SEPARATED 12

266 18 4
                                    

Bayu dan Nayra berjalan menyusuri koridor sekolah. Tampak banyak siswi yang menjerit histeris melihat ketampanan Bayu. Mereka bahkan tak segan -  segan untuk memberikan apapun yang Bayu minta.

Hingga tampak diujung sana, Dafa sedang berlari - lari menghampiri Bayu dan Nayra. Ia membawa sebuah amplop berwarna coklat.

"Hosh.. hosh.. Nih,Bay buat lo," kata Dafa dengan nada terbata - bata.

Seketika itu juga Bayu dan Nayra menghentikan langkahnya, Bayu mengerutkan keningnya. Ia menatap amplop itu heran, memangnya dia membuat salah apa lagi sampai - sampai dikasih amplop tersebut.

"Amplop apaan nih?"  tanya Bayu.

"Ya mana gue tau, tadi dikasih sama adek kelas. Katanya buat lo,"  sahut Dafa.

Bayu membuka amplop tersebut yang berisi secarik kertas. Bayu membaca isi surat tersebut. Isi surat tersebut adalah permohonan maaf dari Bella dan ingin mengajak Bayu untuk balikan lagi.

Bayu meremas surat tersebut dan membuangnya ke sembarang arah, Bayu berkata," Surat sampah."

Dafa dan Nayra menatap Bayu heran, mengapa dia membuang surat itu.
Nayra berkata sambil menatap  Bayu lekat," Kenapa dibuang?"

"Itu surat sampah,"  ketus Bayu.

Spontan Dafa langsung mengambil surat yang dibuang Bayu tadi dan segera membacanya. Dafa tampak geram membaca surat itu. Dafa berkata," Pantes aja lo bilang surat ini surat sampah."

Sedangkan Nayra semakin bingung dengan Dafa yang menyebut surat itu adalah surat sampah juga. Nayra langsung merebut surat tersebut dari genggaman tangan Dafa dan segera membacanya.

Nayra hanya mendengus kesal setelah membaca surat tersebut. Ia hanya menatap Bayu intens. Nayra tau apa alasan Bayu dan Dafa setelah menyebut surat itu adalah surat sampah.

Akhirnya, mereka berjalan menuju kelas masing - masing. Kini tatapan Bayu sangat tajam, seakan - akan ingin memakan orang yang berada di sekitarnya.

Sesampainya dikelas, Nayra menaruh tas ransel berwaran biru miliknya di atas meja. Nayra duduk dan mengeluarkan earphone miliknya. Namun, sebelum ia memasang earphone. Tiba - tiba Mila datang dengan wajah panik.

Mila berkata," Nay.. gawat!"

Nayra yang mendengar ucapan Mila barusan hanya mengerutkan keningnya heran. Nayra bertanya," Gawat? gawat kenapa?"

" Itu... Kak..Kak Bayu..,"  sahut Mila dengan terbata - bata.

"Kenapa emangnya?"

"Dia berantem sama Kak Rian,"  sahut Mila lagi.

Nayra spontan beranjak dari tempat duduknya dan berlari bersama Mila ke tempat Bayu dan Rian berantem.
Rian memang satu sekolah dengan Bayu, dia sudah menjadi musuh dimana pun mereka berada. Entah itu di arena balap mobil atau sekolah.

Tampak di halaman belakang sekolah, dua remaja yang sedang termakan emosi masing - masing. Mereka adu jotos sampai menimbulkan lebam dan darah pada wajah mereka.

Nayra segera menerobos sekerumunan siswa yang sedang menonton pergulatan Bayu dan Rian. Nayra berada paling depan sambil memeras ujung rok nya kuat. Sedangkan Mila hanya memegang kuat kedua bahu Nayra dari samping.

Mila berkata," Lo jangan maju Nay, ini bahaya."

Nayra tak peduli dengan omongan Mila, ia melepaskan genggaman Mila di bahunya dan berjalan menuju Bayu dan Rian. Kini, Nayra berada di antara Bayu dan Rian yang akan melanjutkan aksi bertengkarnya.

"BERHENTI!" teriak Nayra sambil menatap Bayu dan Rian secara bergantian.

"Kalian ngeributin apa sih?"  tanya Nayra.

"Ngerebutin lo,"  jawab Bayu dan Rian bersamaan.

Seketika itu juga Nayra menatap mereka cengo. Ia tak menyangka jika perkelahian ini penyebabnya adalah dirinya sendiri.

Kenapa harus gue - batin Nayra.

Sedangkan Dafa hanya menatap Nayra nanar, ia merasa bersalah atas kejadian ini. Ini semua salah Dafa, kenapa dia tidak melerai perkelahian Bayu dan Rian.

Dafa berjalan ke arah Bayu dan menepuk pundak Bayu pelan. Dafa berkata," Udah Bay..jangan dilanjutin disini."

Bayu dan Rian saling menatap tajam, seolah - olah ingin melanjutkan perkelahian ini. Tapi, tangan Bayu di genggam kuat oleh Nayra dan menyeret Bayu keluar dari kerumunan
para siswa itu. Dafa berjalan mengikuti mereka dari belakang.

"Lo balik ke kelas dulu aja Mil, gue mau ngurusin Abang gue dulu,"  ucap Nayra.

Sedangkan Mila hanya mengangguk paham dengan ucapan Nayra. Nayra berjalan menuju uks untuk mengobati luka pada muka Bayu. Kini, Nayra tampak tergesa - gesa. Sepertinya ia sangat khawatir dengan keadaan Bayu sekarang.

Sesampainya di uks, Nayra menyuruh Bayu untuk duduk pada sofa uks tersebut. Bayu hanya mengangguk paham dan segera menuruti perintah Nayra. Sedangkan Dafa hanya duduk di sofa dan memainkan ponsel miliknya.

Nayra mengambil kotak p3k dan duduk disamping Bayu. Tatapan Nayra tampak tajam, ia seakan - akan ingin memakan Bayu sekarang juga.

"Diem,"  suruh Nayra sambil mengusapkan sedikit alkohol di luka lebam Bayu.

Sedangkan Bayu hanya meringis kesakitan dan menatap wajah Nayra intens. Ini pertama kalinya Bayu di perhatikan seperti ini oleh perempuan. Saat ini, jantung Bayu berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia merasa sangat bahagia sekarang.

"Kenapa liatin aku kayak gitu?"  tanya Nayra.

"Gapapa, kamu cantik,"  puji Bayu.

Pipi Nayra langsung merah merona seperti kepiting rebus. Dengan pujian seperti itu saja dia sudah blushing, gimana nanti kalo pacaran beneran.

"Tenang aja, aku gak baper sama pujian kamu,"  tukas Nayra.

"Beneran gak baper? kok pipi kamu merah?"  tanya Bayu dengan nada menggoda.

Dafa yang melihat adegan mesra Nayra dan Bayu hanya mendengus kesal. Entah kenapa, adegan itu membuat Dafa semakin panas. Dafa segera beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar.

"Gue ke kamar mandi dulu," pamit Dafa tanpa menoleh kearah mereka.

Bayu hanya mengangguk paham dan menatap Dafa heran. Seperti ada sesuatu yang terjadi pada Dafa.

***

Sore ini Nayra ada janji bersama Mila untuk bertemu di taman kota. Pakaian Nayra kali ini cukup sederhana, hanya memakai sweater polos berwarna maroon, celana jeans warna hitam serta sendal jepit bermerk berwarna hitam miliknya.

Nayra memang tak suka dengan penampilan yang mencolok, apalagi waktu sore. Menurutnya, waktu sore adalah waktu untuk bersantai.

Nayra menuruni anak tangga kamarnya dan menuju ruang tamu. Disana ada Bayu yang sedang menonton televisi.

"Mau kemana?"  tanya Bayu.

Nayra menghentikan langkahnya dan berbalik arah. Nayra berkata " Ke taman kota sama Mila."

"Jangan lama - lama,"  tutur Bayu.

Nayra hanya mengangguk paham dan melanjutkan langkahnya menuju taman kota. Letak taman kota itu tak jauh dari komplek rumah Nayra. Jadi, jalan kaki saja sudah pasti sampai dan tidak membutuhkan banyak tenaga.

Sesampainya di taman kota, Nayra mencari tempat duduk disekitarnya. Akhirnya, Nayra menemukan tempat duduk yang nyaman dan tak banyak dilewati oleh pengunjung.

Nayra duduk pada kursi itu dan mengeluarkan ponsel miliknya untuk menghubungi Mila. Namun, ia melihat sepasang kekasih yang tak jauh dari tempat duduknya. Sepertinya, Nayra kenal dengan orang itu.

Akan tetapi, ia tak dapat melihat jelas wajah mereka berdua. Tapi, Nayra yakin. Sepasang kekasih itu tak asing baginya, terlihat cukup jelas dari postur tubuh sang perempuan itu serta bentuk rambutnya.

Kayak pernah liat - ucap Nayra dalam hati.

Gimana seru gak ceritanya? kalo ada yang kurang kalian bisa tulis di kolom komentar aku atau langsung dm.
Jangan lupa vote, komen dan share ya, hargai author juga yang nulis cerita sebanyak ini :)

Next Chapter 》

SeparatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang