Setelah Betrand pergi, Deven masih asik dan menghiraukan Anneth yang tengah memainkan rambutnya. Deven sedang puasa berbicara.
"Venn..." Sahutan Anneth tidak digubris oleh Deven. Bahkan sampai Anneth memanggilnya beberapa kalipun tidak dijawab olehnya.
"Apa." Deven baru menjawabnya setelah entah keberapa kali Anneth memanggilnya. Tapi sahutan Deven begitu datar tanpa ekspresi.
"Ngapain ngambek-ngambek gini?!" Sarkas Anneth. Ia sudah mengambil alih handphone Deven yang sejak tadi menjadi alih perhatiannya.
"Siapa yang ngambek. Ngga ada. Mana hpku," ucap Deven yang sudah bangkit dari tempat duduknya. Ia mengulurkan tangan meminta hpnya kembali.
Karena Anneth malah diam dan tidak memberikan handphonenya, Deven memilih pergi dan meninggalkan Anneth di tempat. Anneth yang ditinggal begitu saja hanya mendengus kesal karena sikap Deven.
Tak lama dari itu mereka dipanggil untuk siap-siap naik panggung. Masing-masing dari mereka sudah memegang mic dan siap untuk memberikan tampilan yang terbaik.
Usai tampil, mama-mama mereka sudah membelikan makan malam untuk anak-anaknya jadilah mereka makan bersama-sama di backstage.
Deven dan Anneth masih enggan saling menyapa. Deven hanya memerhatikan Anneth yang berjarak beberapa langkah. Wajah gadis itu masih terlihat pucat.
Deven segera menghabiskan makanannya. Setelah itu ia mengambil obat dari tas kecilnya untuk Anneth. Ia menghampiri Anneth untuk memberikan obat tersebut juga mau mengambil handphonenya.
Anneth yang sedang asik dengan makannya harus mendongkak karena tiba-tiba ada yang mengulurkan tangannya di depan posisi duduknya.
"Buciners kita sudah kambek gaes," ucap Raisya yang tengah memerhatikan Anneth dan Deven di dekatnya.
"Apalagi sekarang udah satu manager project bareng terus nambah tuh bucinnya," sambung Uwa yang juga ada di sana. Mereka tertawa.
"Bucin itu menyehatkan," ucap Deven pada mereka yang tadi mengatakannya bucin.
"Hah? Menyehatkan gimana? Dikira makanan kali menyehatkan," ujar Raisya.
"Gini loh, bucin itu menyehatkan hati, perasaan, biar ngga sepi. Hahhaa. Jadi kan bucin itu membuat senang bersama orang yang di sayang nah efeknya itu menyehatkan gitulohh," jawab Deven dengan terkekeh.
"Terserah si Klepon aja kalau lagi bucinnya kumat gitu ngawur, tapi kalau galaunya kumat uring-uringan kayak ikan yang loncat ke darat," mereka yang disana tertawa karena ucapan Nashwa kecuali Deven.
"Ini obatnya di minum. Inget besok langsung ke Malang Meet and Great jangan nolak buat minum obat," Deven menyodorkan tablet obat dan botol minum ke arah Anneth dan Anneth menerimanya.
Ya. Benar besok mereka langsung ke Malang untuk mengisi acara Meet and Great Denneth. Sudah beberapa kota yang mengundang mereka untuk acara Meet and Great berdua.
"Udah ngga ngambekk?" Anneth mencolek pipi Deven yang duduk di depannya.
"Nanti lanjut kalau kamu udah sembuh," jawab Deven. Anneth terkekeh dengan jawaban Deven barusan.
"Mana ada. Ngga berlaku itu nanti," ujar Anneth dengan sisa tawanya.
"Hpku dimana Neth?" Tanya Deven. Anneth merogoh saku jaketnya memberikan handphone Deven pada pemiliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBUAH KISAH #2 [COMPLETED]
Подростковая литература~ Kisah dua hati yang berasal dari dunia musik ~ Ceritanya masih berlanjut ya, ke K.I.T.A see u❣️ Thank u gaes for support this story 🤗