"Itu gak mungkin ci, bayi itu udah pasti mati"
Shani tersenyum sinis mendengar apa yang baru saja gracia katakan.
"Kalau begitu... Gak ada maaf buat kamu gracia" Ucap shani lalu men stater mobilnya dan meninggalkan kantor untuk mengantarkan gracia pulang ke rumah
Di sepanjang jalan pulang, gracia terlihat sedang memikirkan sesuatu. Sementara shani sibuk dengan kemudi nya, sambil sesekali melirik gracia dari kaca spion tengah.
Sesampainya shani dan gracia di rumah, shani langsung menarik paksa gracia keluar dari mobil dan membawa nya masuk ke dalam.
"Kok sepi, kemana anak-anak?"
"Mungkin mereka di kamar ci, tidur siang" Saut gracia
Shani lalu membawa gracia naik ke atas menuju kamar mereka. Dan sesampainya di atas, shani membuka satu persatu kamar kedua putri nya. Ternyata chika dan Christy memang sedang tidur siang.
"Sekarang kamu masuk!" Perintah shani pada gracia
"Iya nanti aku masuk, mending sekarang kamu balik ke kantor lagi. Aya nungguin kamu, kasian dia kamu tinggal cuma buat anter aku pulang" Kata gracia sambil tersenyum
Dan Shani terdiam mendengarnya, ia tau gracia berkata seperti itu karena cemburu ke aya.
"Kalo gitu aku masuk dulu" Gracia pun kini masuk ke dalam kamar, meninggalkan Shani yang masih berdiri di depan pintu
Maafin aku ge, aku sama sekali gak ada maksud buat kamu cemburu ke aya. Batin Shani
°°
Siang ini chika bersama ketiga temannya akan belajar kelompok di rumah. Dan tak lupa juga ada mira yang memaksa untuk ikut ke rumah chika.
"Nay, tadi lo dapet surat apa dari bu ikha? Kok keliatannya lo sedih banget pas dapet surat itu" Tanya Vivi ke anaya yang sejak tadi diam saja
"Bukan surat apa-apa kok, cuma surat buat orang tua aja" Jawabnya
"Surat buat orang tua? Kok kita-kita gak dapet ya??"
"Iya, kok kita gak dapet"
Chika yang tidak percaya diam-diam menggeledah isi tas milik anaya.
"Aku juga gak tau kenapa kalian gak dapet, yaudah aku ke toilet dulu ya"
Melihat anaya pergi ke toilet, chika buru-buru mencari surat yang tadi pagi anaya dapat dari wali kelas.
"Heh lo ngapain buka-buka tas orang tanpa ijin" Tegur mira ke chika
"Sssttt!! Gue penasaran sama surat yang tadi pagi anaya dapet" Kata chika
Vivi, oniel dan mira jadi ikut penasaran dengan surat yang anaya dapat dari wali kelas mereka.
"Ya ampun... ternyata dia udah nunggak bayaran uang sekolah 2 bulan" Kata chika, membuat ketiga nya kaget
"Duh kasian banget anaya, kita harus apa nih gaes?" Tanya oniel
Vivi dan mira menggelengkan kepala, tapi tidak dengan chika yang tiba-tiba saja memiliki ide.
"Gue punya ide, semoga ini bisa bantu anaya dan cukup jumlahnya"
"Emang ide loe apaan?" Tanya mira
"Pecahin celengan punya gue" Jawab chika, membuat ketiganya menatap tak percaya
"Lo nyelengin?? Buat apaan?? Udah jadi anak orang kaya buat apa juga lo nabung" Kata Vivi
"Gue nyelengin tuh karena belajar dari anaya yang super duper hemat banget. Dan ternyata ada manfaat nya kan gue nyelengin? Gue bisa pecahin itu celengan buat bantu anaya, keren kan??"
Ketiga nya mengangguk setuju
"Iya chik Iya keren, the best emang lo tuh" Puji oniel
"Iya dong, chika gitu lho"
Tak lama anaya kembali, dan chika buru-buru mengembalikan surat tadi ke dalam tas. Setelah itu mereka kembali melaniutkan kerja kelompok.
"Eh udah jam /3 nih, balik yuk!" Ajak anaya
"Bentar lagi deh nay, nanggung nih"
"Yaudah kalo gitu aku boleh pinjem hape kamu dulu gak vi buat chat ayah ku?"
"Boleh-boleh, nih pake"
Anaya mengambil handphone Vivi dan mengirimkan pesan untuk ayahnya.
"Nih vi udah, makasih ya"
"Sama-sama nay"
Tin.. Tin.. Tin..
Terdengar suara klakson mobil dari luar rumah chika
"Siapa tuh udah dijemput?" Tanya chika
"Kayanya itu nyokap gue deh" Kata oniel
"Oh lo udah dijemput"
"Heem, kalo gitu gue balik duluan ya gaes"
"Oke niel, Hati-hati ya"
"Sip!"
Setelah oniel, baru disusul oleh Vivi dan mira yang sama-sama dijemput. Lalu terakhir anaya, yang dijemput oleh ayahnya menggunakan motor.
"ini rumah temen kamu yang namanya chika itu?'
"Iya yah, gede kan? Kaya yang anaya ceritain ke ayah"
"Iya gede banget hehe, udah yuk pulang"
"Yuk!"
Anaya mulai naik ke atas motor, dan sepanjang jalan anaya bercerita tentang keluarga chika. Baru ia bercerita tentang surat penunggakan uang sekolahnya.
"Kalo ayah belum punya uang, kita bongkar celengan anaya aja gimana??" Mendengar hal itu, ayah anaya langsung menepikan motornya
"Jangan, kamu gak perlu lakuin itu nay. Ayah bakal cari uang pinjaman secepatnya, jadi kamu gak perlu bongkar celengan segala. Lagi pula celengan kamu itu kan mau dibelikan handphone"
"Tapi yah... "
"Udah kamu nurut aja apa kata ayah, jangan dibongkar oke?'
Anaya mengangguk
"Oke"
⏩⏩⏩