스물 둘

7.7K 1.1K 11
                                    

Author POV

Lee Jeno, lelaki bermata sipit itu meletakkan cangkir jahe hangat di nakas samping ranjang Jaemin.

"Haechan membuatkanmu jahe hangat" Jeno membantu kekasihnya itu untuk bangkit dari posisinya. Ia memberikan cangkir jahe hangat tersebut pada Jaemin.

Tangannya yang menganggur terulur untuk mengecek suhu pada dahi Jaemin.  Rasa panas yang menjalar di punggung tangannya memberi tanda bahwa suhu sang kekasih belum juga turun.

Jaemin memberikan cangkir jahe hangat yang sudah diminumnya kepada Jeno. Setelah itu Jeno membantu lelaki manis itu kembali tidur.

"Cepatlah sembuh sayang" sebuah kecupan hangat mendarat didahinya lalu dibibir ranumnya.

"Jeno~ ingin peluk"

Mendengar nada manja dari kekasihnya membuat Jeno tersenyum lebar. Jaemin bisa terbilang sangat jarang bersikap manja. Tapi entah mengapa jika bersama Jeno lelaki manis itu rasanya ingin bermanja-manja saja.

Jeno tentu saja tidak ingin melewati hal tersebut. Ia kini berpindah posisi kesamping ranjang Jaemin yang kosong. Ikut merebahkan tubuhnya disana.

Jaemin yang melihat kekasihnya sudah berada disinya langsung membalikkan badan dan memeluk tubuh kekar Jeno. Lelaki manis itu mengusakkan kepalanya pada dada bidang Jeno.

"Istirahatlah Nana"

Usapan lembut pada punggung sempit Jaemin membuat lelaki manis itu mulai memejamkan matanya. Jeno terus melakukan kegiatan itu sampai suara dengkuran halus Jaemin terdengar.

🌕

Jam masih menunjukan pukul sepuluh malam. Namun rasa kantuk Jaemin hilang begitu saja saat merasakan perutnya yang mendemo minta diisi. Wajar saja, ia belum makan sejak siang tadi.

Lelaki manis itu menatap wajah damai kekasihnya yang masih terlelap. Sepertinya hanya dengan menatap wajah tampan Jeno cukup membuat perutnya kenyang.

"Kenapa kamu bangun sayang ?"

Jaemin tentu saja terkejut saat mendengar suara serak kekasihnya. Lelaki bermata sipit itu mengukurkan tangannya untuk mengelus pucuk kepala Jaemin.

"J-jeno aku lapar"

Mata sipit itu terlihat semakin sipit saat Jeno tersenyum. Pemandangan yang sangat indah bagi Jaemin. Seketika Jeno teringat akan tteokbokki serta makanan lain yang dibawa olehnya.

"Baiklah, aku akan memanaskan makanan yang kubawa"

"Aku ikut"

Jaemin menahan pergelangan tangan Jeno dan menunjukkan wajah menggemaskan. Sayangnya Jeno ingin kekasih manisnya itu beristirahat saja.

"Kamu tunggu disini saja ya ? Aku tidak akan lama"

Dengan berat hati Jaemin mengangguki perkataan Jeno. Senyuman lebar terukir diwajah tampan Jeno. Sebelum keluar dari kamar Jaemin, ia menyempatkan diri untuk mengecup pucuk kepala lelaki itu.

Sepuluh menit Jeno menghabiskan waktu didapur. Kini ia sudah kembali ke kamar Jaemin dengan senampan penuh makanan.

Mata Jaemin berbinar saat melihat betapa lezatnya semua makanan itu. Jeno yang melihat wajah senang kekasihnya langsung menyunggingkan senyuman.

"Apakah mom yang membuatnya ?"

"Eum, mom bilang kamu harus makan yang banyak"

Jeno mengusak helaian lembut rambut Jaemin. Ia ikut duduk dihadapan Jaemin. Meletakkan nampan makanan itu diatas pahanya.

Red Carnation [NOMIN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang