Anaya menangis menatap Vino yang belum juga sadarkan diri sejak masuk ke ruang UGD."Tante kenapa ayah belum juga sadar" Di pelukan viny, anaya menangis terus menerus
"Tante juga gak tau sayang, kamu tenang ya. Ayah kamu orang yang kuat, dia pasti secepatnya sadar kok"
Ve yang berada di dalam ruangan itu juga menatap ke anaya, gadis yang tak lain adalah cucu kandungnya sendiri.
"Anaya" Dengan lembut ve memanggil cucunya itu, lalu membawa anaya ke dalam pelukannya
Anaya hanya diam ketika ve memeluknya, wanita asing yang tidak anaya kenal. Tapi dari viny, anaya tau kalau ve biasa dipanggil omah.
"Omah ve" Ucap anaya
"Ya sayang, kenapa?"
"Bukan, maksud ku apa itu panggilan mu?" Tanya anaya untuk memastikan ucapan viny
Ve mengangguk dan tersenyum.
"Iya, itu panggilan ku. Dan kamu boleh memanggilku seperti itu" Kata ve
"Apa omah ve itu mama nya tante gracia dan omah nya chika?"
Veranda kembali mengangguk dan tiba-tiba saja anaya langsung menjauh dari ve.
"Kenapa sayang?"
Anaya tidak menjawab, tapi gadis itu terngiang-ngiang dengan ucapan Vino ketika di kamar rawat melody.
Dia anak aku dari gracia
Itu artinya tante gracia adalah bunda ku?. Batin anaya
"Nay, kamu kenapa?" Kini ganti viny yang bersuara, menyadarkan anaya yang dari tadi menatap ke arah ve
Anaya masih diam, tapi tiba-tiba saja gadis itu keluar dari ruangan dimana Vino berada. Dan ketika di depan ruangan, anaya bertemu dengan shani dan gracia. Tatapan mereka pun bertemu.
"Anaya" Panggil shani
"Pergi kalian dari sini!" Tanpa diduga, anaya mengusir shani dan gracia
"Nay kenapa kamu usir mereka, kamu gak boleh gitu sayang" Ucap viny yang menyusul anaya keluar bersama ve
"Mereka pantas diusir tante, apalagi dia!" Tunjuk anaya ke arah gracia dengan tatapan penuh amarah
Ve, shani dan viny terkejut ketika anaya bersikap seperti itu pada gracia.
"Nay kamu gak boleh kaya gitu sayang, gak sopan!" Tegur viny dan anaya langsung terdiam, tapi tetap saja tatapannya pada gracia menyiratkan ketidaksukaan
Ada apa sama dia?? Kenapa dia seperti gak suka sama aku?. Batin gracia
"Shan lebih baik kamu bawa gracia ke kamar rawatnya lagi. Mama masih mau disini temani viny dan anaya buat jagain Vino" Perintah ve pada shani
"Iya ma, yuk ge!" Dibawa nya gracia pergi dari sana, dan anaya kembali masuk ke dalam ruang UGD untuk menunggu Vino sadar
Sepanjang jalan menuju kamar rawatnya lagi, gracia masih heran dengan sikap anaya tadi.
"Sepertinya anaya udah tau siapa kamu gracia" Ucap shani tiba-tiba, membuat langkah keduanya terhenti
Gracia menatap shani dengan wajahnya yang pucat.
"Dan sepertinya--"
"Dia benci aku? Itu kan yang mau kamu bilang ci"
Shani tanpa ragu mengangguk, membenarkan ucapan gracia padanya
"Kamu sendiri gracia yang buat dia benci sama kamu. Andai aja--"
"Cukup ci!" Sela gracia
"Cukup kamu nyalahin aku terus-terusan. Sekarang aku mau ke anak-anak dan ajak mereka pulang!" Gracia berjalan cepat mendahului shani ke arah kantin rumah sakit. Dan shani pun mengikutinya dari belakang
"Ge kamu belum boleh pulang dulu, keadaan kamu belum sembuh betul sayang"
Tiba-tiba gracia menghentikan langkahnya, lalu berbalik badan menatap shani.
"Kamu panggil aku apa tadi? Sayang??"
"Ge...."
"Selama belasan tahun kamu diemin aku baru sekarang kamu panggil aku sayang lagi? Apa karena aku mau bunuh diri kamu jadi sadar dan berubah lembut sama aku? Apa aku harus mati dulu ci supaya kamu bisa kaya dulu lagi, iya???"
Gracia menangis
"Ge, aku minta maaf" Ucap shani tulus
"Terlambat ci, sekarang aku yang mulai kecewa sama kamu!" Di dorong nya shani oleh gracia, lalu meninggalkan shani menyusul chika dan Christy yang ada di kantin rumah sakit bersama Naomi
Sesampainya gracia di kantin, gracia segera mengajak kedua putrinya pulang ke rumah. Tapi lagi-lagi shani menahan gracia untuk pergi.
"Bun, shani minta tolong bawa anak-anak pulang dulu ya"
Melihat kode dari shani, Naomi mengangguk dan secepatnya membawa kedua gadis itu pergi.
"Chika, Christy!" Panggil gracia yang ingin mengejar mereka, tapi shani dengan sekuat mungkin menahan istri nya itu
"Lepas ci!!"
"Gak, aku gak akan lepasin kamu. Sekarang ikut aku ke kamar rawat kamu lagi" Dibawanya gracia secara paksa oleh shani, membuat gracia tak berkutik karena tiba-tiba saja ia merasa lelah dan lemas
Setelah sampai di kamar rawat gracia, Shani membantu merebahkan tubuh gracia di atas ranjang.
"Aku sayang kamu ge, cepat sembuh, cup!" Diciumnya kening gracia dengan lembut oleh Shani. Tapi gracia tidak menunjukan respon apapun. Meskipun jantungnya saat ini berdebar sangat hebat seperti pertama kalinya Shani mencium gracia
Kenapa sih ci, kenapa baru sekarang kamu bersikap seperti ini disaat aku mulai kecewa sama kamu. Batin gracia
Karena tidak kuat dipandang terus-menerus oleh Shani, gracia memilih menutup matanya rapat-rapat.
"Cepat sembuh sayang, love you" Ucap Shani sambil mengelus pipi gracia, yang membuat gracia merasa nyaman dengan sentuhan itu
Love you too ci. Balas gracia dalam hati
⏩⏩⏩