Part 31

3.3K 252 9
                                    


Sudah beberapa hari ini shani terheran-heran dengan gracia, istrinya. Bagaimana tidak, gracia yang lugu dan pemalu akhir-akhir ini bersikap aneh. Mulai dari sikapnya yang centil dan nakal kepada Shani. Sampai cara berpakaian sehari-hari gracia yang sebelumnya terlihat biasa saja dan sopan. Sekarang lebih terbuka dan begitu sexy. Membuat Shani agak sulit untuk mengontrol diri dan nafsunya. Karena sudah beberapa kali shani terpancing dengan keseksian gracia.

"Sayang, aku sama anak-anak berangkat dulu ya" Pamit shani pada gracia yang sedang merapikan meja makan

"Iya sayang, hati-hati ya kalian"

Shani mengangguk lalu mencium kening gracia sebelum benar-benar pergi. Begitu juga dengan ketiga putri mereka yang menyalami gracia secara bergantian.

"Bye mama" Ucap ketiga putri gracia dengan kompaknya sambil melambaikan tangan

"Bye sayang" Balas gracia

Shani dan ketiga putrinya pun kini sudah pergi meninggalkan gracia seorang diri di rumah.

"Mami" Panggil si bungsu yang duduk di jok samping shani

"Ya sayang kenapa?"

"Di kamar mami sama mama banyak nyamuk ya? Kok tadi adek perhatiin leher mama sama mami banyak tanda merah-merah nya gitu. Mama sama mami di gigitin nyamuk?"

Shani yang sedang fokus menyetir pun reflek langsung memegang lehernya sendiri setelah mendengar ucapan Christy.

"O-oh i-iya sayang, mami sama mama digigitin nyamuk" Balas shani agak gugup

"Emang AC di kamar mami sama mama rusak?"

Shani mengangguk, meskipun sebenarnya AC di kamarnya tidak lah benar-benar rusak. Itu hanya alasan shani saja supaya si bungsu tidak lagi bertanya yang aneh-aneh.

"Oh kalo gitu nanti malem mami sama mama bobo di kamar adek aja dulu" Tawarnya pada shani

"M-maksudnya mami sama mama bobo bareng adek, bertiga?"

Si Bungsu mengangguk diiringi senyumnya

"L-liat nanti aja ya sayang" Kata shani dan Christy mengangguk

Setelah itu Shani segera mempercepat laju mobilnya supaya cepat sampai di sekolah mereka masing-masing.

Sementara gracia yang baru saja selesai merapikan dapur kini sedang menuju ke kamarnya.

PRANGGGG!

"Astaga!" Kaget gracia yang dikejutkan dengan suara kaca pecah dari arah ruang tamu

Gracia yang baru setengah jalan menaiki anak tangga pun kembali turun untuk mengeceknya. Dan ketika sampai di ruang tamu. Gracia terkejut melihat kaca jendela rumahnya hancur sebagian.

"Astaga perbuatan siapa ini?" Pikir gracia

Samar-samar gracia yang takut dan panik mendengar suara mobil dari depan rumahnya. Dengan agak takut gracia pun mengintip dari balik jendela. Dan ternyata ada mobil sedan berwarna hitam di depan rumahnya yang sekarang sudah pergi.

Karena takut dan panik, gracia segera mengubungi shani untuk menyuruhnya pulang. Setelah itu gracia melihat ke arah benda yang berserakan di lantai bersama pecahan kaca.

"Apa ini?" Gracia mengambil benda yang ternyata berat dan diduga itu adalah batu yang dibungkus dengan kertas putih

Gracia yang penasaran dengan kertas putih itu pun melepaskannya dari batu tsb. Dan ketika sudah lepas gracia melihat ternyata ada sebuah tulisan di dalamnya. Tulisan tsb pun berupa ancaman untuk gracia sendiri yang melibatkan shani.

Prasangka buruk dipikiran gracia pada seseorang pun muncul.

"Apakah ini perbuatan aya?" Pikirnya pada satu nama yang menjadi sasarannya saat ini

Setengah jam berlalu, shani akhirnya datang dan langsung masuk ke dalam rumah menghampiri gracia yang sedang menunggu di ruang tamu.

"Ge, kamu gpp sayang?"

Gracia yang berada di pelukan shani menggeleng pelan.

"Ada apa? Kenapa sampai kaya gini?" Tanya shani sambil melihat ke arah kaca jendela yang pecah

"Aku juga gak tau, tapi ini semua ada hubungannya sama kamu" Gracia memberikan kertas tadi kepada shani. Lalu shani membaca tulisan yang ada di kertas tersebut

"Astaga!" Kaget shani

"Ci, apa ini perbuatan aya?"

Mendengar ucapan gracia, shani agak terkejut dengan tuduhan istrinya itu.

"Ge, kamu gak boleh nuduh orang tanpa bukti"

"Ya tapi ci!"

"Ge, jangan kaya gini sayang. Aku tau kamu gak suka sama aya. Tapi bukan berarti kamu dengan gampangnya menuduh dia"

"Ya kalo bukan dia siapa lagi ci??"

Shani menggeleng

"Aku juga gak tau ge. Tapi kita juga gak bisa main tuduh seperti itu. Kita harus cari tau dulu kebenarannya. Dan kalau terbukti memang aya yang melakukan ini semua. Aku janji sama kamu untuk memberikan dia hukuman yang setimpal, oke!"

"Ck. Terserah kamu lah. Dah sana beresin Kaca-kaca yang pecah, aku mau ke kamar"

Gracia pun segera pergi meninggalkan shani ke kamar. Dan shani sendiri langsung membersihkan pecahan kaca yang berserakan.



⏩⏩⏩

Menanti 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang