Part 29

3.2K 266 12
                                    


"Iya sayang secepatnya mami bawa pulang mama dan kakak kamu ya. Iya-iya, bye sayangnya mami"

Shani baru saja mengakhiri panggilan dari putrinya, Christy. Dan sekarang shani sedang berjalan menuju ke unit apartemennya.

"EH!" kaget shani ketika mendapati pintu apartemennya sedikit terbuka dan terdengar suara dari dalam

Shani pun dengan sangat hati-hati masuk ke dalam apartemennya sendiri sambil membatin siapa yang ada di dalam? Apakah dia seorang pencuri? Atau....

"GRACIA!" kaget shani untuk yang kedua kali nya

"Ci shani" Dan gracia pun sama kagetnya dengan shani

Ternyata yang ada di dalam apartemennya bukanlah seorang pencuri, tapi gracia istrinya sendiri.

Tanpa babibu shani langsung mendekati gracia, memegang kedua bahu gracia sambil menanyakan keberadaan anaya.

"Ge jawab pertanyaan aku, dimana anaya?? Dan kenapa kamu susah aku hubungin?"

Bukannya menjawab pertanyaan shani, gracia malah memperlihatkan handphone dan charger ke shani.

"Handphone aku mati ci dari kemarin, dan aku gak bawa charger. Ini aja aku baru pesen charger dari petugas apartemen"

"Tapi disana ada telfon ge, kenapa kamu gak telfon aku pake itu?" Shani menunjuk telfon yang ada di apartemennya dan gracia malah menyengir, membuat shani bingung

"Maaf, gak kepikiran. Aku nya juga udah panik karena anaya kemarin demam setelah pulang dari makam Aa Vino"

"Apa? Anaya sakit?"

Gracia mengangguk

"Dimana dia sekarang? Aku mau liat keadaannya ge"

"Dia ada di kam--"

Belum selesai gracia bicara, shani sudah buru-buru ingin masuk ke dalam kamar.

"Ci jangan masuk!" Larangnya

"Kenapa? Aku mau liat keadaan dia ge"

Gracia menggeleng

"Gak sekarang ya ci. Dia lagi tidur, dari semalem dia gak bisa tidur karena demamnya tinggi" Kata gracia

"Kenapa gak kamu bawa ke rumah sakit? Kenapa malah kamu bawa ke sini?"

"Tadi kan aku udah bilang ke kamu, aku panik dan satu-satunya tempat yang deket dari makam Aa Vino cuma apartemen kamu. Jadi aku bawa dia kesini aja, sekalian aku rawat dia sendiri. Puji Tuhan demam nya udah turun tadi pagi dan dia bisa tidur nyenyak sampe sekarang" Jelas gracia

Shani yang awalnya sangat panik kini bernafas lega sambil membawa gracia ke dalam pelukannya.

"Makasih ya sayang, dan maaf" Kata shani

"Maaf? Maaf untuk apa ci?" Tanya gracia yang bingung kenapa shani malah meminta maaf pada nya

"Maaf karena aku sempat berfikiran buruk sama kamu. Aku takut apa yang pernah kamu lakukan ke anaya dulu, kamu lakukan lagi sekarang" Jawab shani dan gracia mengerti apa yang dimaksud shani

Gracia pun tersenyum sambil menatap shani

"Ci, aku gak akan mengulangi perbuatan itu lagi. Karena aku menyesal melakukan itu semua. Lagi pula sekarang aku sudah menerima anaya sebagai putri kandungku. Dan aku sungguh-sungguh sangat menyayanginya. Terlebih aku mau menghapus semua dosaku selama ini. Apalagi aa Vino pergi karena dia udah menyelamatkan aku dari kecelakaan itu. Kalau bukan karena aa Vino, mungkin yang akan pergi untuk selamanya itu aku. Dan mungkin sekarang aku gak bisa peluk kamu kaya gini. Jadi aku sangat-sangat berterimakasih sama aa" Tangis gracia dan shani membenarkan apa yang gracia ucapkan barusan. Andai saja waktu itu tidak ada Vino yang menyelamatkan gracia. Mungkin sekarang shani tidak bisa memeluk istrinya itu

Menanti 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang