Part 15

3.8K 257 12
                                    


"Ay, aku udah baikan sama gracia. Dan sekarang aku lagi ada di tahap pemulihan. Doain aku ya semoga gak cuma aku sama dia yang baikan, tapi dia juga bisa menerima anaya sebagai putri kandungnya" Ucap shani pada aya yang duduk di sampingnya

"Iya, aku pasti berdoa untuk itu. Tapi secepat itu kah kalian baikan? Aku pikir bakal ada drama-drama yang seru gitu" Kata aya sambil tersenyum menengok ke arah shani

Melihat senyum aya, shani jadi ikut tersenyum mengingat kejadian di apartemen lusa lalu. Dimana gracia sudah memaafkan shani dan mereka kembali saling bicara satu sama lain. Bahkan lebih dari sekedar bicara, mereka pun melakukan hubungan intim.

"Bagus dong kalo aku sama dia secepat ini baikannya. Lagi pula ini udah termasuk drama seru tau. Belasan tahun aku diemin dia, padahal aku sendiri gak tega dan tersiksa sendiri sama apa yang aku lakuin ke dia. Bodoh banget ya aku" Kata shani dan aya mengangguk setuju

"Iya, kamu emang bodoh shan. Tapi sebodoh apapun kamu, gracia tetap cinta kan?"

"Hehehe Iya, aku beruntung banget punya dia"

"Iya, kamu emang beruntung punya dia. Dan dia juga beruntung punya seseorang kaya kamu"

Shani tersenyum mendengar kalimat yang aya ucapkan padanya.

"Sini" Shani melebarkan kedua tangan, memberi perintah pada aya untuk masuk ke pelukannya. Dan aya pun dengan senang hati masuk ke dalam dekapan shani

Tanpa sadar shani mencium pucuk kepala aya berkali-kali, membuat aya semakin mengeratkan pelukannya pada shani.

"Makasih ya ay, makasih banget karena selama ini kamu selalu ada buat dengerin keluh kesahku tentang gracia" Ucap shani

"Iyah sama-sama, apasih yang engga buat sahabat tercinta nya aku"

"Haha bisa aja kamu. Yaudah yuk kita balik ke ruangan aku" Ajak shani yang diangguki oleh aya

Sesampainya shani dan aya di depan ruangannya, sekretaris shani memberitahu kalau tadi gracia datang.

"Ibu gracia datang?? Sejak kapan?"

"Sudah dari 15 menit yang lalu bu, dan bahkan tadi ibu gracia ingin menyusul ibu shani ke kantin"

"Nyusul saya ke kantin?"

"Iya bu, beliau juga membawa rantang makanan. Sepertinya ingin makan siang dengan ibu Shani" Jelas sekretaris tersebut

Shani yang bingung langsung memandang ke arah aya di sampingnya.

"Shan mungkin aja gracia tadi liat kita... "

"Udah aku duga, dia pasti liat dan salah paham ay. Kalo gitu aku pulang dulu ya, kamu gpp kan disini dulu?"

Aya tersenyum lalu menggeleng

"Gpp, kamu hati-hati di jalan ya"

"Iya, kalau gitu aku pergi. Dan kamu, makasih infonya ya" Ucap Shani ke aya dan sekretaris nya

"Sama-sama Bu, Hati-hati di jalan"

Shani pun pergi meninggalkan aya dan kantornya menuju ke rumah.

Tidak butuh waktu lama untuk Shani tiba di rumah dengan menempuh perjalanan 15 menit saja. Dan kini Shani sudah berada di depan pintu rumahnya. Shani mulai membuka pintu bercat putih itu dengan sangat hati-hati.

Tidak dikunci?

Shani pun buru-buru masuk ke dalam mencari keberadaan gracia di atas. Tapi nihil, istri nya itu tidak ada di sana dan bahkan kedua putri mereka juga tidak ada. Shani lalu turun ke bawah menuju dapur. Dimana Shani menemukan rantang makanan dengan corak bunga-bunga dan warna favorit gracia, yaitu ungu ada di atas meja makan.

Shani mulai panik dan mencoba menghubungi gracia, tapi handphone istrinya itu tidak aktif. Membuat pikiran Shani menjadi sangat kacau.

"Aaarrghhhh!" Erang Shani

"Tenang shan tenang" Shani menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskan nya dengan teratur

Setelah merasa lega, Shani langsung keluar rumah menuju ke rumah mertuanya. Shani berfikir jika gracia dan kedua putri mereka sekarang ada disana.

Sekitar menempuh perjalanan 20 menit menuju ke rumah veranda. Shani sampai dan buru-buru turun dari mobil untuk mengecek apakah gracia dan kedua putrinya ada di dalam.

"Dikunci?" Ucap Shani saat ingin membuka pintu rumah mertuanya itu. Dan Shani kembali panik, Shani mencoba menghubungi ve dan Naomi untuk menanyakan apakah gracia sedang bersama mereka atau tidak

Dan saat shani menghubungi mereka, ternyata ve sedang bersama Naomi di rumah sakit tempat Vino di rawat. Dan gracia bersama kedua putrinya tidak ada di sana.

Shani benar-benar bingung dan tidak tau lagi harus mencari mereka kemana.

"Sayang, kamu dimana sih? Kenapa kamu tiba-tiba hilang kaya gini" Shani menangis di depan pintu rumah ve sambil memandangi foto gracia yang ia jadikan wallpaper di handphone

Lima menit Shani terduduk di depan pintu rumah ve sambil menangis. Tiba-tiba saja Shani mendapat telfon dari sekretaris nya di kantor.

"Ya vany ada apa?"

"......."

"Saya masih cari istri dan anak-anak saya, ada apa?"

"......."

"HAH APA??!"

Shani terlihat shock ketika sekretaris nya yang beranama vany memberitahukannya sesuatu. Kira-kira sesuatu apa ya?? Hmmm



⏩⏩⏩

Menanti 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang