스물 아홉

8.3K 1K 23
                                    


Kedua orang tua Jaemin kini sudah berada diruangan Dokter Cho. Raut wajah dokter yang juga merupakan sahabatnya itu terlihat sangat suram.

"Jadi-ada apa dengan Jaemin ?"

"Kondisinya semakin memburuk"

Bahu ibu Jaemin jatuh begitu saja saat mendengar penjelasan dari Dokter Cho. Ia terisak pelan dalam dekapan suaminya.

"Lalu-"

"Kita harus segera mendapatkan donor jantung untuknya"

"Aku belum menemukannya"

"Aku akan menanyakannya pada Dokter Park"

Dokter Park adalah salah satu dokter yang menangani Jaemin juga dulunya. Sekarang dokter itu sedang bertugas di Amerika. Dan kebetulan Ayah Jaemin juga mengenal dokter tersebut.

"Kumohon lakukan yang terbaik untuk Nana Kyuhyun-ah"

Ibu Jaemin menangkup kedua tangan dokter dihadapannya. Menaruh harapan besar pada dokter yang menangani putranya tersebut.

"Akan aku usahakan"

Mari kita berpindah ke ruang rawat inap milik Jaemin. Lelaki berparas manis itu masih setia menatap wajah tampan kekasihnya. Ahh masker oksigennya juga sudah digantikan dengan selang dihidungnya.

Jeno terus mengecupi punggung tangan Jaemin tanpa henti. Ia sangat bersyukur kekasih manisnya sudah membuka mata.

"Maafkan aku Jeno"

Suara itu terdengar sangat lirih. Bahkan Jeno menangkap mata kekasihnya yang sudah berkaca-kaca.

"Jangan menangis lagi Nana"

"Maafkan aku karena tidak menceritakan semuanya padamu"

"Tidak, ini bukan salahmu sayang" Jeno mengecup kedua kelopak mata Jaemin. Berharap tangisan lelaki manis itu berhenti.

"Lupakan yang sudah terjadi-sekarang, maukah kamu menceritakannya padaku ?"

Jeno berucap dengan nada yang sangat lembut. Tangisan Jaemin perlahan berhenti. Ia sedang mempersiapkan diri untuk menceritakan penyakitnya pada Jeno.

"Jika kamu tidak siap menceritakannya sekarang tidak apa-apa, aku akan menunggu sampai-"

"Aku akan menceritakannya"

Lelaki tampan itu tersenyum lebar dengan mata bulan sabitnya. Jaemin meminta Jeno untuk berpindah tempat di ranjangnya yang masih terlihat luang.

Keduanya kini saling berhadapan. Tangan Jeno merapikan surai lembut Jaemin. Merambat turun mengelus wajah kesayangannya itu.

"Kamu tau Miokarditis ?"

"Eum"

Jangan lupakan jika keduanya sama-sama dari jurusan kedokteran. Tentu saja Jeno tau penyakit yang disebutkan oleh Jaemin.

"Disini-dia harus berjuang melawan penyakit itu" Jaemin menunjuk dadanya tepat diposisi jantungnya.

"Lalu-"

"Bukan hanya itu-dokter bilang aku mempunyai kelainan imunitas yang membuat penyakit dijantungku ini semakin menjadi-jadi"

"Nana-"

"Maafkan aku tidak memberitahumu sejak awal" Jaemin menatap mata sipit milik Jeno "jika kamu ingin kita untuk pisah-"

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Jeno terlebih dahulu membungkam mulut manis itu dengan ciumannya. Tidak, Jeno tidak ingin mendengar kalimat tersebut. Jeno melepaskan pangutan tersebut saat Jaemin menepuk dadanya.

Red Carnation [NOMIN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang