Part 7

3.3K 258 3
                                    

"Togas tangkap dia!" Perintah Shani pada bodyguard nya untuk mengejar pria bernama Alvin yang mengantarkan pizza pesanan Shani tadi

Togas yang mengejar pria itu pun akhirnya berhasil ditangkap dan togas menghajarnya sampai babak belur karena pria itu sempat berontak dan menghajar togas lebih dulu.

"Togas cukup!" Teriak Shani dan togas pun menghentikan pukulannya pada pria itu

Shani mendekati pria tadi yang sudah terkapar lemah tak berdaya di bawah kakinya.

Gracia yang ada di belakang Shani terkejut melihat sosok pria yang babak belur dihajar oleh togas.

A' Vino. Batin Gracia

Dari arah luar kantor Shani, terlihat seorang gadis mengenakan seragam putih dengan rok merah kotak-kotak berlari ke arah pria yang tadi babak belur.

"Ayah!" Gadis itu langsung memeluk pria tersebut yang tak lain adalah alvin, atau Vino

"A-anayah" Suaranya terbata dan begitu terdengar lemah

Gadis yang dipanggil anaya oleh vino mulai menangis, memeluk Vino sebentar lalu menatap ke arah togas.

"Om kenapa pukul ayah aku? Ayah aku salah apa om? Ayahku cuma ingin mengantarkan pizza pelanggannya, bukan orang jahat hiks"

Shani yang masih berdiri di sana menatap tak percaya dengan apa yang dilihatnya siang ini.

Vino dipanggil Ayah? Siapa gadis ini sebenarnya? Apa dia...

"Ayo Ayah kita pulang" Ajaknya pada Vino sambil berusaha membantu Vino bangun

Sementara Shani terus memperhatikan gadis itu, melihat seragam yang dipakainya.

Dari seragam yang dia pakai, sama seperti seragam milik sekolah chika. Itu artinya dia satu sekolah dengan chika?. Pikir Shani

Vino sudah mulai berdiri dengan langkah yang agak tertatih karena menahan sakit disekujur tubuhnya. Sebelum anaya pergi membawa Vino keluar dari kantor Shani. Anaya menatap Shani dan gracia yang ada di belakang Shani.

Itu kan mama dan mami nya chika. Kenapa mereka nyuruh om itu pukulin ayah. Apa salah ayah?. Batin anaya

"N-nay a-yo nak"

"I-iya ayah" Anaya kembali melanjutkan menuntun Vino keluar ke arah motor yang Vino parkir di dekat kantor Shani

Sesampainya di luar, anaya membantu Vino duduk di jok belakang. Dan anaya berada di jok depan mengambil alih kemudi Vino.

"Ha-ti-ha-ti ya nay"

"Iya ayah" Anaya mulai men stater motor Vino dan mulai meninggalkan kantor Shani

Melihat anaya dan Vino pergi, Shani menyuruh togas untuk mengikutinya. Setelah itu Shani membawa gracia masuk ke dalam salah satu ruang tempat biasa Shani meeting.

"Kamu bilang bayi itu masih hidup kan??"

Gracia mengangguk

"Itu artinya bayi yang kamu buang ke sungai waktu itu bukan anak kita??"

Gracia menggeleng

"Bukan, Itu cuma boneka ci" Jelas gracia dan Shani langsung mengumpat kasar di depan gracia

"Lalu dimana bayi itu gracia?? Apa, apa kamu memberikannya ke kak Vino??"

Gracia kembali mengangguk

"Iya, aku memberikan bayi itu ke dia" Jawab gracia

"J-jadi gadis tadi itu.... "

"Kemungkinan dia bayi yang aku kasih ke a' vino" Lanjut gracia

Di dalam hati Shani tersenyum bahagia setelah tau satu fakta tentang bayi yang gracia lahirkan dulu ternyata masih hidup. Tapi di sisi lain Shani masih menaruh amarah pada gracia yang sudah membohongi nya selama bertahun-tahun.

"Ci, kamu mau kemana??" Tanya gracia saat Shani meninggalkan nya

"Bukan urusan kamu! Lebih baik sekarang kamu kembali ke anak-anak" Perintah Shani yang sekarang sudah keluar dari ruang meeting

Sementara gracia masih berdiam di tempatnya sambil mengingat kejadian 15 tahun yang lalu. Dimana gracia memberikan bayinya pada Vino.

Flashback on

Siang itu gracia bersama dengan bayinya akan pulang ke rumah setelah 3 hari di rumah sakit pasca melahirkan. Tapi siang itu di kamar rawat gracia sepi, tidak ada siapapun. Hanya ada gracia bersama bayi nya saja, dan saat itu juga gracia menghubungi seseorang di sebrang sana.

"Aku segera kesana, tunggu aku" Ucap gracia lalu mematikan telfonnya dan segera pergi dari rumah sakit dengan mengendap-endap

Dan sekarang disini lah gracia, di salah satu gudang yang ada di rumah sakit. Dimana ada seorang laki-laki membawa boneka bayi sedang berdiri di depan pintu gudang.

"Kamu yakin mau memberikan bayi ini ke aku??" Tanya laki-laki itu

"Yakin, sangat yakin!"

"Tapi gre, bagaimana kalau Shani marah sama kamu. Dia terlihat sangat menyayangi bayi ini. Dia--"

"Cukup!" Gracia menghentikan ucapan laki-laki itu dan membuatnya langsung terdiam

"Mungkin ci shani sangat menyayangi bayi ini, tapi aku gak! Aku sangat membenci bayi ini, termasuk kamu!'

Laki-laki itu yang tak lain adalah Vino, Vino menatap sendu pada gracia.

"Maafkan aku gre"

"Baik, aku akan memaafkan kamu. Tapi dengan syarat, bawa bayi ini pergi jauh-jauh dari kehidupan aku dan ci shani!" Gracia menyodorkan bayi itu ke arah Vino, dan Vino menerima nya sambil menukar dengan boneka bayi tadi

Vino tersenyum menatap malaikat kecilnya itu.

"Kamu sudah tau kapan dia lahir kan??"

"Iya aku tau" Jawab Vino, karena saat gracia melahirkan Vino datang dan memantau dari kejauhan

"Bagus, kalau begitu cepat pergi dari sini" Perintah gracia dan Vino mengangguk lalu mulai pergi dari sana dengan membawa bayi mungilnya itu

Sementara gracia kembali ke kamar rawat nya untuk mengambil tas dan melancarkan rencana kedua nya.

"Itu dia ci shani" Ucap gracia saat melihat Shani ada di ujung lorong rumah sakit

Shani yang melihat gracia dengan gerak gerik mencurigakan segera mungkin mengejarnya.

"Gracia tunggu, mau kemana kamu??!" Panggil Shani, tapi gracia mengabaikan nya

Saat sudah di luar rumah sakit, gracia langsung menyetop taxi. Dan Shani langsung berlari ke arah mobilnya untuk mengejar taxi yang membawa gracia bersama bayi yang sebenarnya adalah boneka.

Taxi dan mobil yang kendarai Shani terus saling mengejar sampai akhirnya taxi yang gracia tumpangi berhenti tepat di atas jembatan.

Gracia buru-buru turun setelah membayar taxi yang ditumpanginya. Setelah itu baru gracia berjalan mendekati pinggiran jembatan sambil mengangkat tinggi-tinggi bayi yang sebenarnya adalah boneka itu.

"Gracia jangan!" Teriak Shani yang baru saja turun dari mobil

"Maafin aku ci"

Blass!!

"GRACIA!!!!"

Boneka yang terlihat oleh Shani adalah bayi mereka itu kini jatuh ke sungai dan hanyut terbawa arus sungai yang cukup deras.

Shani yang melihat itu langsung jatuh bersimpuh di dekat gracia dengan tangisnya yang terdengar pilu.

"Ci... "

"Jangan sentuh aku!" Shani menepis kasar tangan gracia

"Aku benci sama kamu gracia, aku benci!!!"

Flasback off

Jika mengingat kejadian itu, gracia benar-benar merasa bodoh sudah melakukannya.

Menanti 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang