Duapuluh Tiga

1.7K 112 13
                                    

Selama masa ngambek Anneth berlangsung, Deven hanya bisa diam tidak mengganggu Anneth karena nanti juga Anneth akan chat dia duluan, pikir Deven. Jadilah dia jarang memainkan handphonenya dan lebih asik bermain gitar atau PS-nya.

"Dek... Bangun!! Udah siang yaampun. Bagunn cepetann!!" Teriak Kak Amel dari luar kamar Deven.

Sekarang sudah jam 11 siang tapi Deven belum juga bangun mentang-mentang ngga ada kegiatan jadi tidur sepuasnya. Hari ini weekend jadi Kak Amel ada di rumah dan sekarang tugasnya membangunkan adiknya yang kebluk sekali.

"Devenn bagunn!!!" Teriak Kak Amel lebih keras.

"HEMMMMMM." geram Deven. Ia malah semakin mengeratkan selimutnya untuk melilit tubuhnya.

"Bangun Dek kata Mama cepetan!! Mandii jangan jadi kuncen kamar."

"Iyaaa iyaaa ini bangun," Deven menyibak selimutnya. Ia duduk sambil bersandar ke ranjang mengucek-ngucek matanya.

Beranjak dari kasurnya, Deven mengambil bajunya dari lemari dan keluar kamar untuk segera membersihkan dirinya. Jalannya malas-malasan apalagi ia masih memikirkan Anneth kenapa sampai ngambek selama ini sudah empat hari lamanya.

Keluar kamar mandi dengan wajah lesu langsung duduk dan membuka tudung makanan karena perutnya sudah konser di dalam sana.

"Adek mau ikut ke supermarket ngga?" Tanya mamanya saat dirinya sedang menyantap makanan. Deven berhenti mengunyah kini menatap mamanya sambil berfikir sejenak.

"Eum, ngga deh dirumah aja mau main PS hehe," cengir Deven dengan makanan yang masih ada di mulutnya.

"Mau nitip jajanan ngga?" Tanya mamanya lagi.

"Apa aja deh Ma buat ngemil," jawab Deven sambil melahap suapan terakhirnya.

"Yaudah kalau gitu Mama sama Kak Amel berangkat dulu. Opung di kamar kalau manggil kamu langsung samperin,"

"Siapp Maa,"

Selesai makan ia pergi ke ruang tengah sambil membawa cemilan dan minuman yang ada di dalam kulkasnya. Menghabiskan siang hari dengan bermain PS sedikit menghilangkan bosan dan jenuhnya.

Ia memilih bermain soccer favoritnya selain smackdown. Deven mengatur semuanya, bahkan nama pemainpun ia ganti dengan nama Spiderman, Capt. Marvel, Superman, Tom Holland, Deven ganteng, Harry style, dll.

"Hahaha nama yang ucull," kekehnya sendiri.

Start. Kini Deven sudah asik dengan permainannya, walaupun bermain dengan komputer teriakannya selalu mendominasi ruangan apalagi jiga melawan kakaknya pasti akan lebih berisik dan bahkan bisa sampai lempar-lempar bantal sofa yang ada didekatnya.

Tengah permainan yang seru handphonenya menyala dan menampilkan nama sang pacar disana. Deven mengangkatnya dan masih meneruskan permainan itu. Ia letakkan handphone di atas pahanya, jadi kamera hanya menampilkan sebagian kepalanya. Anneth mem-video call-nya.

Ya Neth?

(Anneth diam)

Kenapa yang?

Ngga, lg main ps ya?

Aduh! Pake jatoh segala si Tom Holland payah! (Seru Deven yang mengabaikan ucapan Anneth)

Eh apa tadi?

Nggaaaa

Masih ngambek?

SEBUAH KISAH #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang