SEPARATED 18

243 8 4
                                    

Dirga berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Muka kesal terpasang diwajah tampannya. Berjalan dengan terburu - buru dengan tatapan murka. Membuat dirinya ingin segera bertemu dengan Bayu. Dirga memasuki ruangan Bayu dan Nayra dirawat. Dia mengedarkan pandangannya diseluruh sudut ruangan tersebut.

"Ada apa?"  Bayu berjalan keluar kamar mandi dengan mendorong tongkat besi yang bergantungkan cairan infus diatasnya.

"Saya ada perlu dengan kamu. Ikut saya keluar!" perintahnya dengan membentak.

Mereka duduk di kursi ruang tunggu didepan ruangan tersebut. Bayu menampakkan muka dinginnya serta tatapan elang miliknya. Dirga mengeluarkan amplop berwarna putih dari saku celananya lalu menyodorkannya pada Bayu.

"Baca!"

Bayu meraih amplop putih tersebut dan membaca isi surat yang ada didalamnya. Gigi geraham Bayu mengerat. Tatapan yang tajam serta rahang yang mulai mengeras. Bayu terlihat murka saat ini.

Isi dari surat tersebut adalah hasil usg kandungan Bella. Dia sengaja mengirimkan surat itu pada Dirga supaya Bayu diminta pertanggung jawaban dengan cara menikahi Bella.

"Kamu benar - benar keterlaluan Bayu! Kamu menghamili anak orang tanpa menikah. Saya sangat kecewa dengan kamu." murka Dirga.

"Saya berani sumpah demi Tuhan. Saya tidak pernah menghamili Bella."  sahut Bayu.

Dirga sama sekali tidak percaya dengan ucapan Bayu. Dia tetap bersikeras untuk menikahkan Bayu dengan Bella secepatnya. Kilat mata Dirga penuh dengan kemarahan. Dia tak menyangka bahwa anak yang selama ini ia penuhi segala kebutuhannya, sekarang malah membuat ulah yang tak dapat dimaafkan lagi.

"Saya akan nikahkan kamu dengan Bella minggu depan. Tidak ada penolakan."  ucap Dirga sambil beranjak dari tempat duduknya.

Dirga berjalan meninggalkan Bayu dengan amarah yang menggebu - gebu. Dia ingin sekali menghukum Bayu sekarang juga. Tapi apa daya, Bayu belum sembuh total dari luka kecelakaan itu.

Bayu meremas surat itu dan membuangnya ke tempat sampah. Bayu melepas jarum infus yang berada ditangan kirinya. Bayu  memasuki ruangan tersebut dan mengambil ponsel miliknya.

"Mau kemana?" 

"Mau pergi sebentar. Jangan kemana-mana. Kalo ada apa - apa hubungi aku."

Nayra mengangguk lemah. Dia mungkin tahu jika Bayu sedang dalam permasalahan rumit. Nayra mengambil ponsel miliknya dan mencari nama kontak Mila di aplikasi WhatssApp.

Mila.

Mil, sekolahnya udah pulang?

Udah Nay. Kenapa emang?

Lo bisa kesini gak? gue gak ada temen

Bisa Nay. Kak Bayu kemana emang?

Dia pergi gak tau kemana.

Oh gitu. Yauda deh gue kesana sekarang.

Iya....

Nayra meletakkan ponselnya diatas nakas. Dia melihat disekelilingnya. Tampak sepi. Nayra tidak suka dengan kesepian, kecuali saat ada masalah.

Andai aja gue punya pacar, mungkin dia ada sini sekarang.

***

"Kak Dafa!"  teriak Mila.

Mila berada di parkiran sekolah saat ini. Mila berniat untuk mengajak Dafa pergi ke rumah sakit. Mila berlari menghampiri Dafa dengan peluh keringat yang mengalir di dahinya.
Dafa membalikkan tubuhnya menghadap Mila.

SeparatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang