Struggle

2.2K 144 3
                                    

suasana pagi itu sangat sibuk. Baru saja terjadi kasus kecelakaan beruntun dari lima kendaraan dan salah satu korbannya adalah seorang ibu hamil. Seorang suami yang kepalanya berlumuran darah tetap berlari mengikuti istrinya yang terbaring di tempat tidur periksadan dibawa menuju kamar operasi. Sang suami tetap menempel di sisi istrinya, seolah tidak ingin meninggalkannya sedikit pun. Menyedihkan sekali melihat pemandangan seperti itu.

"air ketubannya sudah pecah saat kecelakaan terjadi, dan ketika sampai di ruang UGD, detak jantung bayi tidak terdeteksi!" seorang perawat berkata kepada Daniel yang berjalan tergesa begitu mendapat panggilan.

"kondisi ibunya?" Daniel bertanya sambil ikut berlari ke arah ruang operasi dan memegangi pinggir tempat tidur pasiennya.

"Detak jantungnya sangat lemah! Pendarahannya juga parah!"

"golongan darahnya?"

Begitu Daniel bertanya, suami yang sejak tadi meratap memanggil nama istrinya seketika berteriak, "Golongan darahnya O! saya juga O! ambil saja darah saya!"

"Tidak bisa, Anda juga mengalami pendarahan!" Daniel balik berteriak kepada suami pasien itu dan segera memerintahkan perawatnya, "cepat cari golongan darah O!"

Namun, suami itu tidak menyerah dan memegang lengan Daniel erat-erat.

"tidak apa-apa! Ambil saja darah saya! Saya tidak merokok, tidak pernah minum alkohol!"

"Anda kan sedang berlumuran darah seperti ini! Seandainya terjadi apa-apa, bukankah setidaknya Anda harus sehat untuk menjaga bayi ini nanti? Sebaiknya Anda obati dulu luka Anda!" Daniel berteriak dengan tegas. Ia paham sepenuhnya perasaan suami pasien itu. Meskipun hatinya sakit berada dalam situasi seperti ini, tetapi maaf saja... apa boleh buat. Ia harus dapat menyelamatkan ibu dan bayinya, meskipun demi si suami itu.

Daniel keluar dari ruang operasi mengenakan baju operasi yang penuh keringat. Suasana di luar ruang operasi cukup tenang, berbeda dengan saat ia masuk tadi.

"suami pasien mana?"

Langkah Daniel terhenti di depan ruang operasi. Ia melepas salah satu ujung maskernya dan menoleh kea rah perawat yang berjalan mengikutinya.

"baru saja mendapat delapan jahitan di dahinya, sekarang sedang transfusi darah untuk didonorkan."

Tersirat senyum di wajah Daniel mendengar betapa hebatnya ikatan keluarga itu.

"hebat sekali. Ibu dan bayi yang jantungnya berdetak kembali, dan ayah yang mendonorkan darahnya dengan jahitan di kepalanya. Semoga anak itu kelak berbakti pada orangtuanya."

Kembali muncul di benak Daniel saat jantung bayi itu berdetak kembali, saat bayi itu menangis untuk pertama kalinya di dunia ini. Meskipun badannya terasa letih, tetapi perasaannya seolah melayang ke angkasa.

"masih ada satu pasien lagi yang sedang menunggu."

"Oh, ya?"

Daniel melirik jam tangannya mendengar perkataan perawat itu. Kemudian, ia memberikan masker yang ia pakai kepada perawat itu dan bergegas melangkahkan kakinya.

Begitu selesai melakukan tes USG pada pasiennya, Daniel keluar dari ruang periksa, mencuci tangannya, dan melihat kembali grafik hasil tes tersebut. Sementara itu, seorang pasien wanita keluar dari ruang periksa sambil merapikan bajunya. Ia duduk di kursi yang terletak di hadapan Daniel dan menatap wajah Daniel dengan cemas.

"untuk pemeriksaan berikutnya, Anda bisa datang bersama ayah bayinya, kan?" Daniel bertanya sambil memperhatikan ekspresi wanita itu.

"ya? Ba... bayi?"

Cheeky Romance (NielWink)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang