Muka Bayu menegang seketika. Pikirannya kacau dengan omongan yang Zidan lontarkan. Dafa dan Bayu saling adu tatap, merrka seolah mengerti arah pembicaraan Zidan.
" Santai aja kali, gue cuma becanda." kata Zidan.
Bayu menghela nafasnya lega sambil mengelus dadanya pelan." Candaan lo gak lucu." bentak Bayu.
" Etdah, maaf kali Bay... kita kan cuma becanda," sahut Dani.
Dafa memutar bola matanya malas, melihat tiga serangkai yang menurutnya konyol ini. Nayra segera memasuki bis bernomor 5 itu sambil membawa kartu peserta. Di sisi lain, Mila tengah sibuk merapikan rambutnya di depan cermin bis sambil memuji dirinya sendiri. Sesaat kemudian, Dafa tiba - tiba berada di samping Mila.
" Gak perlu dibenerin. Lo udah cantik." puji Dafa.
Pipi Mila merona seketika dan tersipu malu dengan pujian Dafa. " Kakak apaan sih, ngagetin aja."
" Ayo masuk bis, duduk sama gue." ajak Dafa.
Mila terlonjak kaget," Gue udah duduk sama Nayra kak."
Dafa menghela nafasnya pelan." Nayra duduk sama Bayu jadi, lo sama gue."
Mila meneguk salivanya kasar. Mungkin, camping hari ini adalah yang terindah baginya. Bisa duduk berdua bareng gebetan sambil memakan cemilan kesukaannya. Sungguh kenikmatan yang tiada tara.
***
Bella melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Mengikuti bis sekolah Bayu yang menuju Puncak Bogor tersebut sambil mendengarkan musik kesukaannya. Para anak buah Bella duduk di bangku belakang sambil bersenda gurau, memang mereka dengan Bella sudah seperti keluarga sendiri. Maka tak heran, jika Bella jarang kesepian saat di rumah.
" Bos, nanti jangan lupa traktir kita-kita makan nasi pecel ya." pinta Banu, anak buah Bella yang super gendut.
" Iya jah, gue tau hidup lo cuma butuh makan doang kan?" sahut Bella dengan sedikit tertawa.
" Kenapa dipanggil jah, bos?" tanya Surya, yang tak lain adalah anak buah Bella yang sedikit kurus.
" Karna Banu adalah gajah," celetuk Bella.
Suasana di dalam mobil Bella sangatlah ramai dengan berbagai bahan canda tawaan yang mereka buat. Benar - benar seru. Tak lupa juga, Tomo yang ikut - ikutan meledek Banu dengan sebutan gajah.
***
" Mau kue?" tawar Bayu sambil menyodorkan kotak bekal.
" Gak usah. Aku nggak laper." tolak Nayra.
Sekarang, mereka duduk berdua di dalam bis. Tak ada yang memulai bicara satu sama lain, yang ada hanya celotehan teman - temannya dan dentuman musik pop. Rasa gengsi menyelimuti hati Nayra, ingin berbicara dengan Bayu saja badannya sudah berkeringat dingin. Bayu sedikit membuka sebelah matanya untuk melirik Nayra sekilas. Terpampang wajah cemas dan takut, Bayu sebenarnya tahu jika Nayra takut untuk berbicara pada dirinya.
Pada dasarnya perempuan memang seperti ini, saat dekat dengan orang yang di cintainya pasti ada saja rasa takut. Entah itu takut berbicara atau yang lain, selain takut perempuan juga mempunyai rasa gengsi yang tinggi.
" Kalo mau ngomong, ngomong aja. Gak perlu takut." ucap Bayu.
Nayra terkejut dengan perkataan Bayu. " S--siapa yang takut?"
Bayu mendekatkan wajahnya di hadapan Nayra. Jarak antara mereka kini terbilang sangat dekat, merasakan hembusan nafas segar Bayu membuat Nayra sedikit menegang. " Jangan gugup Nay, aku tau kamu takut kan?"
Nayra menganggukkan kepalanya pelan. Bayu tersenyum tipis dan memasangkan earphone miliknya ke salah satu telinga Nayra. Ia segera menjauhkan wajahnya dari Nayra, sambil memutar lagu romantis yang mampu memberikan kesan indah bagi mereka.
Banyak pasang mata yang memandang mereka heran dengan kedekatan Nayra dan Bayu yang menurutnya tidak wajar. Memang, teman - teman Nayra suka memuji Bayu karena sangat perhatian pada Nayra. Meskipun mereka saudara, tapi kedekatan mereka bisa dibilang melebihi saudara. Mila juga sedikit iri pada Nayra yang masih mempunyai saudara kandung. Sebenarnya, Mila juga mempunyai sosok kakak laki - laki seperti Nayra. Namun, kakak Mila telah meninggal 10 tahun yang lalu akibat kecelakaan maut yang membuat nyawa kakaknya melayang.
Air mata Mila menetes perlahan ketika melihat kedekatan Nayra dengan Bayu yang dapat ia lihat dari bangku seberang. " Kenapa nangis?" tanya Dafa tiba - tiba.
Mila segera mengusap air matanya dengan kasar, ia tak mau terlihat lemah di depan Dafa. " Gapa-pa cuman agak perih aja." sahut Mila berbohong.
" Lo nggak bisa bohong Mil, gue tau saat ini lo gak baik - baik saja, kan?"
Mila mengangguk pasrah. Ia tau jika Dafa mempunyai ilmu cenayang yang tinggi, sehingga bisa membaca pikiran orang lain dengan mudah. Termasuk dirinya. Sesaat kemudian, ia menceritakan segala kesedihannya. Dari awal kakak laki - lakinya meninggal hingga keiriannya melihat Nayra dan Bayu berdekatan. Dafa meneguk salivanya kasar, ternyata perempuan yang dia anggap kuat selama ini juga mempunyai masa lalu yang buruk. Dafa mempersilahkan Mila untuk bersandar di pundaknya, ia rela mendengar segala keluh kesahnya. Asalkan Mila tidak sedih lagi.
***
Bella dan anak buahnya sampai lebih dulu di Puncak Bogor. Mereka menyewa villa di dekat sana yang juga tak jauh dari camping anak SMA Merdeka. Bella menyusun rencana dengan baik untuk menyelakai Nayra, sebab ia tau jika Bayu takkan mau memakai jaket pemberiannya itu. Para antek - antek Bella juga mempersiapkan diri untuk malam nanti, mencelakai Nayra tanpa sepengetahuan Bayu.
" Lo semua udah tau tugasnya kan?" tanya Bella serius.
" Udah bos, semua pasti berhasil." sahut Banu.
Bella mengangguk mengerti, ia berpikir jika rencananya kali ini benar - benar berhasil.
***
Malam pun tiba, para siswa SMA Merdeka sedang berkumpul di tepi api unggun sambil membakar jagung. Terutama Nayra, kini ia sedang membakar jagung miliknya dan di temani Bayu di sampingnya. Canda dan tawa menghiasai kebahagiaan mereka kali ini, sampai - sampai jagung milik Bayu menghitam dengan sempurna.
" Jagung kamu gosong Bang," celetuk Nayra.
Bayu memandang jagungnya sendu, ia sangat sedih ketika melihat jagung kesayangannya itu menghitam keseluruhan. " Yah, gosong. Jagungnya juga dibagi sama rata juga, gimana ini Nay..."
" Makan punyaku aja. Kita makan bareng - bareng." tawar Nayra ramah.
Bayu manggut - manggut mengerti, ia sangat senang jika harus makan bersama dengan Nayra. Di sisi lain, para anak buah Bella sudah bersiap untuk menculik Nayra. Mereka bersembunyi dibalik pohon rindang nan besar itu. Banu menelpon Nayra untuk datang ke sebuah danau dengan mengancam jika tidak datang, maka Bayu tidak akan selamat. Nayra bergegas pamit untuk pergi ke danau sendirian, hawa dingin menyeruak masuk ke dalam tulangnya. Meski, ia telah memakai hoodie tebal berwarna merah maroon.
" Siapa sih yang suruh gue kesini. Di samperin beneran juga nggak ada, apa jangan - jangan tuh orang ngerjain gue lagi." omel Nayra.
Lalu tiba - tiba pandangannya mulai menggelap dan nafasnya tak teratur. Banu dkk-nya telah berhasil menculik Nayra dan membawanya ke sebuah gudang yang sedikit jauh dari area camping.
Gimana seru gak ceritanya? kalo ada yang kurang kalian bisa request alurnya di kolom komentar aku atau langsung dm aku aja.
Jangan lupa vote, komen dan share ya, hargai author juga yang udah nulis cerita sebanyak ini :)Next Chapter 》
KAMU SEDANG MEMBACA
Separated
Teen Fiction[TELAH DITERBITKAN] Bayu Putra Dirgantara. Sosok laki - laki remaja yang harus melewati berbagai macam masalah. Cinta, pergaulan, juga kehancuran keluarga. Masalah datang bertubi - tubi, hingga Bayu jatuh dalam satu masalah besar. Dimana masalah ter...