Sepuluh

2.3K 127 27
                                    

Setelah lama menjadi partner dan bekerja sama, kini mereka kembali tour bersama MJN Squad ke kota-kota untuk manggung. Kali ini mereka akan ke Kota Pontianak.

Mereka berlima tidak berangkat bersama karena yang lainnya ada yang di kota kelahiran mereka sebagian lagi di kota lain baru selesai project yang lainnya.

Karena yang dari Jakarta hanya Deven dan Anneth, jadi mereka berangkat bersama dengan tim Rans juga.

Deven dan Anneth baru saja selesai kontraknya dengan greenlight kemarin, dan kemarin mereka baru saja pulang dari Jambi sampai di Jakarta malam hari dan sekarang paginya mereka harus terbang lagi menuju Pontianak.

"Ehh ada yang couple nih bajunya," sindir Kak Rifan yang ada di dekat Anneth dan Deven. Mereka tanpa sengaja dan janjian menggunakan kemeja merah kotak-kotak yang sama.

"Eh iya bener. Padahal ngga janjian loh, Kak," ucap Deven sambil menatap Anneth yang ada di sebelahnya.

"Kalau sehati emang gitu sih biasanya," sahut Kak Rifan lagi sambil tertawa yang lainnya juga malah ikut tertawa.

Setelah semuanya diurusi, mereka kini sudah di masuk kedalam pesawat dan duduk sesuai posisinya. Anneth dan Deven duduk bersebelahan dan di sebelahnya ada Kak Rifan. Dibelakangnya Mama mereka dan lara tim Rans yang lain.

Daei tadi, Anneth duduk dengan gelisah entah kenapa rasanya begitu panas dan keringatnya sudah bercucuran sejak tadi. Kepalanya begitu berat.

"Neth, kenapa?" Tanya Deven di sebelahnya yang sadar gerak-gerik Anneth yang aneh.

"Gatau dari tadi keringetan," Anneth meraih tangan Deven. Deven merasakan telapak tangan Anneth yang berkeringat dingin. Tatapan Anneth yang sayu, Deven mengusap pelipis Anneth yang keringetan.

"Kamu sakit. Udah sarapan belum tadi?" Tanya Deven. Ia mengelus punggung tangan Anneth menenangkannya.

"Roti. Ngga biasa makan nasi pagi-pagi nanti sakit perut," lirihnya.

Deven berdiri dan membalikkan badannya ke kursi belakang dimana mamanya duduk dengan Mami Anneth. Tapi tangannya masih menggenggam lengan Anneth, enggan melepaskannya.

"Mami, Anneth kayaknya ngga enak badan,"

"Mama bawa obat yang biasa Adek minum ngga?" Ucap Deven pada mamanya setelah memberi tahu pada Mami Anneth.

Mami Anneth berdiri dan mengelus kepala Anneth dari belakang. Anneth hanya membaringkan tubuhnya ke kursi dan diam saja.

"Ada, bentar ambil dulu," Mama Deven mencari obat itu di tasnya. Setelah ketemu ia memberikan pada Deven.

Deven kembali duduk dan sekarang menghadap ke arah Anneth. Ia membuka obatnya dan botol minum yang diberikan Mami Anneth.

"Minum obat dulu, Neth," bujuk Deven.

"Pait?"

"Namanya obat, Neth, kalau yang manis itu aku," kekeh Deven. Di saat seperti itu sempat-sempatnya Deven bercanda.

Deven membantu Anneth meminum obatnya. Wajah Anneth terlihat sedikit pucat.

"Kenapa Neth sakit kamu?" Tanya Kak Rifan yang baru sadar Anneth lemas. Anneth hanya menjawab dengan anggukan saja.

"Harus banyak manja-manja sama Depen biar cepet sembuh," bisik Kak Rifan yang ada di sebelah Anneth. Dibisikkan seperti itu, Anneth hanya terkekeh dengan sisa tenaganya.

Deven sedang asik mencari film yang rame jadi dia tidak memerhatikan Anneth dan Kak Rifan. Anneth yang tadi disuruh tidur oleh Deven, ia tidak menurut karena tidak bisa tidur. Ia memilih memerhatikan Deven yang menonton film.

SEBUAH KISAH #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang