Begin

831 93 6
                                    

"Oh, jadi hanya salah paham dengan seorang dokter gila?"

Terkejut mendengar pria yang tiba-tiba muncul di belakangnya, Jihoon memeluk laptopnya dan menoleh ke arah asal suara itu. Ternyata orang itu adalah dokter yang waktu itu meneriakinya "Ibu Hamil Nasional" saat rapat perkenalan. Dokter itu menjulurkan lehernya melewati pundak Jihoon dan membaca tulisan di layar laptopnya. Di sebelahnya, Daniel berdiri sambil berdeham canggung dan memalingkan wajahnya.

"Komentarnya tidak sesuai dengan yang kau harapkan, ya? Permintaan maaf itu baru dikeluarkan beberapa jam yang lalu dan sepertinya masih banyak yang salan paham denganmu. Bagaimana ini?"

Dokter yang memakai name tag bertuliskan 'Son Hyunwoo' di jasnya itu mendecakkan lidahnya dan menoleh kepada Daniel yang berdiri di sebelahnya. Daniel kembali berdeham kaku dan pura-pura tidak tahu apa-apa. Orang ini sebenarnya peduli dengan orang lain atau tidak sih, batin Jihoon. Sepertinya sikapnya pada ibu hamil dan orang yang tidak hamil benar-benar jauh berbeda.

"Sepertinya kau harus tanggung jawab karena telah membuat pemuda baik-baik ini mendapat julukan 'Ibu Hamil Nasional'." Hyunwoo berkata pada Daniel seolah membaca isi hati Jihoon.

"Tapi sepertinya orang itu tidak berniat untuk bertanggung jawab, ya."

Jihoon menutup laptopnya dengan keras sampai berbunyi "trak!". Istilah 'surat perjanjian' tiba-tiba berkelebat di otaknya. Seolah tidak tahu apa-apa soal hal itu, Jihoon menatap Daniel dengan tajam. Orang yang sampai menulis surat perjanjian ini. Apa sebaiknya kumaafkan saja sekarang?

"Astaga! Kau sebegitu bencinya ya dengan dokter ini?"

Hyunwoo yang tadi menyindirnya itu terkejut dan membelalakkan mata. Kemudian, Daniel meninju lengan Hyunwoo, membuatnya terkejut kembali dan menjerit tertahan "aduh!". Kemudian Hyunwoo tersenyum terpaksa dan bertanya pada Jihoon, "Namamu Jihoon, ya? Bagus sekali. Kau sudah makan malam?"

"Tidak, belum." Jihoon menjawab dengan nada dingin.

"Kalau begitu, bagaimana kalau makan dengan kami? Orang ini katanya mau mentraktir."

"Apa?" Daniel terkejut mendengar ucapan Hyunwoo. Sudah ku duga, batin Jihoon. Mana mungkin orang ini mau mengajaknya makan bersamanya?

"Sudahlah. Aku selalu sial setiap berada di dekatnya, entah masalah apa lagi nanti yang timbul kalau aku makan bersama kalian berdua."

Jihoon membereskan laptop dan beberapa alat tulisnya.

"Ah, Kau ini. Setelah kenal, dia orangnya lumayan baik, kok. Kalian akan terus bekerja sama, tidak baik kalau saling membuang muka seperti ini." Hyunwoo terus membujuk Jihoon. Sementara, di sebelahnya terdengar suara Daniel yang berbisik "Sudahlah, hentikan" sambil mencolek-colek Hyunwoo. Jihoon menatap Daniel dengan tatapan heran. Tanpa sengaja mereka bertatapan dan Daniel langsung mengalihkan pandangannya dengan canggung.

"Baiklah, aku yang traktir. Oke? Nah, ayo sekarang kita makan, biar aku yang traktir." Hyunwoo yang memelototi Daniel tersenyum kepada Jihoon dan berkata dengan ceria. Ketika Jihoon kembali mermbenahi laptopnya, Hyunwoo menyodorkan nampan yang berisi seolleongtang kepada Jihoon. Daniel yang membawa nampannya sendiri berdiri di belakang Hyunwoo dan memandangnya seolah tidak percaya.

"Menu hari ini adalah seolleongtang khas Jin Guk. Silakan makan yang banyak, bisa refill juga." Hyunwoo mengedipkan matanya pada Jihoon dan tertawa.

"Sepertinya kau ini orangnya ceria sekali, ya."

Tadinya Jihoon mengira kalau orang ini sifatnya aneh, tetapi ternyata cukup ramah juga. Jihoon lalu memandang Daniel dengan dingin.

"Sepertinya kau berbeda sekali dengan temanmu itu, ya."

Cheeky Romance (NielWink)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang