Waktu sudah menunjukan pukul 8 malam, tapi gracia dan anaya belum juga pulang ke rumah. Shani yang sejak tadi mencoba menghubungi gracia sama sekali tidak bisa. Handphone gracia tidak aktif sejak tadi siang ketika terakhir kali gracia berkabar dengan shani.Sementara chika dan Christy terus merengek menanyakan keberadaan gracia yang belum juga kembali ke rumah. Dan saat ini shani sedang membawa kedua putrinya itu ke rumah anin untuk menitipkan keduanya disana yang kebetulan besok libur sekolah. Mungkin itu yang terbaik dari pada harus menitipkan ke rumah orang tuanya. Karena shani tidak ingin dicerca berbagai macam pertanyaan dari mertua dan sang bunda tentang gracia dan anaya.
"Mi, adek ikut cari mama ya"
"Jangan sayang, kalian di rumah tante anin aja ya. Biar mami sendiri aja yang cari mama dan kakak kalian" Begitulah sebutan shani pada anaya untuk kedua putri nya itu
"Tapi mami hati-hati ya"
"Iya sayang, pasti!"
Tak lama shani dan kedua putri nya tiba di rumah anin. Shani langsung membawa mereka masuk dan langsung pamit kepada anin untuk secepatnya pergi mencari gracia juga anaya.
"Hati-hati ya ci"
"Iya nin"
Mobil milik shani sudah meninggalkan halaman rumah anin menuju ke tempat yang sekiranya ada gracia disana.
Masih dengan handphone di tangan, shani terus menghubungi nomor gracia. Meskipun hasilnya tetap sama, handphone milik gracia masih tidak aktif. Membuat shani berfikiran buruk tentang istrinya itu.
"Ya Tuhan semoga gracia dan anaya baik-baik saja. Dan semoga gracia tidak melakukan sesuatu seperti dulu lagi" Gumam shani
Drrtt... Drrtt...
Tiba-tiba ponsel shani yang sedang digenggam berdering, menandakan ada panggilan masuk.
"H-hallo bunda ada apa?"
"........."
"O-oh tadi shani lagi cari gracia, t-tapi sekarang gracia udah pulang kok"
".........."
"I-iya bunda, bye!"
Telfon terputus, tapi tak lama ponsel shani kembali berdering dan ternyata itu panggilan masuk dari veranda. Shani pun segera mengangkatnya dan hal yang sama kembali shani katakan kepada mertuanya itu tentang gracia.
"I-iya ma bener kok gracia udah pulang"
"..........."
"Iya nanti shani salamin, bye ma"
Setelah telfon dari veranda, shani mencoba menelfon viny untuk sekedar basa basi saja.
"I-iya kak nanti shani usahakan minta ijin ke gracia. Semoga dia mau ijinin anaya untuk pergi ke makam kak Vino sama kalian"
"............"
"Iya nanti shani salamin ke anaya, kebetulan anaknya juga udah tidur"
"............"
"Iya kak sama-sama, bye!"
Panggilan singkat itu berakhir dan shani sudah menyimpulkan jika gracia tidak ada di rumah mertuanya, sang bunda dan yang terakhir di rumah melody.
"Astaga kemana gracia bawa anaya pergi" Kepanikan shani semakin menjadi-jadi
Dan waktu sudah menunjukan pukul 11 malam, shani sudah berkeliling ke tempat dimana biasa ada gracia disana. Tapi hasilnya nihil, istrinya itu begitu sulit untuk shani temukan.
Shani mulai lelah dan mengantuk
"Kabarin anin dulu deh kalo aku belum berhasil menemukan gracia dan anaya"
Shani mulai mengetik pesan ke anin dan setelah selesai shani segera kembali ke rumah anin untuk ikut menginap disana.
*Keesokan harinya*
Shani kembali beraktivitas lagi untuk mencari keberadaan gracia dan anaya sendirian. Walaupun sebelumnya shani sempat kesulitan pergi karena chika dan Christy merengek ingin ikut mencari keberadaan ibu dan kakak mereka.
Jam menunjukan sudah pukul 11 siang, shani sudah satu jam lebih menyusuri jalanan ibu kota. Meskipun hasilnya masih sama, tapi kali ini shani tidak akan pantang menyerah. Shani akan terus mencari gracia dan anaya untuk dibawanya pulang ke rumah.
Drrtt... Drrtt...
"Mama" Gumam shani ketika melihat layar ponselnya ada panggilan masuk dari veranda, ibu mertuanya
Disitu shani sempat bingung untuk mengangkat atau tidak panggilan itu. Tapi pada akhirnya shani mengangkatnya dengan perasaan campur aduk.
"H-halo ma"
"............"
"Aku lagi di luar ma"
"............"
"Sama gracia dan anak-anak, seperti biasa aku antar mereka ibadah terus kita jalan-jalan"
"............"
"A-anaya? Anaya ada kok ma sama aku, t-tapi sekarang anaya lagi ke toilet"
"............"
"Iya nanti aku sampaikan ke dia"
"............"
"Iya, bye ma"
Tut!
Telfon terputus, shani langsung bernafas lega. Tidak, bukan lega tapi sedikit lega meskipun harus berbohong. Dan shani berkali-kali memohon maaf kepada mereka yang sudah ia bohongi tentang gracia dan anaya.
"Hufft.... Kenapa rasanya aku cape banget ya? Udah gitu ngantuk juga"
"Hmm... Apa sebaiknya aku istirahat dulu aja ya. Sekalian makan siang dulu deh, tadi pagi aku kan gak sempet sarapan"
"Oke, kalo gitu cari makan dulu baru istirahat"
Sekarang shani kembali melajukan mobilnya ke tempat makan untuk makan siang. Baru selanjutnya shani pergi ke apartemennya untuk istirahat siang di sana lebih dulu sebelum mencari keberadaan gracia dan anaya lagi.
⏩⏩⏩
Haha gracia bikin pusing shani