"Vany" Panggil shani yang baru saja tiba di kantor setelah beberapa menit yang lalu sekretaris nya itu mengabari sesuatu yang membuat shani shock"Ibu shani, syukurlah ibu cepat datang. Tadi ibu aya tiba-tiba saja pingsan dan mengeluarkan darah dari hidungnya" Ucap vany
"Terus dimana sekarang ibu aya?"
"Di ruang kesehatan bu, beliau sedang diperiksa oleh dokter zayn"
"Baik kalau begitu terimakasih ya sudah memberitahu saya, sekarang kamu boleh kembali"
Vany tersenyum
"Baik bu, kalau begitu saya permisi" Pamit vany yang diangguki oleh shani
Kini shani sedang menuju ke ruang kesehatan yang ada di kantornya. Ruangan itu tidak jauh dari tempat dimana tadi ia bertemu dengan vany.
Shani membuka pintu bercat putih itu dan membukanya dengan hati-hati. Setelah terbuka shani melihat dokter bernama zayn sedang bersama aya yang tak sadarkan diri di atas ranjang pasien.
"Selamat siang ibu shani"
"Siang, gimana dengan keadaan aya dok. Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya shani
"Saya belum bisa memastikan apa yang sebenarnya terjadi dengan ibu aya. Karena saya harus mengetes nya lebih dulu di lab. Semoga saja ini bukan hal yang buruk dan ibu aya hanya kecapekan saja" Jawab dokter zayn
"Kalau begitu tolong secepatnya diurus dok, lalu beritahukan kepada saya hasilnya"
Dokter zayn mengangguk
"Pasti bu, kalau begitu saya permisi dulu" Pamit dokter zayn
"Baik dok, terimakasih"
Dokter zayn pun pergi dari ruang kesehatan itu, lalu shani mendekati aya yang masih belum sadarkan diri.
"Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu ay. Aku harap kamu baik-baik aja ya, cup!" Shani mencium punggung tangan aya yang digenggamannya
Setelah itu shani masih memikirkan keberadaan gracia bersama kedua putrinya yang entah sekarang ada dimana.
**
"Ma, kita mau kemana?" Tanya Chika yang duduk di sebelah kanan gracia
"Iya ma, kita mau kemana sih?" Lanjut Christy yang sama penasarannya dengan chika
"Terus mama kenapa nangis? Siapa yang udah jahatin mama, sini biar kakak pukul"
"Iya ma siapa? Adek juga mau ikutan pukul" Timpal Christy
Andai aja kalian tau kalau mami kalian yang udah buat mama nangis. Apa kalian tetap akan melakukan itu sayang hikss
Gracia semakin menangis, membuat chika dan Christy panik lalu memeluk nya.
"Ma udah jangan nangis"
"Iya ma jangan nangis terus"
Chika dan Christy dengan kompaknya mengelap air mata Gracia dengan tangan mereka.
"Ok mama gak akan nangis lagi, tapi mama mau kalian janji sesuatu sama mama ya"
Chika dan Christy mengangguk
Sebelum Gracia memberitahu apa yang ingin dikatakannya, Gracia mencoba menghentikan tangisnya.
"Apapun yang terjadi sama mama dan mami nanti. Mama mau kalian ikut mama ya, kalian mau dan janji kan?"
Keduanya yang ditanya seperti itu langsung saling tatap, lalu Chika memberi kode kepada Christy dengan anggukan kepala.
"Iya ma, aku sama adek janji akan ikut mama. Iya kan dek?"
"Iya, adek ikut mama kemanapun mama pergi" Jawab Christy
Gracia pun tersenyum lalu memeluk keduanya sambil berterimakasih.
"Makasih ya sayang"
"Iya ma" Jawab keduanya dengan kompak
Sampai akhirnya Gracia bersama kedua putrinya itu tiba di tempat tujuan.
"Ma, ini rumah siapa?" Tanya Chika yang tampak asing dengan rumah besar bercat putih tersebut. Dan tidak hanya Chika, tapi Christy juga menatap asing rumah besar itu
"Ini rumah teman mama, yaudah yuk masuk" Ajak Gracia pada keduanya yang mulai mengikuti dari belakang
Sesampainya di depan pintu rumah tersebut, Gracia dan kedua putrinya langsung disambut oleh seorang wanita cantik.
"Baru aku mau pencet bel, eh kamu udah keluar" Kata Gracia
"Aku udah liat dari jendela tadi kalo kamu udah sampe, jadi aku buru-buru keluar deh" Balasnya, lalu wanita itu mengajak Gracia bersama kedua putri nya untuk masuk
"Duduk dulu gre, aku ambilin kamu sama anak-anak kamu minum dulu ya"
Gracia mengangguk dan mengajak kedua putrinya untuk duduk sambil menunggu wanita itu mengambil minuman.
"Ma, tante cantik tadi namanya siapa?" Tanya Chika
"Tante cantik tadi namanya tante--"
"ASSALAMU'ALAIKUM!"
Terdengar salam dari seroang gadis dengan suaranya yang menggelegar dari luar rumah. Membuat Gracia dan kedua putri nya kaget mendengar suara tersebut.
Dan wanita cantik yang kini kembali ke ruang tamu sambil membawa minuman menaruh minuman itu di atas meja lalu menghampiri ke arah sumber suara tadi.
"Sayang bisa gak kalo salam itu yang lembut, jangan kaya orang mau ngajak ribut gitu" Tegur nya
"Hehe maaf bunda" Cengirnya
"Oke bunda maafin, yaudah sekarang masuk. Bunda mau kenalin kamu ke temen bunda dan anak-anaknya"
Gadis itu mengangguk dan mulai berjalan di belakang wanita yang ia panggil bunda tadi.
Sesampainya di ruang tamu, gadis itu kini berdiri di samping sang bunda. Lalu pandangan gadis itu mengarah ke arah Gracia dan kedua putrinya.
Deg!
"CHIKA!"