Still

889 96 7
                                    

Lobi rumah sakit itu terlihat lengang setelah kepergian tim dari stasiun TV. Awalnya ia sempat berpikir tempat yang biasanya dipenuhi oleh pasien ibu hamil itu semakin sempit karena kedatangan tim itu. Namun kini, ia merasa aneh dan asing saat melihat ruang rapat yang kosong atau melihat para perawat yang berbincang dengan sesama mereka saja. Ia sudah terbiasa melihat para perawat dan staf yang mengobrol dengan akrab, sehingga pemandangan ini terasa aneh baginya. Melihat orang-orang yang berseragam sama, memiliki bidang pekerjaan dan tanggung jawab yang sama membuatnya merasa sepi dan monoton. Lalu, ia teringat akan Jihoon, pertemuan pertamanya dengan Jihoon yang luar biasa. Saat pertama kali bertemu dengan pemuda itu, ia tidak tahu kalau pemuda itu akan membekas begitu dalam di hatinya. Rental house yang ia tempati mulai terasa sepi. Oleh karena itu, ia jadi semakin sering pulang ke rumah ibunya. Mungkin bisa dikatakan itu adalah salah satu hal positif yang bisa didapat dari rasa kesepiannya.

Daniel memainkan telepon genggamnya. Meskipun mereka dulu jarang berhubungan melalui telepon, bukan sekali dua kali ia ingin menelepon pemuda itu. Alasannya mengajak berpisah terlalu mendadak dan tidak masuk akal. Pasti ada alasan lain. Namun, pasti pemuda itu tidak akan memberitahunya jika ia menanyakan hal itu. Oleh karena itu, kemarin ia beralasan kalau tidak puas dengan kemampuan ciumannya. Daniel menghela napas dan berjalan menuju ruang praktiknya.

"Wah, ada Dokter Kang." Kihyun yang baru keluar dari ruang praktik Hyunwoo menyapanya ramah.

"Sebentar lagi kau akan melahirkan, kan?"

Daniel memasukkan tangan ke saku jas putihnya dan mengamati perut Kihyun. la sudah mendengar dari Hyunwoo kalau antibiotik yang aman bagi bayi yang diberikannya itu ternyata tidak terlalu membawa hasil. Kalau begitu, apa ia benar-benar harus dioperasi? Daniel yang sesaat teringat diskusinya dengan Hyunwoo tersenyum padanya.

"Kata Hyunwoo... ah, aku tidak boleh memanggilnya seperti itu, ya. Kata Dokter Son, anak ini sepertinya tidak sabaran. Sepertinya ia ingin cepat keluar, makanya ia menyuruhku untuk bersiap-siap. Hahaha!"

"Hahaha! Wah, repot juga Iho membesarkan anak yang tidak sabaran. Ibuku juga dulu katanya kewalahan mengurusku, karena aku juga orangnya tidak sabaran. Haha...!"

Tiba-tiba, tawa Kihyun terhenti. Daniel pun menjadi tidak enak dan menahan tawanya.

"Oh, begitu rupanya." Tiba-tiba Kihyun mengangguk-angguk penuh arti.

"Oh ya, Jihoon apa kabar? Dia baik-baik saja, kan?" Daniel bertanya dengan santai dan berusaha agar tidak terlihat mencolok.

"Aku tidak mengerti kenapa Jihoon malah pergi periksa ke spesialis kandungan di rumah sakit lain, padahal dia kenal baik dengan dokter-dokter di sini." Kihyun bergumam dengan wajah khawatir.

"Apa?" Daniel terkejut. Ada apa dengan anak itu?

"Sekarang ini, tidak ada salahnya kan orang yang belum menikah juga pergi ke spesialis kandungan? Menurutku sih mungkin karena semua dokter di spesialis ini mengenalnya. Yah, mungkin saja, mungkin dia malu karena skandal sebelumnya tentang ibu hamil itu.... Tapi, sepertinya dia juga sempat diperiksa oleh Dokter Kim." Kihyun berkata dengan cemas.

Dokter Kim? Kemarin ia memang sempat bertemu dengannya sebentar. Tetapi ia tidak bercerita apa-apa tentang Jihoon. Sebenarnya ada masalah apa ini?

"Apa ada gejala-gejala sesuatu?" Daniel bertanya dengan penasaran.

"Katanya sih endometriosis atau apa ya... Memangnya itu berbahaya ya, dok? Kelihatannya dia depresi sekali. Sepertinya Dokter Kim juga menakut-nakutinya, berkata kalau bisa saja dia tidak bisa melahirkan anak.

"Oh...."

Sesaat Daniel terdiam terpaku, rasanya seperti ditusuk dari belakang.



Daniel kembali ke ruang praktiknya dengan ragu. Kalau ia meneleponnya lebih dulu dan sok akrab lagi, pasti nanti anak itu marah lagi. Daniel yang tidak tahu harus berbuat apa melemparkan telepon genggamnya ke atas meja dan berdiri dari kursinya. la berjalan mondar-mandir di dalam ruangannya sampai ia teringat pada Sejeong.

Cheeky Romance (NielWink)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang