Dua Belas

2.2K 121 6
                                    

Setelah pulang dari malang, mereka lanjut acara di Jakarta photoshoot, cover  lagu, dan sisanya digunakan untuk sekolah.

Sehabis banyak kegiatan seperti itu mereka free selama beberapa hari, tapi ternyata Kak Rifan mengabari mereka kalau ada salah satu sutradara film yang mau mengajak mereka berdua bermain film series yang ditayangkan di salah satu channel televisi. Setelah banyak pertimbangan, akhirnya mereka menerima tawaran tersebut.

"Jadi lawan main aku Anneth om?" Tanya Deven pada sutradara saat para pemain sedang breafing untuk film mereka.

"Iya, tapi sebelumnya kamu nanti lawan mainnya sama Joaquin," Deven yang mendengarnya kaget. Joa? Si Jo?

"Joa om? Lah orang nya mana?" Tanya Deven lagi.

"Besok waktu reading teks baru dateng," Deven mengangguk paham. Sebagain lagi sudah ia pahami bagaimana perannya.

***

Pukul 09.00 Deven dan Anneth datang ke lokasi syuting bersama Mama mereka.
Ternyata di sana beberapa banyak yang dikenal oleh Anneth dan Deven. Ada Mawar Eva, Keisha Alvaro, Joa, Devano, dan beberapa yang lainnya.

"Heii Dev akhirnya satu project sama lo juga," rangkul Devano pada Deven yang baru datang.

"Ah iya Kak gue akhirnya project bareng sama orang pro nihh," kekeh Deven.

"Bisa aja lo. Elo lah yang pro tokoh utamanya," sahut Devano. Deven hanya tertawa lalu ia menghampiri Keisha bersama Devano yang masih merangkulnya.

"Heyy Al, akhirnya kita bisa project bareng ya? Makin ganteng aja," ujar Deven yang menyalami Keisha ala cowok.

"Gue emang ganteng dari dulu, Dev, sans ae," mereka tertawa.

Setelah semua pemain datang, mereka satu-satu diberikan teks naskah untuk reading teks dan memahami karakter menjadi tokoh tersebut.

"Hullaaa Joa King nanti lo jadi partner gue hahaha," Deven baru saja datang dan kini menghampiri Anneth, Joa, dan beberapa pemain lain yang belum Deven kenal.

"Malesin sebenernya, apalagi sama loo dihh," cibir Joa.

"Serah. Geser-geser gue mau duduk sebelah Anneth," Deven mengusir Joa yang duduk di sebelah Anneth.

"Ngga. Siapa yang duluan? Gue kan? Yaudah jadi lo pergi jauh sanaa," usir Joa. Baru saja Deven mau berbicara sudah di potong oleh Anneth.

"Udah deh Pen cari yang kosong, lagian bosen tau deket kamu terus," sinis Anneth. Deven melotot.

"Ih nyebelin emang, untung pacar jadi sayang. Kalau bukan udah aku gorok-gorok deh," Deven pergi dari hadapan mereka berdua. Joa dan Anneth tertawa dengan reaksi Deven.

Deven yang pergi dari situ mencari tempat yang bisa membuatnya nyaman untuk membaca dan memahami teks.

"Kak Deven!!" Tiba-tiba ada yang memanggilnya, Deven menoleh ke kanan ada cewek sekitar umur 10 tahun rambutnya panjang dan sedikit bergelombang.

"Manggil?" Tanya Deven. Dia mengangguk, Deven pergi mengahampiri gadis itu. Ternyata gadis itu menyuruhnya duduk di sebelahnya yang sama juga sedang reading teks.

"Kenapa tau nama gu-aku?" Deven sedikit berfikir menggunakan kosa katanya.

"Tau dong, pemeran utamanya masa ngga tau sih. Oh iya kenalin namaku Jessica Kak," Jessica mengulurkan tangannya pada Deven, ia menerima jabatannya lalu merangkul gadis kecil itu.

Mereka kini sibuk membaca teks masing-masing. Jessica yang menghayati setiap kalimat perannya juga dengan Deven. Tapi, ketika mereka tengah asik dengan dunianya, Deven bangkit dari duduknya ia mau mengabari Anneth tapi lupa menyimpan handphonenya dimana. Deven mengecek saku kemeja dan celananya tapi tidak ada.

SEBUAH KISAH #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang