lovelyn - 27

59 11 0
                                    

Kehidupan Olyn berjalan lancar tanpa ada masalah yang berarti, orang tuanya pun sudah tidak memaksanya dengan pertanyaan mengenai pasangan lagi. Sebagian besar waktu Olyn dipakai untuk membahagiakan kedua orang tuanya. Ia semakin sering berbincang-bincang santai dengan kedua orang tuanya, membicarakan hal apapun. Kadang kala mereka mengadakan makan malam diluar bersama. Olyn pun sudah mulai aktif mengikuti acara yang ada di lingkungan rumahnya. Semenjak Olyn membuka dirinya untuk mengenal banyak orang, ibu dan bapaknya sudah tidak banyak protes. Setidaknya Olyn sudah tidak lagi menghabiskan akhir pekannya di rumah saja dengan menonton drama korea.

Olyn yang sekarang sudah mulai banyak teman, meskipun dimulai dari teman-teman pengajian yang ada di dekat rumahnya. Tuhan adalah satu-satunya yang tidak akan pernah meninggalkannya dan menilainya hanya dalam satu sisi. Olyn mulai merasa nyaman menengelamkan dirinya dalam kehidupan yang lebih tenang.

"Olyn?" Suara Ibunya mengagetkan Olyn yang sedang mencoba memakai hijab. Olyn pun tersenyum malu-malu.

"Emang ada pengajian lagi?" Ibunya mendekatinya lalu berdiri disebelah Olyn yang sedang menatap meja riasnya.

Olyn menggeleng pelan. "Enggak kok Bu, cuma lagi coba jilbab baru aja. Aku mau pakai hijab seterusnya." Olyn tersenyum tipis melihat Ibunya yang tampak terkejut sekaligus senang.

"Serius Lyn? Ibu senang dengarnya. Kamu makin cantik pakai hijab." Ibunya mengelus kepala Olyn yang berbalut jilbab.

"Iya Bu. Tapi antar aku belanja ya, stok baju panjang aku kayanya belum banyak." Olyn menegadahkan kepalanya menatap ibunya langsung.

"Boleh dong. Udah lama juga kita ga belanja bareng kan?" Ibunya tertawa kecil.

"Hahaha iya juga ya. Sekalian beliin bapak sajadah baru. Kemarin dia ngomong sama aku kalau sajadahnya udah tipis." Olyn ikutan tertawa, lalu melepaskan kembali hijabnya dan meletakannya di gantungan khusus jilbab.

Olyn berjalan keatas ranjangnya kemudian terduduk disana, menatapi ibunya yang masih terlihat bahagia. Banyak jalan untuk membuat ibu bapaknya bahagia selain dengan menikah. Jika memang jodohnya telah dipersiapkan Olyn yakin bahwa nantinya akan datang kepadanya juga.

"Ada yang mau ibu bicarain?"

Mendengar pertanyaan Olyn, ibunya segera mengambil tempat disebelah putri satu-satunya itu. "Ibu hampir aja lupa Lyn. Ibu mau nyerahin ini." Sebuah amplop putih persegi panjang dengan logo yang Olyn kenal disodorkan ibunya. "Kemarin ini sampai, tapi ibu lupa terus mau kasih tau kamu. Jadi mumpung ibu inget nih."

Olyn mengerutkan keningnya.

"Kenapa Lyn? Kok kamu dapat surat dari Universitas ini? Ini bukannya di Surabaya ya Lyn?"

Olyn ingat betul, dari sekian banyak pendaftaran beasiswa yang ia ajukan, salah satunya adalah Universitas Negeri di Surabaya ini. Berbulan-bulan sudah berlalu, yang tadinya Olyn kira bahwa usahanya saat itu hanyalah sebagai uji coba-coba keberuntungan kini mendapatkan jawaban.

"Aku pernah ngajuin beasiswa Bu." Olyn berbisik pelan, dilihatnya lagi amplop putih tersebut.

"S2 Lyn? Sejauh ini?" Ibunya tampak bingung. Olyn hanya mengangguk.

"Ini belum tentu surat penerimaan bu, bisa aja surat penolakan." Olyn sendiri tidak yakin, seharusnya ia mengecek email pribadinya. Tapi Ia sedang banyak kerjaan dan kegiatan sehingga ia lupa dengan beasiswa coba-coba ini.

"Coba di buka Lyn." Ibunya menyarankan dengan sebuah anggukan kecil.

Olyn pun membuka surat itu tanpa perlahan. Ia hanya ingin segera memastikan. Meskipun tiba-tiba dadanya berdegup dengan cepat.

LoveLynWhere stories live. Discover now