"Gak, itu gak mungkin"
"Itu mungkin gracia" Balas aya
Gracia sendiri masih menatap tak percaya pada aya yang ada di hadapannya.
"Gak mungkin Christy anak kandung kamu. Sedangkan kamu aja gak menikah. Jadi gimana bisa kamu punya anak?"
Aya tersenyum mendengar kata-kata yang gracia ucapkan
"Kamu pasti tau apa itu inseminasi gracia. Dan aku bisa hamil karena cara itu" Kata aya, membuat gracia kaget mendengarnya
"Dan kamu juga harus tau, kalau aku melakukan inseminasi itu atas permintaan shani. Shani yang menginginkan aku hamil untuk mendapatkan anak yang akan kalian adopsi" Lanjut aya
Sementara gracia agak terkejut mendengarnya, tapi tetap saja gracia masih belum bisa mempercayai itu semua.
"Gak, aku gak percaya sama omongan kamu ay. Christy itu anak yang aku dan shani adopsi dari panti asuhan. Bahkan kami langsung mendatangi panti itu. Jadi kamu jangan mengada-ngada cerita sampah seperti ini!" Marahnya
"Ini bukan cerita sampah gracia, tapi ini faktanya. Fakta bahwa Christy adalah anak yang aku kandung atas permintaan Shani!"
"Gak, kamu pasti bohong!"
Gracia yang tak percaya dengan semua ucapan aya mencoba pergi. Tapi dengan cepat aya menahan gracia dan bagaimanapun caranya gracia harus tau tentang fakta bahwa Christy memanglah anak kandungnya.
"Tunggu, jangan pergi. Aku mau buktikan ke kamu kalau Christy memanglah anak kandungku"
Aya pun mengeluarkan ponselnya, lalu menghubungi seseorang di sebrang sana yang tak lain adalah shani.
"Hallo shan, kamu dimana?"
"Aku di kantor, kenapa ay?"
"Gpp, aku cuma lagi kangen aja"
"Kangen? Kangen sama siapa? Aku?"
"ish, suka pede gitu deh"
"Haha ya maaf, terus kangen siapa?"
"Christy, aku kangen dia shan"
Gracia yang masih ada di hadapan aya menatap kesal dengan percakapan keduanya.
"Yaudah nanti kalo pas libur sekolah aku ajak dia jalan, kita jalan bertiga ya"
"Kamu serius??"
"Iya, aku serius"
"Aaaa makasih shan. Eh tapi... "
"Tapi? Tapi kenapa lagi ay?"
"Hmm... Gracia, apa dia ijinin kamu bawa Christy pergi? Kamu sama dia kan lagi... " Aya sengaja tidak melanjutkan kata-katanya. Karena aya tau kalau Shani pasti mengerti apa yang dimaksud
"Soal itu gampang lah, nanti aku bisa cari alasan apapun ke gracia supaya bisa ajak Christy pergi. Lagipula aku udah lama janji mau ajak Christy ketemu kamu. Karena bagaimanapun dia kan anak yang kamu lahirkan"
Deg!
Karena bagaimanapun dia anak yang kamu lahirkan
J-jadi benar kalau Christy anak kandung aya. Batin Gracia yang tiba-tiba saja merasakan dadanya sangat sesak
"Oke kalo gitu aman kan ya"
"Aman kok aman"
"Yaudah kamu lanjut lagi kerjanya, bye Shani sayang"
"Haha apasih ay, bye juga"
Tut!
Panggilan aya ke Shani pun akhirnya terputus, dan aya tersenyum melihat bagaimana reaksi gracia saat ini.
"Kamu udah denger sendiri dari Shani nya langsung kan? Jadi aku bukan pembohong gracia. Aku bukan kamu dan Shani yang sama-sama saling berbohong"
"Satu lagi, kalau kalian memang jadi untuk bercerai. Maka hak asuh Christy akan aku ambil alih. Dan kamu bukan hanya kehilangan hak asuh Christy. Tapi juga shani, aku akan menjadikan dia milikku seutuhnya" Lanjut aya
Gracia yang sudah tidak tahan dengan semua ini pun segera pergi dari hadapan aya. Ia kembali ke rumah dengan perasaannya yang hancur setelah mengetahui satu fakta tentang siapa Christy.
Aya yang masih berdiri di tempatnya menatap kepergian gracia dengan perasaan bersalahnya.
"Maafkan aku gracia, aku terpaksa melakukan ini semua"
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•"Sayang, kok kalian ada di sini? Kalian ngapain?" Tanya Shani yang baru saja pulang dari kantor dan mendapati kedua putri nya ada di depan kamarnya sambil duduk memeluk lutut masing-masing
"Terus mama mana??"
Chika dan Christy tidak menjawab, kedua gadis itu segera bangun dari duduknya dan langsung memeluk shani sambil menangis.
"Hey kok kalian malah nangis sih? Ada apa?" Tanya shani lagi
"Mama" Jawab Christy diiringi tangisnya
"Mama? Kenapa sama mama?"
Shani pun terlihat panik menatap kedua putrinya ketika menyebut gracia.
"Kata adek, mama dari siang ngurung diri di kamar mi sambil nangis dan ada bunyi suara gaduh dari dalam" Jelas chika
"Ngurung diri dari siang?"
"Iya mi" Kini ganti Christy yang menjawab
"Terus kenapa kalian gak telfon mami?" Shani semakin terlihat panik, lalu melepaskan pelukan kedua putrinya dan berusaha membuka pintu yang ternyata di kunci dari dalam oleh gracia
"Kita udah coba hubungin mami, tapi nomor mami gak aktif. Telfon ke kantor mami juga gak ada yang angkat" Jawab chika
Dan mengingat hal itu shani melupakan sesuatu jika ponselnya tadi ia matikan setelah mendapat telfon dari aya untuk tidak menganggu jalannya meeting
"Yaudah lebih baik sekarang kalian bantu mami cari alat untuk buka pintu nya ya" Perintah shani yang diangguki oleh keduanya
Chika dan Christy mulai mencari sesuatu untuk membuka pintu itu.
"Mami" Panggil Christy
"Ya sayang kenapa??"
"Kita kan punya kunci serep semua kamar, ngapain bingung cari alat buat buka pintunya" Kata Christy dengan tampangnya yang polos. Membuat shani dan Chika saling pandang lalu menepuk kening masing-masing
"Oh iya, kenapa mami gak kepikiran ya" Kata shani yang memang terlalu panik di situasi seperti sekarang
Shani pun mengambil semua kunci cadangan yang ada di rumah ini di lantai bawah. Dan setelah mendapatkannya, shani buru-buru naik ke atas.
"Sini biar mami buka pintunya"
Chika dan Christy pun menepikan diri dari pintu itu dan tanpa menunggu lama lagi. Shani pun berhasil membuka pintu kamarnya dan...
"GRACIA!"
⏩⏩⏩
Hay kalian buat yang mau gabung di grup Roleplayer, silahkan cek pengumuman yang akan segera saya post ya 🙏