Mari kita sambut ending dari cerita ini wkwkwk. Maap semalem ketiduran hehehe. Nih yaa... Siap ngga? Tips nya ya,
1. Baca pelan-pelan
2. Bayangin plus hayati
3. Jangan buru-buru nanti cepet tau endingnya wkwkwkDah ah ahahaha Selamat Membaca kesayangan Author🤗🤗
===========================
"ANNETH!! DEVEN!!" teriak Nashwa, Raisya, dan Gogo yang mencari mereka sejak tadi.
Anneth menoleh ke belakang dimana mereka memanggil. Deven masih dengan emosinya dadanya naik turun sejak tadi berusaha mengatur nafasnya yang sesak.
Mereka bertiga menghampiri Anneth dan Deven. Bukan main mereka kaget dengan kondisi Deven dan Anneth. Nashwa melepaskan genggaman tangan Anneth di pergelangan tangan Deven. Gogo merangkul dan mencoba menenangkan Deven sementara Anneth masih menangis kini di peluk oleh Nashwa sama Raisya.
"Lo kenapa sih, Dev? Kenapa Anneth kaya gini? Lo apain? Kalau kalian ada masalah bicarain baik-baik dong jangan kaya gini, liat Anneth!" Omel Nashwa yang memarahi Deven. Anneth dipelukan Nashwa terus menggeleng-geleng kepala ia mau bilang kalau itu bukan salah Deven dan jangan memarahinya tapi bibirnya sulit untuk mengatakan itu semua.
Deven mendengar omelan Nashwa membuatnya semakin emosi. Ia melepas rangkulan Gogo dengan keras lalu dia pergi dari tempat itu meninggalkan yang lainnya.
"Ven! Deven kamu mau kemana!!!" Teriakan Anneth saat melihat Deven pergi meninggalkan mereka begitu saja.
"Udah Neth tenangin diri lo dulu mungkin Deven butuh waktu," sahut Gogo yang ikut prihatin dengan mereka sahabatnya itu.
"Ngga Wa dia ngga salah..." Anneth terisak sambil geleng-geleng.
"Udah Neth lebih baik sekarang kamu cuci muka sebentar lagi kita cek sound. Dari tadi kita cari kalian ngga nemu-nemu," ucap Raisya yang masih terus mengelus punggung Anneth menyalurkan kekuatan.
Anneth menurut ia mencuci mukanya dan merapihkan tampilannya, lalu mereka ke atas panggung untuk cek sound. Ternyata di atas panggung sudah ada Deven yang tampaknya sudah mencuci mukanya, tapi tetap saja auranya dingin, tatapannya.
Deven tengah duduk di pinggir panggung sambil memainkan mic-nya dan tengah menunduk. Anneth berbicara sebentar dengan ketiga temannya lalu ia menghampiri Deven dan duduk di sebelahnya. Anneth tidak menyerah untuk membuat Deven seperti sebelumnya karena sekarang ini bukan Deven yang dia kenal.
"Deven..." Panggil Anneth sangat lembut lalu mengelus punggung tangan Deven perlahan. Deven mendongkak dan menatap mata Anneth yang sembab tapi masih tetap menampilkan senyuman manisnya.
"Ke sana yuk bareng yang lain," bujuk Anneth dan menunjuk teman-temannya yang berjarak beberapa meter dari mereka berdua.
"Ga kamu aja," jawab Deven. Selepas tadi meninggalkan teman-temannya Deven pergi ke toilet mencuci mukanya dan berusaha meredam emosinya berusaha membuat mood-nya lebih baik untuk cek sound karena waktu Jakarta ia tidak ikut latihan.
"Sekali ini aja, Ven. Kamu sayang sama aku kan? Kamu bilang kamu ngga mau buat aku sedih kan? Aku mohon percaya sama aku, kamu itu kuat, aku bakalan temenin kamu dalam keadaan apapun. Aku lebih tau kamu dari pada mereka yang asal ngomong kaya gitu," Anneth mengelus pipi kanan Deven lembut. Kali ini Deven lebih tenang tanpa emosi sedikitpun.
"Tapi Neth-" Anneth langsung menutup mulut Deven dengan telunjuknya.
"Ngga ada tapi-tapian sayang... Kuncinya satu, percaya. Udah yuk gabung sama yang lain," Anneth berdiri dan mengulurkan tangan ke Deven untuk berdiri juga.
![](https://img.wattpad.com/cover/218127993-288-k692777.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBUAH KISAH #2 [COMPLETED]
Novela Juvenil~ Kisah dua hati yang berasal dari dunia musik ~ Ceritanya masih berlanjut ya, ke K.I.T.A see u❣️ Thank u gaes for support this story 🤗