Responsible

804 80 5
                                    

Setelah selesai memeriksa pasiennya, Daniel mampir sebentar ke ruangan praktiknya sebelum menuju ke ruang rapat. Daniel yang sibuk mencari dokumen di atas mejanya menekan tombol intercom dengan tergesa-gesa.

"Rapat operasi itu jam berapa?"

"Sebentar lagi akan dimulai." Suster Lee menyahut dengan singkat.

"Sebentar lagi? Baiklah."

Daniel melirik jam tangannya dan bergegas meninggalkan ruang praktiknya setelah mengecek semua dokumennya. Kemudian ia masuk kembali ke ruangannya dengan terburu-buru, membuka botol shake yang terletak di atas mejanya dan meneguknya dengan lahap. Daniel yang telah menghabiskan sekitar setengah botol itu memicingkan matanya untuk melihat ke dalam botol itu dan mencium baunya.

"Banyak juga isinya." Daniel memiringkan kepalanya dengan heran.

"Hari ini rasanya lumayan enak juga."

Daniel menjilat bibirnya, menghabiskan minuman dalam botol itu dan bergegas meninggalkan ruangannya. Di koridor rumah sakit, ia tidak sengaja berpapasan dengan Jihoon yang menatapnya dengan heran.

"Ada apa?" Daniel bertanya dengan datar. Jihoon lalu tertawa dan menunjuk ke arah mulutnya.

"Mulutku?" Daniel mengusap mulutnya dengan tangan.

"Sepertinya kau habis makan sesuatu ya. Bibirmu putih-putih." Jihoon terkikik sambil menunjuk ke arah ujung bibir Daniel.

"Oh ya? Terima kasih, ya."

Daniel menyeka mulutnya dengan lengan bajunya dan bergegas menuju ruang rapat.

Ia kemudian berjalan selama beberapa saat. Ketika ia hampir sampai di ruang rapat itu, perutnya tiba-tiba terasa sakit. Pencernaannya itu memang termasuk lancar, sehingga kalau ia makan terlambat seperti ini, perutnya kadang suka sakit. Apalagi tadi porsinya cukup banyak, apa ia minum terlalu lahap, ya? Daniel menekan-nekan perutnya yang sakit.

"Hai, Kang Doc!"

Hyunwoo datang dari arah yang berlawanan sambil melambaikan tangannya. Sejeong pun datang bersamanya. Daniel tersenyum sambil tetap menekan perutnya yang sakit.

"Kau sakit?" Sejeong bertanya sambil memperhatikan wajah Daniel.

"Tidak." Daniel berusaha tersenyum seolah tidak ada apa-apa. Tiba-tiba perutnya berbunyi 'gruuuk' dan Daniel sesaat membungkukkan badannya.

"Hari ini rapatnya lama tidak sih? Aku agak lelah hari ini, banyak jadwal operasi." Hyunwoo bergumam sambil berjalan dengan tangan di saku jas putihnya.

"Oh ya, katanya kau mau wawancara dengan sebuah koran kesehatan ya?" Daniel bertanya pada Sejeong sambil mengusap perutnya yang terasa tidak nyaman.

"Ya, Jadwalnya sih sudah ditentukan... Koran itu cukup terkenal juga. Tadinya aku tidak mau karena merasa tidak yakin, tapi karena konsep bulan ini..."

Meskipun Sejeong sedang menjelaskan panjang lebar mengenai wawancaranya itu, Daniel yang perhatiannya tertuju pada perutnya yang sakit tidak terlalu memperhatikan perkataan Sejeong. Tiba-tiba, alarm di saku Daniel berbunyi. Daniel mengeluarkan alarmnya lalu menoleh pada Sejeong dan Hyunwoo.

"Sepertinya ada kondisi darurat. Kalian pergi duluan saja."

Daniel menekan perutnya sesaat lalu berlari ke arah yang berlawanan. Daniel yang berlari ke meja perawat dengan terengah-engah langsung mencari Suster Lee. Saat itu, Jihoon yang sedang berbicara dengan seorang penulis naskah di sekitar meja perawat itu terkejut melihat Daniel.

"Kau sedang apa di sini?"

Belum sempat Daniel menjawab, Suster Lee segera menjelaskan kondisi pasien kepada Daniel.

Cheeky Romance (NielWink)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang