I'm not

1.2K 105 11
                                    

Pepatah berkata langit akan selalu menolong orang yang menolong dirinya sendiri. Lalu, apakah itu berarti orang yang berusaha menghancurkan orang lain akan menghancurkan dirinya sendiri? Namun, untuk urusan Mingyu, karena pria itu sudah memberikan pengaruh secara mental pada dirinya, Jihoon merasa balas dendamnya pada pria itu masih terhitung cukup baik. Lagi pula, sembilan puluh persen penyebabnya adalah komputer itu. Namun ini agak keterlaluan. Ini bukan hanya kesialan bertubi-tubi, tetapi seperti mendapat kesialan seumur hidup dalam satu hari. la tidak pernah mengira akan mengalami masalah yang serius dengan faktor keberuntungannya seperti ini. Ketika PD Byun menghampirinya setelah ia mencampakkan Mingyu dengan kasar, tadi ia pikir itu adalah pertanda baik dan kesempatan baru yang diberikan oleh Tuhan.

"Kau tahu kan kalau saat ini tidak ada orang yang mengisi tempat reporter di acara kuliner ini? Kalau bagus, kau bisa jadi reporter tetap lho."

PD Byun mengedipkan matanya kepada Jihoon seolah menegaskan kembali tentang posisi tetap di acara itu. Reporter tetap? Tentu saja, dengan senang hati. Belakangan Jihoon mendengar bahwa reporter yang sebelumnya mengisi tempat ini tiba-tiba dipindahkan ke acara dokumenter alam. Jihoon menunjukkan tatapan yang berapi-api dan semangat yang kuat kepada Byun.

Tempat yang menjadi lokasi syuting pertamanya adalah restoran yang terkenal dengan makanan kesehatan. Karena acara ini akan ditayangkan secara live, maka sedikit kesalahan akan berakibat fatal.

"Appetizer-nya adalah bubur kacang merah, makanan utamanya ikan fugu, dan terakhir adalah minuman alkohol tradisional yang khusus dibuat di restoran ini. Lalu, kau bertanya pada pemilik restoran itu tentang khasiat dari makanan-makanan itu. Jadi, sekali lagi, bubur kacang merah, ikan fugu, dan minuman alkohol, oke?"

PD Byun menjelaskan isi acara itu dengan ramah. Dengan wajah gugup, Jihoon kemudian melatih senyumnya sambil menatap ke kamera yang bahkan belum menyala.

"Lalu, apa khasiat dari bubur kacang merah ini? Bagaimana dengan ikan fugu? Lalu, ini adalah minuman alkohol tradisional itu, ya?" Jihoon melatih pelafalannya dengan serius sambil bergumam seorang diri.

"Memangnya ini siaran di Korea Utara? Yang lebih natural, dong."

Jihoon malah semakin tegang melihat wajah PD Byun yang khawatir. Kemudian ia kembali menatap ke kamera dan berlatih dengan lebih serius.

"Lalu, apa khasiat dari bubur kacang merah ini? Bagaimana dengan ikan fugu? Lalu, ini adalah minuman alkohol tradisional itu, ya?"

Jihoon terus menggumamkan perkataan yang sama berkali-kali. Sesekali ia melihat ke cermin dan memperlihatkan tekad yang kuat untuk menjadi reporter tetap di acara itu. Tiba-tiba, ia mendapat telepon dari Mingyu. Meskipun ia malas menjawab telepon itu, tapi ia tetap menjawab singkat karena sepertinya orang ini akan terus mengganggunya. la hanya berkata jangan meneleponnya lagi dan segera menutup telepon itu. Apa telepon itu yang menjadi pembawa sial? Bukannya ia ingin menyalahkan orang lain, tetapi ia benar-benar tidak tahan lagi.

Syuting dimulai dengan lancar. Siaran sudah diterima oleh stasiun TV dan begitu mendapat tanda 'shoot' dari PD, Jihoon berhasil mengatur napasnya dan mewawancarai pemilik restoran itu dengan santai dan natural. Meskipun ia sempat berpikir seharusnya pemilik restoran ini

juga latihan dulu bersamanya tadi karena sikap dan ucapannya sangat kaku, seperti sedang membaca buku pelajaran Bahasa Korea. Namun, Jihoon tidak menyerah. la mengajak pemilik restoran itu untuk lebih santai, karena kalau tidak, maka akan terlihat lebih mencolok. Kemudian Jihoon mulai mencicipi bubur kacang merah, ikan fugu, dan beberapa gelas minuman alkohol di restoran itu. . . . Itu saja.

Tiba-tiba, seorang pria datang berlari menghampirinya seperti orang kesetanan, memegang pergelangan tangannya kuat-kuat sampai membuat gelas itu terlempar mengenai dahi PD, mengatakan kalau dirinya adalah 'ibu hamil' dan berkata macam-macam. Seandainya itu semua hanya mimpi. Hal itu seharusnya tidak pernah terjadi. Tidak boleh terjadi. Ini kan siaran langsung! Yang lebih penting daripada masalah 'ibu hamil' itu adalah bahwa acara ini disiarkan secara langsung. Namun, karena dirinya pun belum menikah, ia pun tidak bisa diam begitu saja mendengar tuduhan itu.

Cheeky Romance (NielWink)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang