Suara pecahan gelas terdengar jelas pada kedua telinga Bayu. Hawa dingin di rumahnya, kini semakin menusuk ke dalam tulang. Bayu menghidupkan senter di ponsel nya, menelan ludahnya kasar. Ia berjalan memasuki rumahnya yang besar itu dengan tangan yang sedikit bergetar. Pikirannya hanya tertuju pada Mbak Neni dkk. Apa mungkin mereka lagi jahilin gue?
Bayu berjalan menuju dapur untuk melihat pecahan gelas itu. Sesampainya disana, tak ada satu pun barang yang pecah. Semuanya terlihat rapi dan bersih. Sedetik kemudian, angin kencang datang membuat gorden yang ada di dapur itu sedikit terbang. Detak jantungnya semakin cepat, melangkah menuju gorden itu untuk menutupnya. Bayu memandang keluar, kaca besar yang ada di dapurnya sebagai tembok bening agar bisa melihat keluar.
***
Dafa, Mila dan Nayra sigap berada di halaman belakang rumah Bayu dengan dandanan ala hantu. Mereka merencanakan ini semua untuk hadiah ulang tahun Bayu nantinya. Dafa dengan kostum pocong serta bedak tebal yang menempel pada wajahnya. Mila dengan kostum kuntilanak dengan saos sambal yang menempel di punggungnya. Begitu juga dengan Nayra, memakai kostum ala noni belanda dengan taburan bedak putih yang memiliki kesan pucat.
" Sumpah gue takut kalo Mbak Neni beneran ada disini. Kalo misalnya ada, berarti kita senjata makan tuan dong." ujar Mila.
Dafa sedikit terkekeh," Apaan sih lo, lebay amat. Ini itu hari Sabtu. Kata Bayu, Mbak Neni dkk itu bakalan dateng kalo malam jum'at doang."
" Gak tentu juga Daf, mereka bisa aja dateng semau mereka," kata Nayra.
Bulu kuduk Mila semakin berdiri, hawa di rumah Nayra sangat mencekam. Mengumpat sambil membaca mantra mengusir setan adalah perlakuan Mila sekarang. " Ya Tuhan, jika Mila mati sekarang. Aku mohon jaga Mama, Mila sayang Mama. Jangan takdirin Mbak Neni dkk nya kesini."
Nayra tertawa pelan mendengar mantra Mila barusan. " Udahlah Mil, enggak usah gitu. Mbak Neni itu baik."
Dafa mendengus kasar mendengar percek - cok an antara Nayra dan Mila. Nayra sang pemilik rumah saja tidak takut. Masa Mila cuma tamu aja takut, padahal bertamu disini cuma sebentar. Dirasa waktu sudah tepat, Mila berjalan menuju keca besar dapur untuk mengagetkan Bayu. Desiran darah dalam tubuhnya mengalir deras dengan sedikit mencekam. Pasalnya, Mila sangat takut dengan apapun yang berbau mistis.
" DOR?!"
Mila mengagetkan Bayu seperti bermain petak umpet. Kagetan Mila benar - benar diluar rencana mereka. Awalny ingin mengagetkan Bayu dengan suara tangisan perempuan terlebih dahulu, baru mengagetkannya dengan wajah seramnya. Namun kali ini gagal, Mila sungguh merusak segalanya. Sia - sia Dafa dandan ala pocong begini. Mila benar - benar sialan.
Bayu sedikit terlonjak kaget dengan sosok kuntilakan KW didepannya ini. Sepertinya, Bayu mengenalnya," Siapa lo?"
" Gue Mila. Gue, kak Dafa sama Nayra yang merencanakan ini semua." ucap Mila. Sangat jujur.
Nayra menampol jidatnya berkali - kali. Mila merusak semuanya, Sifat lolot Mila sungguh mendarah daging. Kemudian Dafa, ia mengumpat berkali-kali sambil melontarkan sumpah serapahnya untuk Mila. Benar-benar keterlaluan, pikirnya.
" Dimana mereka sekarang?" tanya Bayu penuh antusias.
" Tuh disana, halaman belakang." sahut Mila sambil memainkan dagunya.
Bayu memijit pelipisnya sambil menggeleng pelan." Gue samperin. Lo tunggu sini."
" Eh gak mau. Enak aja, nanti Mbak Neni dkk dateng beneran gangguin gue gimana?"
" Yaudah kalo ikut ya ikut aja gak usah bawel. Kayak anak kecil aja lo." ketus Bayu.
Mila mengerucutkan bibirnya sambil mendumel memaki - maki Bayu. Dafa dan Nayra hanya menggeleng pelan melihat ketololan Mila. Dafa segera mencopot kostum pocong KW-nya itu dengan semangat. Akhirnya gue gak jadi pocong, pikirnya. Nayra pun sama, melepas kostum noni Belandanya itu dengan lesu. Sia - sia deh gue nyewa nih kostum kalo akhirnya gini, pikirnya juga.
Bayu menghampiri Dafa dan Nayra di halaman belakang rumah. Bayu tertawa terbahak - bahak melihat kondisi wajah Dafa dan Nayra yang penuh dengan make-up. " Kenapa lo berdua? gagal nge prank? kasian banget sih, udah nyewa maha - mahal." ledek Bayu.
" Heh anak ayam. Ini semua buat ngerayain ulang tahun lo. Kita udah pura-pura sakit, rela bayar dokter gadungan buat siapa? ya buat lo lah. Eh, ternyata kayak gini." dumel Dafa.
" Semua gara - gara lo Mil, nyesel gue ajak lo kayak gini." ucap Nayra sinis.
" Ya ampun Nay, gue minta maaf. Habisnya gue takut banget kalo Mbak Neni dkk nya itu gangguin gue," sahutnya.
" Kalo lo takut harusnya bilang, oncom. Gak usah ikut kalo gitu, buang-buang uang tabungan gue aja lo." sarkas Dafa.
Bayu memegang perutnya sambil terus tertawa. " Kalian kalo nggak jago prank mendingan jangan nge-prank deh, kasian gue sama uang kalian." ledeknya lagi.
" Heh Bang, harusnya kamu sadar. Kita ngelakuin ini semua buat kebahagiaan kamu, meski Mama sama Papa enggak hadir disini." geram Nayra.
Suasana menjadi hening seketika. Bayu merasa bersalah karena telah meledek teman - temannya seperti itu. " Yaudah maaf, uang kalian gue yang ganti semua."
" Ini baru temen gue," ucap Dafa.
Nayra mengambil kotak kue tart yang berada di meja dekat kolam renang sambil menghidupkan lilinnya. Ia menghampiri Bayu, Dafa dan Mila yang masih bergurau karena prank nya gagal. Dafa dan Mila yang menyadari itu, langsung menghampiri Nayra dengan semangat.
" HAPPY BIRTHDAY TO YOU... HAPPY BIRTHDAY TO YOU... HAPPY BIRTHDAY HAPPY BIRTHDAY... HAPPY BIRTHDAY TO YOU..." ucap mereka bersama.
Bayu tersenyum bahagia, baru kali ini ulang tahunnya dirayakan bersama oleh sahabatnya. Meski tanpa orang tua, Bayu tetap Bahagia.
***
" Hari ini ulang tahun Bayu. Gue pengen kasih dia kado spesial, siapa tau dia bisa maafin gue." monolog Bella sambil men-scroll layar ponselnya.
Duduk di halaman rumah sambil menyeruput susu coklat hangat adalah kebiasaan Bella sejak dulu. Minuman favoritnya hanya susu coklat hangat, kalau pun dia ingin minuman lain. Mungkin, hanya sekedar meminumnya sedikit dan setelah itu dibuang.
" Gue beliin jaket aja kali ya, biar tambah keren aja." kata Bella.
Bella beranjak dari tempat duduknya dan segera pergi ke toko jaket andalannya. Harga jaket di toko itu pun tidak bisa dibilang murah. Mahal. Sangat mahal. Namun, Bella tak mementingkan uang. Apapun akan diberikan untuk Bayu, mantan kekasihnya.
***
Malam ini, Dafa dan Bayu berada di caffe dekat kompleks rumahnya. Setelah perayaan hari ulang tahunnya tadi, Bayu langsung mengajak Dafa untuk nongkrong di caffe. Sepertinya, ada yang ingin Bayu sampaikan pada Dafa.
" Ngapain ngajak kesini?" tanya Dafa.
" Ya mau makanlah, masa ngemis." ketus Bayu.
" Yaelah, santai aja kali bambank. Kirain mau bayar ganti rugi kostum gue yang gagal buat nge-prank lo," ujar Dafa.
" Berapa biayanya?" tanya Bayu sambil mengeluarkan dompet dari saku celananya.
" Lima ratus ribu, kalo punya gue aja. Gak tau kalo Mila sama Nayra berapa," sahutnya.
Bayu segera menyodorkan uang seratus ribuan berjumlah lima. Lalu, Dafa tersenyum bahagia melihatnya. Kapan lagi bisa morotin sahabat sendiri, makasih Bayu ku sayang. batin Dafa.
" Lo harus bantuin gue." kata Bayu.
Suasana kali ini, sedikit menegangkan. " Bantuin apa?" tanya Dafa sedikit penasaran.
Bayu membisikkan sesuatu di telinga Dafa. Dafa yang mendengar itu, langsung menyetujuinya dengan antusias. Dan Bayu, menampilkan smirk andalannya.
Gimana seru gak ceritanya? kalo ada yang kurang kalian bisa tulis di kolom komentar aku atau langsung dm.
Jangan lupa vote, komen dan share ya, hargai author juga yang nulis cerita sebanyak ini :)Next Chapter 》
KAMU SEDANG MEMBACA
Separated
Teen Fiction[TELAH DITERBITKAN] Bayu Putra Dirgantara. Sosok laki - laki remaja yang harus melewati berbagai macam masalah. Cinta, pergaulan, juga kehancuran keluarga. Masalah datang bertubi - tubi, hingga Bayu jatuh dalam satu masalah besar. Dimana masalah ter...