Seulgi terbangun dan berpindah tempat ke kamar mandi karena merasa badannya lengket dan harus mandi besar.
Selesai mandi ia sholat, lalu memakaikan Irene bathrobe dan membuatkan sarapan.
••
Irene bangun dari tidurnya ketika tidak merasakan Seulgi disampingnya.
Ia terdiam dan termenung tentang kejadian semalam. Akhlak Seulgi sudah hilang dimata Irene karena berani meninggalkannya setelah berbuat tak senonoh padanya. Padahal dia juga menikmatinya.
"Sudah bangun ternyata." ujar Seulgi masuk kedalam kamar membawa nampan berisi jus dibotol dan pancake banana.
"Hhhh."
"Maaf untuk semalam. Memang lebih banyak nafsunya tapi aku tidak bisa pindah perasaan ke orang lain."
Seulgi memotong pancakenya dan menyuapkan ke Irene.
"Aku ada kelas, bisakah kamu mengantarku?"
"Bukankah aku yang membawa mu kesini? Sudah menjadi tanggung jawabku membawamu kembali."
"Kenapa melakukan ini?"
"Aku tidak mau kamu pergi."
"Aku tidak kemana-mana."
"Supir itu membuat jarak kita semakin jauh." ucap Seulgi.
"Tapi noona, jika kamu ingin hubungan ini berakhir aku juga tidak apa. Kejadian buruk memang lebih sulit untuk dilupakan. Banyak yang menentang hubungan kita, tidak setuju dan membuatmu jauh dari sahabatmu."
"Apa kamu membuangku?"
"Tidak, eomma mu tidak setuju bukan dengan hubungan ini. Noona aku tahu kamu anak yang penurut dan baik ke orang tua. Jadi jangan marah atau kesal dengan orang tuamu karena memberimu kehidupan yang layak dan ini juga demi kebaikan mu."
"Bagaimana jika aku hamil?"
"Melakukannya sudah sangat dosa di agamaku, tapi lebih baik lagi jika aku bertanggung jawab."
"Aku tidak mau putus."
"Jinjja?"
"Hm, untuk apa kita putus."
Menurut Irene ini bukan waktu yang tepat untuk putus.
"Ya biar eomma mu tidak protektif sampai menyuruh supir menjadi bodyguard, jelek pula orangnya."
"Seul, kamu tidak boleh seperti itu."
"Ya... Yaa...."
••
Seulgi mengembalikan Irene ke tempatnya yaitu di kelas. Semalam karena Seulgi merobek sedikit baju Irene dan tidak mungkin Irene pakai lagi karena kemaren sudah memakai baju itu saat kuliah, alhasil dia memakai kemeja Seulgi.
Mungkin bagi Irene melakukan hal semalam itu sudah biasa tapi tidak bagi Seulgi yang langsung sholat jungkir balik agar melupakan hal itu dibenaknya.
Suho menemani Seulgi ke masjid didekat kampus karena kasihan sendirian.
"Sudah berbibadahnya?"
"Sudah, kau bisa bilang sholat."
"What?"
"Sholat!"
"What the hack is that?"
"Itu nama ibadahnya."
"Apa kau tidak capek?"
"Tidak."
"Aku saja yang melihat capek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Multi Shoot & Oneshoot [SEULRENE]
FanfictionRandom story about Seulrene and Don't Copy Paste this Story!!!! Copyright!!!. [Mature Content] Do not read this story if you under 18++. 🔞🔞