Duapuluh Lima

2.3K 125 29
                                    

Sore ini Anneth menemani Deven yang manggung di Ibu Kota Jakarta bersama maminya sekaligus pulangnya mereka akan pergi ke butik mengambil baju mereka berdua untuk acara Award beberapa hari lagi.

Hari itu Anneth baru pulang photoshoot dan langsung datang ke acara Deven. Deven masih belum naik panggung, jadi mereka berdua mengobrol dengan Sharon dan Zara yang juga ada di acara tersebut sebagai pengisi acara seperti Deven.

"Heh kapan nih hangout lagi terakhir kapan tuh udah lama," ujar Sharon.

"Ah iya bener, kapan yaa?" Sahut Anneth.

"Si Anneth bucin terus sih. Kali-kali hangout jangan sama Deven nih.." ucap Zara yang meledek Denneth dan membuat Deven mendengus sebal.

"Ih gitu amat gaboleh lahh..." Sewot Deven.

"Hahaha gitu amat Ven kaya ngga mau Anneth jauh-jauh," kekeh Sharon saat mendengar ucapan Deven barusan.

Baru saja Deven mau berbicara, Kak Rifan memanggilnya untuk segera naik ke atas panggung terpaksa Deven mengangguk dan meninggalkan mereka bertiga.

"Aduh lucu deh tuh pacar lo, Neth," tawa Zara setelah Deven berlalu meninggalkan mereka.

"Eh waktu party lo, gue sama Kim ketemu dia loh, Neth. setelah beres nyanyi bareng-bareng tapi dianya kaya sebel sama kesel gitu," ucap Sharon ketika teringat beberapa bulan lalu saat party Anneth ia memanggil Deven.

"Hah gimana?" Bingung Anneth, ia berusaha mengingat-ingat yang dimaksud oleh Sharon.

"Iya mukanya beda lah. Terus gue panggil tadinya mau ngobrol-ngobrol eh dia dapet telfon, terus jawabnya ketus gitu gatau dari siapa, habis itu dia pamit pergi deh," jelas Sharon lagi. Zara mendengarkan saja karena saat itu Zara tidak datang di party Anneth.

"Ohh kayaknya habis di telfon Joa soalnya yang lain nyariin tapi dia malah kabur," jawab Anneth.

"Kenapa sih emang ada apa waktu party lo?" Zara penasaran dengan ceritanya.

"Ah lo sih pake ngga dateng segala. Rame tau ada yang duet hahaha," ledek Sharon. Tawanya begitu puas sekali. Anneth menatapnya tajam.

"Kayanya gue doang yang ketinggalan hot news tentang couple satu ini deh. Shar kasih tau kek apaa," rengek Zara dengan suara serak khasnya.

Mereka asik membahas tentang party Anneth sampai ke akar-akarnya, sesekali mereka meledek Anneth dan menertawakannya, tapi itu hanya becanda mereka.

Obrolan mereka terhenti ketika mereka harus kembali ke aktivitas mereka masing-masing. Deven dan Anneth bersama Mama mereka kini sudah di perjalanan menuju butik langganan mereka untuk mengambil baju Deven dan Anneth.

Saat itu mereka mengukur dan menanyakan desain baju yang pas untuk ke acara award nanti. Rancangan yang diperlihatkan saat itu adalah jas untuk Deven, tapi bukan jas yang formal seperti biasanya kali ini jasnya ada pernak-perniknya berwarna gold. Sementara Anneth dress selutut yang begitu mewah berwarna gold dipadu grey.

Mama mereka begitu antusias dengan anak-anak mereka yang diundang pada acara award nanti, jadilah mereka semangat memberikan tampilan terbaik untuk anak mereka.

Setelah mengambil bajunya, mereka pergi ke mall untuk membeli kebutuhan yang lainnya seperti high heels dan pantopel. Anneth dan Deven mengikuti saja langkah Mama mereka yang membawanya keliling toko di mall.

"Mami, jangan tinggi-tinggi heels nya pegel tau pake heels," protes Anneth saat maminya memilih heels yang menurutnya terlalu tinggi.

Deven di sebelahnya terkekeh karena dari tadi Anneth terus protes pada maminya. Sementara Deven sudah mendapatkan sepatunya yang dipilihkan oleh Mama tercinta. Sebenarnya tadi Deven juga sempat protes dan meminta menggunakan sepatu sport saja, tapi mamanya langsung memelototi Deven.

SEBUAH KISAH #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang