Lima

2.2K 108 15
                                    

Seminggu setelah pesta ulang tahunnya, Anneth disibukkan dengan sekolah dan manggung di beberapa tempat dan acara lainnya. Hari ini, Anneth baru saja selesai manggung di salah satu mall di Tanggerang. Selama manggung Aldy menunggunya di backstage yang katanya jadwal dia sedang kosong.

Menurut Anneth, Aldy jauh berbeda dengan Deven. Aldy orang yang selalu serius dan jangan sekali bercanda sementara Deven orang yang humoris dan selalu saja membuat ulah yang menyenangkan. Tapi sejauh ini, perasaan Anneth pun masih bingung. Aldy mendekatinya dan sudah pernah menyatakan perasaannya, tapi Anneth masih menolak karena belum mau pacaran lagi? Ya akhirnya mereka hanya dekat saja sekarang.

"Lanjut kemana? Mau makan?" Tanya Aldy setelah Anneth mengganti bajunya dan menghapus make-up bekas manggung tadi.

"Bebas, ayo aja," jawab Anneth.

Aldy mengangguk lalu merangkul Anneth keluar dari backstage. Mereka menuju mall terdekat. Selama berjalan, mereka saling bergandengan.

"Minggu depan rans carnival di Jakarta ya?" Tanya Aldy yang sudah duduk di depan Anneth. Mereka sudah memesan makanan.

"Iya, kamu dateng?" Tanya Anneth.

"Gatau.. aku belum liat jadwal. Nanti aku kabarin kamu kalau aku bisa hadir," Anneth tersenyum dan mengangguk. Aldy mengelus puncak kepala Anneth.

***

Tiba hari ini rans carnival di daerah senayan city. Mereka berlima tidak terlalu repot untuk ke hotel atau sebagainya karena bisa di apartemen Anneth atau Deven, atau juga di Kantor Kak Aan.

"What's up pipelll," teriak Deven saat sampai di kantor Kak Aan. Di ruang depan, ada Anneth, Nashwa, dan Raisya. Gogo masih sekolah.

"Yess mabroo baru beres sekul yaa," sahut Raisya yang menuru gaya Deven.

"Yes girl karena sekolah nomor satu, karir nomor dua, dan doi nomor sekiaan hahahaha," mereka tertawa. Dasar Depen selalu aja membuat tertawa.

"Habis latihan, nanti nonton Dev," ucap Nashwa.

"Nonton apaan? Emang ada film yang rame?" Tanya Deven disusul duduk di sofa single nya.

"Bloodshot rame katanya," jawab Anneth. Deven melihatnya. Jarang sekali Anneth menyahut ucapannya, tapi sekarang tumben.

"Ohh boleh boleh kosong kok," jawab Deven sambil mengangguk-ngangguk.

"Joa sama Ucha nanti bisa ikut katanya," ujar Anneth setelah melihat layar handphonenya.

"Ucha di Jakarta? Dari kapan?" Tanya Deven.

"Dua hari yang lalu," jawab Nashwa.

Tak lama dari itu Gogo datang dan mereka mulai latihan. Latihan berjalan satu jam lebih setelah itu, mereka pergi ke PIM tempat janjian bersama Joa dan Ucha, tapi sayangnya Gogo tidak bisa ikut karena ada acara jadilah Deven lelaki sendirian.

"Eh pasangan lo mana Dev?" Tanya Ucha polos.

"Gogo ngga bisa ada kerjaan lagi," jawab Deven yang langsung mengerti maksud Ucha.

"Udah yuk ah, gue udah beliin tiketnya," ucap Joa yang sudah memegang 6 tiket.

"Jalan berdua-berduaa yaa, lo sama Anneth sana," usir Ucha pada Deven.

"Ngga, gue sendiri aja di depan. Gue sadar gue jomloo," Deven melangkah duluan.

"Gagaga nurut kek cuman jalan bsebelahan ngga romantisan jugaa," tarik Ucha. Deven menghela napas pasrah.

SEBUAH KISAH #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang