SEPARATED 24

220 6 2
                                    

Hari ini adalah hari ulang tahun Bayu
yang ke-18tahun. Sebenarnya hari ini adalah hari bahagia baginya. Namun, ia tidak bisa merayakannya sebab Nayra sakit. Ia terpaksa harus menemani Nayra di rumah sakit. Hari ulang tahun yang miris.

Bayu memandang Nayra lembut. Seperti mendapat saluran energi yang membuat Bayu lebih semangat hari ini. Memang, Bayu sangat mencintai Nayra. Bisa dibilang lebih dari saudara. Cinta Bayu sangat salah dan tidak pada tempatnya. Bagaimana bisa ia mencintai Nayra yang sekarang bernotabe sebagai adik kandungnya sendiri. Benar - benar bodoh.

Nayra menggerakkan sedikit badannya dan membuka matanya perlahan. Ia menyesuaikan cahaya yang akan masuk kedalam matanya. Wajah Nayra sangat khas dengan wajah bantal. Wajah yang begitu dominan dengan orang bangun tidur pada umumnya. Tapi itu tak mengurangi paras cantik pada dirinya.

" Bang Bayu," tanya Nayra.

" Apa?" sahut Bayu sambil memakan roti coklat.

" Sejak kapan disini?" tanya nya lagi.

" Kemarin lah. Emang siapa yang mau jagain kamu selain aku? enggak ada kan? orang tua kita pun enggak tau kalo lo sakit." sarkas Bayu.

Nayra terdiam sejenak sambil mencerna kata - kata Bayu barusan. Mungkin benar, siapa lagi yang akan jagain dia selain Bayu. Bahkan orang tuanya pun sibuk bekerja, sampai-sampai anak kandung sendiri sakit ia juga tak tahu. Seperti lepas tanggung jawab lebih tepatnya. Nayra pun menatap Bayu sendu.

" Makasih..." ucapnya lirih.

" Sama - sama."

Sesaat kemudian, dering telpon terdengar jelas dari ponsel Bayu. Bayu segera mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Tertera nama pada layar ponsel tersebut Mila. Bayu mengerutkan keningnya. Tak biasanya Mila menelponnya sepagi ini, mungkin ada hal penting yang ingin ia sampaikan. Bayu beranjak dari tempat duduknya dan melenggang menjauh dari hadapan Nayra.

" Halo..."

"Kak Bayu ada dimana?"

" Ada di rumah sakit jaga Nayra. Ada apa?"

" Tolong gue kak. Kak Dafa kecelakaan. Ada dijalan Mawar nomor 23." ucapnya parau.

" Gue kesana sekarang."

Bayu berpamitan pada Nayra. Ia melajukan mobilnya dengan cepat. Membelah jalanan Ibu Kota saat ini membuat para pengguna jalan merecoki Bayu dengan kata - kata kasar. Bayu tak peduli dengan omongan mereka, yang ia peduli hanya Dafa. Dafa Ananta. Sahabat karibnya yang sudah dianggap saudara. Sial, kenapa saat hari lahir gue semua orang yang gue sayang malah terluka. Benar-benar kacau. pikirnya.

**

Sesampainya dijalan Mawar. Bayu turun dari mobilnya dan menerobos kerumunan orang yang tengah mengelilingi Dafa. Mata Bayu terlihat sayu. Melihat tubuh Dafa yang banyak akan darah, serta tangisan pilu dari Mila.

" Kak Bayu. Tolongin kak!" pintanya.

Bayu segera membopong Dafa dan memasukkannya pada mobil sport putih miliknya. Mila duduk di belakang menemani Dafa yang setengah sadar akan kecelakaan ini. Genggaman tangan Bayu pada stir mobil sangat kuat, cengkraman pastinya. Melajukan mobil menuju rumah sakit yang sama dengan Nayra adalah tujuan Bayu saat ini. Ia sengaja membawa Dafa ke rumah sakit itu, supaya proses jenguk-menjenguk tidaklah jauh.

***

" Bang Bayu kemana sih, dari tadi di telpon gak diangkat." kesal Nayra.

Nayra sama sekali tidak di beri tahu soal kecelakaan Dafa. Bayu tak ingin jika Nayra khawatir dengan Dafa, karena kondisinya saat ini belum sembuh total. Nayra beranjak dari ranjang tidurnya dan berjalan keluar ruangan. Ia mendorong tongkat besi dengan cairan infus yang menggantung diatasnya. Membuat Nayra sedikit sulit untuk berjalan.

SeparatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang