lovelyn - 9

72 11 0
                                    

Kehidupan di kantor jadi lebih indah bagi Olyn. Sebenarnya pekerjaannya masih sama menumpuk dan Irza masih terus memarahinya atas apapun. Pria perfectionist itu masih bersikap menyebalkan meskipun saat di luar kantor ia begitu sok manis. Abaikan soal Irza dan segala ucapan gilanya, karena ada Ian yang lebih penting buat Olyn pikirkan. Mengingat Ian membuat Olyn senyum-senyum bahagia. Mengingat kembali betapa menyenangkannya hari minggu kemarin dan betapa manisnya Ian pagi ini memberikan sekotak susu dan sebungkus roti dengan memo kalimat mengemaskan.

Selamat pagi matahariku. Jangan lupa sarapan :)

Gombal? Iya biarin aja. Saat orang jatuh cinta kata-kata gombal sudah tidak terdengar menjijikan. Justru membuat dunia serasa lebih indah meskipun dalam keadaan sebaliknya.

"Keliatannya kamu sekarang senang kalau di marahin." Sindir Irza dengan terang-terangan sambil kembali menyerahkan pekerjaan Olyn yang sudah selesai ia periksa.

Olyn menarik kumpulan kertas itu dengan setengah cemberut. Suara Irza merusak fantasi menyenangkannya bersama Ian saja.

"Tunggu Lyn." Sergah Irza ketika Olyn baru saja berbalik.
"Apa kamu sudah memikirkan ucapan aku?"

Olyn berbalik menatap Irza pura-pura tidak mengerti.
"Apa yah pak?"

Irza mendesah sebentar sebelum menyusun kalimatnya.
"Soal memulai hubungan kita."

Olyn hampir saja tertawa terbahak-bahak melihat wajah Irza sekarang.
"Ini di kantor loh pak." Balas Olyn telak namun berusaha menyembunyikan wajah puas penuh kemenangannya bisa membalas sikap Irza yang menyebalkan.

Irza tersenyum kecut.
"Ya udah nanti kamu pulang sama saya. Kita bicarain masalah ini."

"Maaf pak, saya pulang sama Ian. Kita udah pacaran. Jadi semoga tidak ada pembahasan urusan pribadi lagi diantara kita." Tanpa menunggu reaksi Irza yang Olyn tahu pasti kaget, ia langsung pergi balik kembali ke kubikelnya.

Irza meremas pulpennya memandangi punggung Olyn yang menjauh.

Habis sudah.

Irza melempar pulpennya kesal kemudian menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Rasa lelah tiba-tiba menerjangnya, ia ingin berteriak meluapkan kekesalannya.

Kegagalannya.

Tapi tidak ada yang bisa ia lakukan selain menerima kenyataan bahwa Olyn menolaknya. Irza memijit tulang hidungnya, kepalanya pusing jika harus memikirkan rencana apa lagi yang harus dijalaninnya.

Ia mengetik sebuah pesan pada wanitanya.

Olyn menolak. Dia sudah punya pacar. Maafkan aku.

Meski Irza tahu ini bukanlah kesalahannya, tapi ia tetap merasa bersalah. Ia takut wanitanya akan kecewa, ia takut di jodohkan dengan wanita asing oleh ibunya.

Brengsek.

Irza berdiri, melempar pandangannya ke arah Olyn dan Ian yang beberapa meter berada jauh darinya. Kemudian berjalan menuju toilet untuk mencuci muka, menyegarkan pikirannya dan segala perasaan yang mengacaukannya.

☆☆☆

Angel hampir tersedak tulang ayam ketika Olyn mengungkapkan hubungannya dengan Ian. Wajah cantiknya langsung memerah begitu gelagapan mencari minuman. Setelah tenggorakannya lancar ia mendelik sebal melihat Olyn yang terkekeh menertawakannya.

"Serius lu pacaran sama si Ian?" Olyn mengangguk yakin menjawab pertanyaan Angel.

"Gue kira si Ian cuma main-main sama lu, abis selama ini deket tapi ga nembak-nembak." Ucapan Angel langsung di hadiahi pelototan Olyn.

LoveLynWhere stories live. Discover now