Chance

969 96 15
                                    

Begitu selesai praktik, Daniel iseng menyalakan internet. Ia tidak pernah iseng-iseng membuka artikel gosip di internet sebelumnya, sehingga saat melihat tulisan-tulisan itu, ia tidak tahu apakah semua itu berita betulan atau hanya omong kosong belaka.

Si Ibu Hamil Nasional yang merusak citra baik reporter.

Ibu Hamil Nasional 'menggali' status reporter. Mau digali sampai mana? lalu apa yang didapat? rasa malu?

Saya juga ibu hamil. Kenapa malu untuk mengakuinya?

Bahkan ada artikel yang memastikan kalau nama pemuda itu adalah Park Jihoon. Banyak juga tanggapan dari masyarakat mengenai hal ini. Entah apa karena wajah mereka tidak terlihat, mereka berani mengungkapkan pendapat mereka dengan lebih bebas dan blak-blakkan. Sampai ada video dan foto tentang pahlawan pelindung ibu hamil nasional itu. Bahkan ada foto sekelompok laki-laki yang memakai kostum dokter. Daniel tertawa melihatnya. Kemudian ia membaca sebuah artikel.

IBU HAMIL NASIONAL, SI MESIN PEMBUAT SURAT PERMOHONAN MAAF. TUGASNYA DI KANTOR SAAT INI ADALAH MENULIS SURAT PERMOHONAN MAAF. BEBERAPA WAKTU YANG LALU, IA JUGA DISURUH MENULIS SURAT PERMOHONAN MAAF KARENA MEMAKI-MAKI MANTAN PACARNYA MELALUI SITUS JEJARING KANTOR, DAN SEKARANG....

Hah? jadi ia pemuda yang seperti itu? ternyata ada reporter yang sikapnya seperti ini? tadinya ia merasa bersalah pada pemuda itu, tetapi setelah mengetahui bahwa sikap dan pandangan orang-orang tentang pemuda itu juga tidak terlalu baik, rasa bersalahnya langsung berkurang setengahnya. Seandainya saja masalah ini tidak melibatkan dirinya, mungkin ia bisa dengan mudah melupakan pemuda itu. Namun, sebagai tipe orang yang tidak bisa tidur tenang apabila berbuat salah atau merugikan orang lain, Daniel tetap teringat akan pemuda itu dan hatinya tidak tenang, Apa boleh buat, ini memang kesalahannya. Padahal, sebelumnya ia tidak pernah melakukan hal ini pada satu pun pasiennya. Bagaimana ini?

Saat jam pulang kantor, Daniel keluar dari rumah sakit dengan langkah gontai. Ia berjalan menuju tempat parkir dan melihat Sejeong berjalan di depannya. Merasa senang melihat Sejeong, ia segera berlari menghampirinya dan berjalan di sampingnya. Sejeong sempat terkejut, namun kemudian tertawa setelah mengetahui bahwa Daniel yang datang menghampirinya.

"Katanya acara dokumenter itu mau dibuat di bagian kita, ya?" Sejeong bertanya dengan rasa ingin tahu. Namun, Daniel tidak terlalu gembira mendengar pertanyaan itu. Ia membayangkan sesibuk apa dirinya nanti, mengurus setiap pasiennya saja sudah membuatnya pusing, kini seolah beban tugasnya bertambah satu. Belum lagi masalah reporter itu.

"Katanya begitu. Tapi menurutku, proyek ini hanya akan mengganggu aktivitas di rumah sakit saja." Suaranya terdengar benar-benar kesal.

"Bukankah kau yang mendapat spotlight, setelah ketua dokter kita?"

"Spotlight apanya. Mereka hanya ingin menjual wajahku saja, makanya disuruh banyak muncul di depan kamera."

"Meskipun begitu, kau harus sungguh-sungguh di proyek ini. Sebentar lagi ketua dokter itu akan naik pangkat, mungkin saja dia sudah berencana menunjukmu untuk menggantikan dirinya."

Ternyata benar, otak wanita itu memang berjalan lebih cepat.

"Begitukah?"

Daniel menggigit bibirnya. Kemudian mengernyitkan keningnya.

"Entahlah. Aku hanya ingin serius menjalankan tugasku."

Yang paling penting adalah kemampuanku. Aku tidak terlalu memikirkan jabatan atau apa pun itu.

"Itu sebabnya dia senang denganmu."

Sejeong menggandengkan lengannya pada Daniel. Daniel terkejut karena tidak biasanya Sejeong melakukan skinship seperti ini. Meskipun begitu, hatinya senang.

Cheeky Romance (NielWink)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang