapi tetap saja Olyn hampir mati melewati minggu penuh perjuangan ini.

Jadi seharian ini Olyn cuma tiduran di depan tv sambil nonton drama yang seharusnya dia tonton tiap malam tapi jadi tidak sempat karena Irza selalu membuatnya lembur dan pulang dalam keadaan cape lalu hanya ingin tidur di kamar kosnya. Sekarang ia menikmati weekendnya di rumah bersama drama percintaan romantis yang tidak pernah di alaminya. Hidup itu tidak seindah drama, dimana gadis biasa saja akan bertemu dengan laki-laki tampan kaya raya yang jatuh cinta padanya dan membuat hidupnya jauh lebih baik.

Meskipun Olyn menyukai drama seperti itu tapi ia tidak berharap banyak memiliki kisah layaknya cinderella masa kini. Olyn cukup memiliki laki-laki yang mencintainya dengan tulus. Mencari laki-laki dengan satu syarat seperti itu saja, Olyn sampai detik ini belum menemukannya. Apa lagi punya syarat muluk-muluk. Siapa Olyn gitu loh.

"Kamu itu anak perawan kerjaannya seharian males-malesan terus sih Lyn." Ibunya sudah meletakan sebuah seprai bermerk cukup mahal dan kertas kado cantik berwarna merah marun.

Olyn melirik ibunya.
"Buat apa?"

"Kado pernikahan Mas Agil lah. Ayo di bungkusin" kemudian ibunya pergi meninggalkan Olyn.

Olyn mencebik kesal. Buat apa ibunya repot-repot kasih kado buat pria yang sudah buat anaknya patah hati. Olyn saja masih ragu mau datang ke pernikahan Agil atau tidak. Masalahnya disana ia akan bertemu dengan banyak teman-teman kuliahnya. Bertemu dengan sahabatnya yang sudah merebut Agil dengan mudahnya tanpa perlawanan dari Olyn. Terlalu menyakitkan sepertinya, sekali lagi menghadiri pernikahan pria yang mampu mencuri hatinya dulu.

Well... well... well...

Stop being melancholy Lyn.

Olyn membuka gulungan kertas kadonya dan mulai membungkus seprei cantik itu dengan keterampilan biasa saja. Serius Olyn tidak memiliki bakat dalam mempercantik kado. Apa lagi selama bungkus kado pikiran Olyn terpecah jadi dua dengan dramanya.

Selang dua episode yang Olyn tonton tidak lama kemudian ibunya kembali menghampiri Olyn yang masih asik meringkuk di atas karpet dengan cemilan di sebelahnya.

"Kamu kok masih nonton tv aja sih Lyn. Udah jam berapa ini, cepet mandi siap-siap" Ibunya langsung dengan sadisnya menekan tombol off pada remote.

Olyn membuka mulutnya lalu memutar bola matanya karena baru saja adegan yang sedang mengemaskan akan terjadi jika saja ibunya tidak brutal.
"Ibu kejam deh lagi seru juga. Main matiin aja." Meskipun Olyn sebal tapi ia tetap bangun dan menuju kamar mandi sambil menghentakan kakinya. Dari pagi dia juga belum mandi karena terlalu asik nonton. Ternyata hari ini ia harus menyentuh air juga. Padahal mau dateng ke pernikahan Agil dengan tanpa mandi aja tadinya.

Jorok, membuat pesta Agil jadi bau. Begitulah pikiran Olyn dengan rencana jahat yang tidak pernah ia wujudkan dan hanya berkeliaran di otaknya.

Tidak butuh waktu lama Olyn sudah rapi dan bersih, ia memakai kebaya sederhana berwarna pink muda yang terlihat lembut dengan kain songket berwarna campuran pink dan abu-abu. Olyn hanya memulas make up sederhana berupa bedak dan lipstik tipis. Rambutnya? Ia masih bingung harus melakukan apa dengan rambutnya.

Olyn berjalan ke kamar ibunya, melewati bapaknya yang sudah rapi dengan baju batik lengan panjang, celana bahan hitam dan sepatu kulit hitam. Gayanya pegawai negeri banget, dasar pensiunan pns.
"Buuuuuu..." panggil Olyn manja.

LoveLynWhere stories live. Discover now