Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(All Cr : Pinterest)
Author POV
Jaemin kini sedang berjalan berdampingan dengan lelaki yang memiliki tinggi badan lebih beberapa sentimeter darinya. Tentu saja Lee Jeno, memangnya siapa lagi.
Singkat cerita, tadi saat Jaemin sedang asik bercengkrama dengan kedua sahabatnya serta teman barunya Jeon Somi lelaki jangkung itu datang menghampiri meja mereka dan berkata "Boleh aku pinjam Jaeminnya sebentar ?"
Enak saja mulut orang itu, dikira Jaemin sebuah barang sampai dipinjam-pinjam.
Ketiga orang yang ada dimeja itu hanya diam dan serentak mengangguk kaku. Ceritanya masih terkejut melihat pangeran kampus membawa Jaemin pergi. Dan tidak tau mengapa hari ini Jaemin menurut saja dibawa pergi oleh lelaki bermata bulan sabit itu.
"Hari ini kamu tidak ada acara kan ?" Jaemin mendongakkan wajahnya sedikit. Kedua bola mata berbeda warna itu saling memandang. Sebuah gelengan yang sangat imut -eum menurut Jeno- menjadi jawaban atas pertanyaan tersebut.
"Kalau begitu aku akan mengajakmu ke suatu tempat, tidak apa-apa ?"
"Percuma saja jika aku menolak bukan ?"
Lelaki manis itu bergumam masih dengan sebucket bunga dipelukannya yang tadi diberikan oleh Jeno. Ia kembali menghirup aroma kesukaannya itu. Jeno yang melihat hal tersebut mati-matian menahan rasa gemasnya.
Kini kedua lelaki berbeda tinggi itu sudah berada didalam mobil mewah milik Jeno. Mereka sudah seperti sepasang kekasih sesungguhnya. Bahkan sedari tadi mereka berjalan seluruh pasang mata tidak henti menatap.
Astaga lelaki ini benar-benar ingin Jaemin tendang saja sampai kutub utara. Tidak taukah dia jika jantung Jaemin rasanya ingin meledak ? Bahkan lelaki manis itu sampai harus menahan nafasnya.
"Kamu sangat menggemaskan" lelaki bermata sipit itu mengusak helaian lembut rambut Jaemin dan setelahnya kembali fokus pada kemudi. Mobil mewah berwarna hitam itu mulai meninggalkan parkiran kampus.
"Eum, J-Jeno"
"Hm ?" Demi apapun gumaman ini terdengar sangat lembut dan halus. Membuat Jaemin meleleh seketika.
"Itu....k-kenapa kamu berpakaian sangat rapih ?" Sebenarnya Jaemin sudah menahan pertanyaan tersebut sejak tadi pagi.
"Ohh~ temanku memintaku untuk menjadi model butiknya"
"Apakah kita akan kesana ? Eumm... maksudku butik temanmu ?"
"Benar sekali, tidak apa-apa kan ? Hanya sebentar"