Proof

875 88 3
                                    

Sejak ia mendengar suara erangan di sebelah rumahnya pagi tadi, Daniel merasa seperti mendapat pertanda bahwa harinya tidak akan berjalan mulus hari itu. Ternyata, ada masalah seperti ini. Daniel merasa seperti telah melakukan suatu kesalahan besar. Jadi, sebenarnya pemuda ini tidak hamil? Atau dia juga hamil, tetapi sakit perut juga? Sepertinya tidak seperti itu....

Daniel berjalan mondar-mandir di depan kamar mandi dengan cemas. Tiba-tiba, pemuda itu keluar dari kamar mandi dengan mengenakan celana khusus pasien sambil membawa bungkusan hitam yang sudah bisa ditebak apa isinya. la berjalan dengan wajah malu dan langkah gontai. Kemudian, terdengar suara terkikik dari meja perawat. Daniel dan Jihoon menoleh bersamaan ke arah meja perarawat itu.

Perawat-perawat yang sedang berkumpul di sana terkejut dan segera menundukkan kepalanya. Jihoon lalu melirik sekilas pada Daniel. Daniel yang bertatapan dengan Jihoon lantas memalingkan wajahnya yang memerah. Pemuda itu lalu mengerucutkan bibirnya dan menggumamkan sesuatu. Meskipun tidak mendengar jelas, tetapi Daniel tahu pasti kalau itu adalah makian yang ditujukan padanya.

"Kau tidak apa-apa?" Daniel bertanya dengan hati-hati dan seketika itu juga Jihoon menyipitkan matanya seperti Gumiho dan menatapnya tajam. Pemuda itu terihat seolah akan mengambil dan memakan hati Daniel. Terdengar jelas suara giginya yang bergemeretak kesal. Tiba-tiba, Jihoon maju selangkah mendekati Daniel dan menyodorkan kantong hitam itu kepadanya. Daniel terkejut dan mundur selangkah.

"Kenapa tidak kau buang? Mau dicuci dan dipakai lagi?" Daniel mengerutkan dahinya dan memandang Jihoon.

"Katanya kau mau tanggung jawab? Cepat buang ini." Jihoon menatap Daniel sambil seolah hendak melemparkan kantong hitam itu padanya.

"Maaf, aku sungguh minta maaf. Tapi aku tidak bisa melakukan hal itu." Daniel mengatupkan tangannya sambil tersenyum putus asa.

"Aku hampir gila rasanya, benar-benar!"

Jihoon kemudian mencium kantong hitam itu dan bergidik ngeri sambil berseru 'uhh~!'. Konyol sekali. Beberapa pasien yang lewat di samping mereka pun menoleh ke arah Jihoon dan terkikik geli.

"Gosipnya cepat sekali tersebar ya, padahal tidak masuk TV." Jihoon bergumam dengan nada putus asa. la menghela napas panjang dan di mata Daniel, pemuda itu benar-benar terlihat menyedihkan.

"Kau tahu apa yang terjadi padaku gara-gara sikapmu waktu itu?" Pemuda itu menumpahkan segala kekesalannya yang selama ini ia tahan. Meskipun Daniel tidak tahu pasti apa yang terjadi pada pemuda yang berwajah layu dan berdiri dengan lemas itu. Ia tahu bahwa banyak hal tidak menyenangkan yang telah terjadi padanya.

"Ah, aku juga sudah lihat foto barumu di Internet. Tapi, itu apa ya? Seperti celana dalaman dengan sesuatu yang seperti balon..."

"Kau ini!" Jihoon berteriak dengan wajah memerah.

"Aku minta maaf kalau ada salah paham yang timbul karena diriku.Tapi untuk tanggung jawab.."

"Apa hebatnya sih kau ini? Membuat kesalahan sampai hampir membunuh orang, lalu sekarang tidak tahu bagaimana harus bertanggung jawab? Apa itu masuk akal?"

"Maafkan aku, sungguh." Daniel menyahut dengan sunggu-sungguh. Jihoon yang tadinya ingin berteriak-teriak lagi pada orang ini pun mengurungkan niatnya dan terdiam.

"Aku sadar dengan apa yang telah kulakukan dan aku benar-benar minta maaf. Dan syukurlah, tadinya aku khawatir kau akan kehilangan pekerjaanmu sebagai reporter...."

"Kau tahu tidak apa saja yang sudah ku alami gara-gara kau?”

"Maafkan aku. Tapi syukurlah, kau masih bekerja sebagai reporter seperti sekarang ini."

Cheeky Romance (NielWink)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang