SEPARATED 26

221 6 2
                                    

Nayra dan Bayu menyusuri koridor sekolah sambil bersiul ringan. Tangan Bayu yang menggenggam tangan Nayra dengan erat, membuat Nayra sedikit meringis kesakitan. Nayra sudah menasehati Bayu agar tidak terlalu erat memegang tangannya. Namun, hasilnya tetap nihil. Bayu tetap menggenggam erat, bisa dibilang terlalu posesif.

" Nanti mau makan apa di kantin?" tanyanya lembut.

Nayra mendongakkan kepalanya sambil menatap Bayu dari samping. "Aku udah bawa bekal tadi. Mungkin cuma beli air mineral aja." sahutnya.

Bayu mengangguk paham. Setelah mengantarkan Nayra ke kelasnya, ia segera pergi ke pojok kantin. Hobi yang sekarang menjadi candunya yaitu merokok. Entah kenapa, akhir - akhir ini Bayu lebih sering merokok. Bahkan, hobinya itu tidak diketahui oleh Nayra dan keluarganya. Hanya Dafa dan Tuhan saja yang tahu.

" Tumben pagi - pagi disini bro?" tanya Dafa secara tiba - tiba.

" Gapapa, cuma nenangin pikiran aja." sahutnya sambil terus menghisap ujung rokok.

" Gue tau, pasti mikirin rencana lo yang kemarin kan?"

" Iyalah. Gue takut gagal." sahutnya dengan lesu.

" Pasti berhasil. Percaya sama gue, gue ini punya ilmu cenayang yang tinggi. Gue jamin pasti berhasil." kata Dafa dengan percaya diri.

Bayu menoyor kepala Dafa pelan. Sahabatnya yang satu ini, memang mempunyai jiwa tanpa malu yang tinggi. Banyak hal konyol yang ia lakukan untuk menghibur seseorang yang sedih. Bel masuk pun berbunyi. Namun, pertanda itu tak membuat Dafa dengan Bayu beranjak untuk memasuki kelasnya. Mereka terlihat santai, seperti tak ada gangguan apapun.

" Kalo mau bolos ke rooftop aja lebih aman, disini biasanya ada anak Osis berkeliaran mau ngabsen anak yang bolos." ujar Dafa.

" Ayo pergi."

Bayu dan Dafa pergi bersama menuju rooftop sekolah. Tak lupa juga, rokok yang masih setia bertengger di antara sela - sela jari Bayu.

***

" NAYRA YUHU...! GUE KANGEN BANGET PARAH?!" teriak Mila membuat seisi kelas menggema akan teriakannya itu.

" Lebay lo. Baru juga kemarin ke rumah gue, masa udah kangen." sahut Nayra sambil meletakkan tasnya.

" Nay! Jangan gitu sama calon pacar gue!" bentak Zidan. Menjadi pahlawan kesiangan.

" Heh kutil badak! Apaan lo, ngaku-ngaku jadi calon pacar gue. Amit-amit gue suka sama lo." sarkas Mila.

" Ya ampun sayang... jangan galak gitu. Kamu enggak ingat kemarin malam kita habis ngapain?" kata Zidan sambil mengedipkan sebelah matanya.

" Kalian berdua habis ngapain?" tanya Nayra penasaran.

Mila berdecak kesal. " Enggak ngapa-ngapin Nay... emang Zidan aja yang ngada - ngada."

Zidan langsung berlari terbirit - birit mendengar amukan Mila. Serasa dikejar harimau saja, pikirnya. Menaiki meja dengan nafas yang terengah-engah membuat Zidan sedikit kewalahan dengan kejaran Mila. Mila berlari begitu cepat dengan tongkat sapu yang dipegangnya kuat - kuat.

" ZIDAN, MILA?! TURUN KALIAN! APA-APAAN INI MAIN KEJAR-KEJARAN KAYAK ANAK KECIL AJA!" teriak Bu Dewi, guru Fisika paling killer di sekolah ini.

Zidan dan Mila segera berhenti melakukan aksi kejar mengejarnya, lalu segera meminta maaf kepada Bu Dewi. Namun, nasib sial yang diterima mereka berdua. Bu Dewi tetap bersikeras untuk menghukum mereka, dengan cara hormat bendera sampai jam istirahat. Sungguh, kesialan yang luar biasa.

***

" Berhenti dulu napa Bay... gak capek tuh mulut ngisep rokok terus." tegur Dafa.

Bayu berdecak kesal. " Gue sedikit frustasi."

" Kenapa emang?" tanya Dafa.

Bayu menjelaskan segala hal yang membuatnya frustasi saat ini. Terutama tentang Bella, mantan kekasihnya yang masih saja bersikeras untuk mendapatkan hati Bayu kembali. Kemarin malam, Bella datang ke rumah Bayu saat semua teman- temannya pulang. Ia membawa sekantong plastik yang berisikan jaket jeans dengan stiker mobil di balik punggungnya. Bella memang tahu banyak tentang kesukaan Bayu, maka tak heran jika barang yang Bella beli selalu memikat hati Bayu.

Namun, kali ini tidak. Bayu sama sekali tidak tertarik dengan jaket itu. Ia menyimpannya di gudang belakang rumah. Bahkan, waktu itu Bella sempat mengancam Bayu. Jika dia tidak memakai jaket pemberiannya, maka Nayra akan jadi korban kejahatannya. Permasalahan itu yang membuat Bayu merasa frustasi.

Dafa memutar bolanya malas. " Oh, jadi gitu ceritanya. Emang si Nenek lampir itu gak punya laki - laki lain apa selain lo?"

" Ya mana gue tau. Sekarang, gue mikir gimana caranya supaya Bella enggak bisa nyakitin Nayra." jeda Bayu," Lo tau kan, kalo Nayra kenapa - napa pasti gue yang di salahin sama Dirga." lanjutnya.

" Lo harus selalu ada buat Nayra, karena kalo lo ceroboh dikit itu bisa jadi jalan buat Bella nyakitin Nayra." nasihat Dafa.

" Pinter juga otak lo. Enggak sia - sia gue jadiin lo sahabat." kata Bayu sambil menoyor kepala Dafa pelan.

" Emang gue pinter cyin. Lo kemana aja selama ini, kok baru sekarang lo muji gue kalo pinter." sahut Dafa sambil mengerucutkan bibirnya.

" Dahlah. Jangan ngambekan, kayak anak perawan aja lo."

***

Malam ini, Bayu dan Nayra berada di mall terkenal di Ibu Kota. Mereka ingin menghabiskan waktu bersama malam ini, karena minggu depan sudah ujian sekolah. Hari yang begitu cepat bukan?
Nayra menggandeng tangan Bayu sambil merengek manja untuk di belikan boneka tata yang bernotabe sebagai boneka karakter milik BTS, boyband asal Korea yang sedang naik daun saat ini.

" Iya Nay, beli aja. Biar aku yang bayar." kata Bayu lembut.

" Beneran?"

" Iya..." sahutnya.

Dengan semangat 45, Nayra memasuki toko yang dominan dengan BTS. Nayra bahkan tak segan - segan mengambil tiga buah boneka BT21, yang harganya tidak terbilang murah. Bayu membayar ke kasir terlebih dahulu, sebelum Nayra mengetahuinya bila akan pergi sebentar ke toilet.

***

Di dalam toilet pria, sudah ada Dafa yang setia menunggu dengan membawa ransel hitam yang berisikan baju serba hitam. Mungkin, ini sebagian dari rencana mereka berdua. Bayu berganti pakaian serba hitam serta masker wajah yang berwarna hitam juga. Seperti maling saja, pikir Dafa.

" Udah siap?" tanya Dafa.

Bayu menatap Dafa sendu. " Gue gak yakin kalo ini berhasil Daf, gue takut gagal."

" Di dunia ini enggak ada yang gak mungkin. Percaya sama gue, lo pasti bisa." kata Dafa penuh keyakinan.

Bayu menganggukkan kepalanya siap. Mungkin ini saat yang tepat. Tak lama kemudian, Nayra keluar dari toko boneka itu sambil menenteng tas belanjaannya. Ia mengedarkan pandangannya mencari Bayu. Sedangkan di sisi lain, Bayu dan Dafa masih memantau Nayra dari kejauhan.

Bayu berjalan santai menghampiri Nayra. " Hai cantik, sendirian aja?"

Nayra terlonjak kaget, melihat sosok pria dengan pakaian serba hitam."Siapa lo? jangan macem-macem. Nanti gue aduin sama Bang Bayu." ancam Nayra.

" Gue gak takut sama Abang lo. Kenalin, gue Bima Satya. Dan sekarang lo resmi jadi pacar gue."

Nayra mengerutkan keningnya. Bagaimana bisa dia menerima orang asing yang tidak kenal asal usulnya untuk menjadi pacarnya. Benar - benar aneh. Di lain tempat, Dafa melihat adegan Bayu yang menyamar menjadi Bima itu hanya menggelengkan kepalanya tak percaya. Sebab, hal yang dilakukan Bayu saat ini benar - benar salah. Namun apa boleh buat, semua soal hati. Benar saja jika otak dengan hati selalu beradu perang untuk mencari siapa pemenangnya, dan sekarang Bayu kehilangan akal sehatnya untuk memacari adik kandungnya sendiri.

Gimana seru gak ceritanya? kalo ada yang kurang kalian bisa tulis di kolom komentar aku atau langsung dm.
Jangan lupa vote, komen dan share ya, hargai author juga yang nulis cerita sebanyak ini :)

Next Chapter 》

SeparatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang